Jangan Sampai KIP Kuliah Salah Sasaran

Putri Faradila
Mahasiswa Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
2 Mei 2023 19:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Faradila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Foto: Dok. Kemdikbud
zoom-in-whitePerbesar
Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Foto: Dok. Kemdikbud
ADVERTISEMENT
Program Bidikmisi dan KIP Kuliah merupakan upaya dari pemerintah untuk mendukung keluarga yang tidak mampu untuk menempuh perguruan tinggi. Dari data Kemendikbudristek mengungkapkan bahwa KIP Kuliah adalah program beasiswa transformasi yang sudah ada sejak tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Program ini lanjutan dari program beasiswa Bidikmisi yang berjalan sejak tahun 2010. Sampai 2022, Program Bidikmisi dan KIP Kuliah telah membiayai lebih dari 1 juta mahasiswa.
Program beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) tengah viral di medsos. Banyak warganet yang protes dengan mengeluhkan pemberian KIP Kuliah yang dinilai salah sasaran. Pasalnya saat ini viral bahwa KIP Kuliah ini digunakan dengan sembarangan oleh penerima beasiswa.
Salah satunya karena ditemukan bahwa penerima beasiswa justru sanggup membeli produk elektronik mahal yang sifatnya tersier. Bahkan ada yang beli tablet baru, padahal sudah memiliki laptop. Bahkan ada penerima beasiswa KIP Kuliah yang salah suka nonton konser. Padahal, terdapat mahasiwa lain yang harus mencari uang lantaran tidak mendapatkan bantuan dana dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
Program KIP Kuliah ini sebenarnya sudah bagus. Banyak yang terbantu dengan program KIP Kuliah ini yang awalnya tidak bisa kuliah jadi bisa kuliah dan melanjutkan masa depannya yang lebih baik lagi.
Jika program KIP Kuliah ini di hapus kasihan mereka yang benar-benar membutuhkan biaya kuliah karena biaya kuliah yang memang mahal. Yang menjadi pokok permasalahan di sini adalah gaya hidup penerima beasiswa KIP kuliah.
Ilustrasi beasiswa. Foto: Shutter Stock
Kalau anak ini menerima KIP Kuliah berarti untuk memenuhi kebutuhan primer (pendidikan) butuh bantuan, tetapi kenapa malah buat kebutuhan tersier uangnya ada, kenapa tidak dipakai atau disimpan buat kebutuhan primer lainnya.
Untuk memperoleh KIP Kuliah diadakan seleksi untuk memberikan bantuan kepada mahasiswa yang tidak mampu untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Sayangnya, tetap ada mahasiswa yang kurang mampu yang gagal mendapatkan bantuan ini.
ADVERTISEMENT
Selama ini, beasiswa KIP jadi solusi bagi orang yang tidak mampu membayar pendidikan, terlebih orang yang tidak mampu tetapi berprestasi. Meski sistem seleksi KIP Kuliah ini menggunakan sistem tetapi penerima beasiswa KIP Kuliah ini masih dari deretan orang kaya. Beasiswa KIP Kuliah kerap kali salah sasaran.
Pelaku yang memanipulasi data pemberkasannya. Mulai dari surat-surat yang dibuat sendiri biasanya hal ini dilakukan oleh orang yang ingin memperoleh dana gratis untuk memenuhi hasrat pribadi bahkan tidak malu untuk menunjukkan secara langsung kalau mereka mampu.
Mereka malah menghambur-hamburkan uang negara yang seharusnya tak mereka terima. Sedangkan mereka yang berhak menerima KIP Kuliah ini malah terpaksa menjalani nasib yang sepedih-pedihnya.
Yang menjadi pertanyaan saya adalah tidak malukah mereka memakan bahkan berfoya-foya dengan memakan hak orang lain demi biaya kuliah yang sebenarnya masih bisa orang tua mereka penuhi. Sangat disayangkan nyatanya masih banyak orang yang rela melakukan ini semua demi kepuasan sendiri dan mengabaikan kesusahan temannya di luar sana.
Ilustrasi belanja. Foto: Shutter Stock
Lalu bagaimana dengan pemerintah sendiri? Meski persoalan ini sering terjadi dan sudah banyak bukti yang sejelas-jelasnya, kenapa hal ini masih sering terjadi dan tidak ada pemberesan? Bagaimana bisa dengan persyaratan yang segunung itu masih bisa salah sasaran? Jika pemerintah tidak mampu menyeleksi, maka serahkan saja kepada yang lebih mampu.
ADVERTISEMENT
Sungguh sangat disayangkan dengan program yang sangat bagus dan membantu mereka yang tidak mampu dan punya segudang prestasi untuk terus melanjutkan pendidikan tinggi untuk membangun bangsa yang lebih baik ke depannya terpaksa harus menelan kepahitan hidup yang tidak adil bagi mereka.
Di mana KIP Kuliah yang harusnya mereka terima malah diterima oleh teman mereka yang merupakan kalangan atas. Tidakkah kalian malu akan Tindakan kalian yang rela memakan hak teman kalian, bahkan hingga memalsukan data?
Bagaimana dengan pemerintah mengapa hal ini sering kali terjadi? Mengapa harus sering salah sasaran? Kenapa selalu kecolongan dengan banyaknya persyaratan yang harusnya meminimalisasi kesalahan sasaran KIP Kuliah ini.