Kesenian Budaya, Tari Lengger Lanang Banyumas

Putri Dwi Lutfia
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto
Konten dari Pengguna
18 Mei 2022 12:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Dwi Lutfia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Kesenian budaya sudah seharusnya selalu dilestarikan guna untuk mempertahankan sesuatu yang diwariskan oleh para leluhur kita. Dan salah satu kesenian budaya yang ada di Kabupaten Banyumas adalah Tari Lengger Lanang, yang merupakan tarian tradisional yang khas berasal dari daerah Banyumas, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Tarian ini dimainkan oleh 2 sampai 4 orang penari. Tari lengger lanang itu sendiri mempunyai keunikan yaitu sama dengan namanya tari lengger lanang, yang di mana tarian ini dimainkan oleh laki-laki yang berdandan layaknya perempuan dengan pakaian khas.
Tari lengger ini sendiri sebagai pengucapan rasa syukur atau wujud doa atas kesuburan serta melimpahnya hasil panen yang baik, yang sang pencipta telah berikan kepada para tani tersebut.
Kesenian tari lengger lanang ini diiringi oleh musik calung. Untuk dandananya mulai dari rambut dibuat model konde atau sanggul yang dihiasi dengan bunga melati ataupun kanthil dan terdapat juga beberapa hiasan perak atau emas di ujung atas yang akan ikut bergoyang seiring gerakan sang lengger. Tubuh sang penari lengger dibalut dengan kemben dan juga jarit (kain batik) dan stagen dibagian pinggang serta dilengkapi pula dengan sampur (selendang yang dipakai lengger untuk menari). Sampur biasanya digunakan penari lengger untuk menarik salah seorang penonton. Penonton yang mendapatkan kalungan selendang tersebut atau sampur ini maka mendapatkan kesempatan untuk menari bersama sang penari lengger.
Sumber: Instagram milik Rianto, @rianto_rds
Sang maestro lengger lanang Banyumas, Mas Rianto adalah penari lengger lanang yang sudah berhasil membawakan tariannya di puluhan negara. Menjadi penari lengger bukan untuk tujuan ekonomi, tapi untuk spiritual. “penari lengger menari bukan untuk event-event saja tapi menari untuk kehidupan”. Kisah hidupnya diangkat oleh sutradara Garin Nugroho dalam film Kucumbu Tubuh Indahku, yang telah berhasil meraih delapan piala Citra, dan menjadi wakil Indonesia untuk dinominasikan di Piala Oscar 2020.
ADVERTISEMENT
Mas Rianto sangat terinspirasi dengan tema ketubuhan, “karena dari kecil ada banyak tantangan dalam hidup saya. Memori ini membekas, tubuh saya merekam semua perjalanan itu,” ujar Mas Rianto.
Cita-citanya, adalah menjadi seperti sang idolanya, yaitu almarhum Dariah seorang maestro lengger.
Banyak orang berstigma negatif terhadap lengger lanang, namun berbeda dengan sang maestro lengger di Banyumas, Mas Rianto, lengger ini sebenarnya sebagai pelebur antara feminim dan maskulin yang ada pada tubuh manusia. “Lengger” sama dengan “Jengger” dalam arti Jawa yaitu darani leng jebule jengger yang dapat di artikan bahwa dikira perempuan ternyata laki-laki. Ketika melihat lengger, manusia memiliki stigma negatif seperti adanya erotis dan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender). Namun, hal ini tidak benar, mereka hanya sekedar mendalami sebuah peran sebagai seorang penari saja, ujar Mas Rianto.
ADVERTISEMENT
Kita sebagai anak muda generasi penerus bangsa harus berbangga karena kita dilahirkan di negara Indonesia yang memiliki berbagai macam budaya dan tradisi. Dengan ikut melestarikan budaya lokal yang kita miliki. Salah satu pesan yang Mas Rianto sampaikan “Jangan banyak bicara, tetapi perbanyaklah memahami. Jangan terlalu banyak menghakimi, tetapi belajarlah untuk terus mencintai”.