Konten dari Pengguna

Siklus Datang dan Pergi

Putri Fatimah
Mahasiswa Jurnalistik di Politeknik Negeri Jakarta.
6 Juli 2021 13:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Juli 2021 16:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Fatimah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang pria dan milky way Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria dan milky way Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Aku seorang wanita yang sekarang dilabeli sebagai mahasiswa, tentu sudah tidak kaget merasakan siklus datang dan perginya seseorang. Entah dia yang hanya sementara singgah dengan pamit atau dia yang bertahan lama namun memutuskan untuk enyah entah ke mana.
ADVERTISEMENT
Awalnya memang aku menolak semua orang yang datang lalu pergi di hidupku. Namun, lagi-lagi aku bertanya, “untuk apa?” Iya, untuk apa aku meminta orang-orang itu untuk menetap lebih lama? Toh, memang tidak ada yang abadi. Di hidup ini semua akan menjadi kenangan pada waktunya.
Baik dalam hubungan pertemanan atau dalam ikatan perasaan. Tidak ada yang membedakan, jika seseorang hendak pergi, dia akan pergi dengan atau tanpa pamit. Mungkin dulu aku bersi keras mempertahankan semuanya, sampai di mana aku sadar bahwa semua orang memang semestinya berlalu-lalang untuk aku belajar.
Belajar bahwa semuanya tidak ada yang abadi, pelan-pelan mencoba untuk merelakan yang memang belum semestinya ditakdirkan. Belajar bagaimana rasanya ikhlas tanpa ada setitik beban di benakku. Belajar memahami isi kepala yang berbeda dan out of the box pula aku belajar sifat-sifat dan tingkah laku orang lain terhadapku.
ADVERTISEMENT
Banyak sekali ternyata pelajaran yang aku dapat dari semua itu. Selalu aku ingat, hidup itu tidak hanya berjalan satu arah mengikuti egoku. Mungkin aku akan selalu mendapati orang-orang yang datang lalu pergi. Jika dirasa mungkin memang sulit, namun setelah aku mengikuti prosesnya, ternyata aku mampu.
Siklus datang dan pergi merupakan salah satu pendewasaan diri untukku. Ia selalu mengingatkan bahwa tidak ada yang abadi di kehidupan ini. Mau seberapa lama aku mempertahankan atau seberapa erat aku menggenggam, jika seseorang itu harus pergi maka apa yang aku usahakan akan percuma.
Namun, itu semua bukan berarti aku takut lalu menutup diri dan tidak mau beradaptasi dengan lingkungan baru. Justru dengan pelajaran dan pengalaman yang aku dapat dari datang dan perginya seseorang, aku semangat menjelajah dan mengenal orang baru yang berbeda dari orang-orang yang pernah aku temui. Tidak perlu takut untuk sendiri, ingat, dunia itu luas dan tidak ada yang abadi di dunia ini.
ADVERTISEMENT
(Putri Fatimah/Politeknik Negeri Jakarta)