Overthinking, Tidak Selalu Berpengaruh Negatif?

Putri Dwi Lutfia
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto
Konten dari Pengguna
29 April 2022 19:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Dwi Lutfia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Pexels (https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-duduk-di-papan-kayu-2865901/)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Pexels (https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-duduk-di-papan-kayu-2865901/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang tidak pernah mengalami overthinking?
Tentunya semua orang pasti pernah mengalami yang namanya overthinking. Overthinking merupakan istilah yang biasa disebut bagi orang-orang yang terlalu banyak memikirkan suatu hal. Perasaan cemas, khawatir merupakan bagian dari efek overthinking dan itu adalah hal yang wajar bila dialami, namun ada kalanya perasaan itu muncul terlalu besar hingga membuat pikiran-pikiran buruk muncul dan akhirnya itu membuat kita terganggu.
ADVERTISEMENT
Overthinking saat ini sudah menjadi pembicaraan yang melekat di kalangan anak muda/ remaja. Kebanyakan seseorang perempuan lebih overthinking dibandingkan dengan laki-laki, hal ini ada sebab adanya sebuah stereotip populer yang mengatakan bahwa perempuan lebih sering memikirkan banyak hal dibandingkan laki-laki.
Ada beberapa orang mengatakan bahwa, waktu di mana situasi orang akan overthinking yaitu waktu di mana malam hari akan berganti pagi hari, di situasi inilah beberapa orang berpendapat. Hal ini bisa muncul karena di mana waktunya seseorang untuk istirahat atas lelahnya pikiran, tenaga, dan juga mental dari segala hal kegiatan. Tetapi hal itu tidak dilakukan, yang akhirnya membuat dirinya memikirkan sesuatu hal. Ketika sedang overthinking banyak kalimat yang terpikirkan oleh otak kita, seperti ini bagaimana?, apakah ini semua baik-baik saja?, apakah ini pantas?, apakah yang dilakukan ini benar?, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Setiap orang punya cara berpikir yang berbeda-beda, begitu pun juga cara mereka mengatasi ataupun menghindarinya. Walaupun overthinking itu tidak bisa dihilangkan namun bisa diatasi maupun dihindari meski hanya sementara.
Tetapi overthinking tidak selalu memiliki pengaruh yang negatif, melainkan bisa juga berpengaruh positif, misalnya saja:
1. Mudah untuk introspeksi diri
Membuat kamu lebih mudah untuk menemukan kesalahan pada diri sendiri. Dengan menyadari dari awal, maka kamu bisa melakukan introspeksi diri sehingga bisa belajar dari kesalahan di masa lalu dan memperbaiki kekurangan yang ada.
2. Hati-hati dalam mengambil sebuah keputusan
Akan lebih berhati-hati dalam memutuskan sesuatu dengan mempertimbangkan banyak hal, sehingga setiap keputusan yang diambil tidak akan memberikan kerugian baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
ADVERTISEMENT
3. Siap dengan kemungkinan terburuk
Di mana kamu akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan dan bertindak. Ketika ada yang tidak sesuai dengan rencana, kamu tidak akan merasa kecewa karena sudah memperkirakan sebelumnya. Dan sebaliknya, maka akan menjadikan seorang yang lebih percaya diri karena tidak takut akan kecewa lagi.
4. Peka terhadap sekitar
Kebiasaan berpikir berlebihan/ overthinking juga bisa membuat seseorang lebih memperhatikan hal-hal detail di sekitarnya. Sebab, menjadikan kita lebih peka bahkan sampai hal terkecil. Itu juga merupakan hal yang bagus karena lebih peka terhadap sekeliling.
Beberapa hal positif dari overthinking yang jarang banyak orang sadari. Kini, kamu telah mengetahui bahwa sifat overthinking yang berlebihan tidak semuanya negatif atau buruk, bukan?. Namun, sesuatu hal yang berlebihan itu juga bisa berakibat buruk. Jadi, berpandai-pandailah mengelola overthinking-mu ya!
ADVERTISEMENT
Dalam buku “The Boy, The Mole, The Fox, and The Horse” karya penulis Charlie Mackeys, beliau menuliskan ada sebuah kisah anak laki-laki bersama kudanya. Dalam tulisan tersebut “ada anak laki-laki dengan seekor kudanya yang sedang berada di dalam hutan, anak tersebut mengatakan kepada kudanya bahwa aku tidak melihat adanya jalan keluar, dan seekor kuda pun mengatakan bisakah kamu melihat langkahmu yang selanjutnya?, dan anak laki-laki itu menjawab YA, kemudian sang kuda pun mengatakan maka ikuti saja langkah itu”.
Makna dari kisah dalam buku tersebut menunjukkan bahwa, sepanjang waktu kita hanya melihat ke tujuan kita saja, tanpa memikirkan masa depan, kita memikirkan bagaimana akhirnya, kita memikirkan seberapa jauh perjalanan, dan kita merasa terbebani dengan semua itu, maka dari pada kita fokus ke hal-hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Lebih baik mengatakan kepada diri kita sendiri bahwa “aku tidak khawatir tentang semua itu karena, aku akan sampai ke sana dan setiap langkah yang kuambil membuatku lebih dekat dengan tujuanku. Maka jangan khawatir sejauh apa jaraknya yang perlu ku fokuskan saat ini adalah langkahku selanjutnya."