Kota Malang Semakin Padat, Penduduknya Hipertensi?

Putri Indah Wati
Mahasiswa jurusan Sosiologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
13 Desember 2022 11:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Indah Wati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pemeriksaan hipertensi. Sumber foto: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemeriksaan hipertensi. Sumber foto: pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penyakit yang seringkali familier di telinga masyarakat adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi sangat identik sebagai penyakit akibat gaya hidup dan tekanan pikiran. Orang-orang yang terkena hipertensi, biasanya akan distigma mudah emosi karena tekanan darahnya yang cepat naik.
ADVERTISEMENT
Maka tak heran jika penyakit darah tinggi ini sangat berhubungan dengan tingkat stres seseorang. Pun lebih dari itu, seseorang yang ditinggal di kota-kota besar akan sangat berpotensi menderita hipertensi. Kota Malang misalnya, yang sudah sangat akrab dengan kepadatan. Sehingga, penduduknya berpotensi mengalami gangguan hipertensi.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal dalam jangka waktu yang lama. Jika diukur dengan tensimeter, hasil pengukuran tekanan darahnya akan menunjukkan 140/90 mmHg. Maka, dapat dikatakan bahwa hipertensi merupakan kondisi tekanan darah seseorang melebihi batas-batas normal.
Hipertensi seringkali disebut sebagai silent killer karena dapat membunuh seseorang secara mendadak tanpa adanya gejala. Walaupun terdapat gejala biasanya seseorang hanya akan menganggapnya sebagai gangguan biasa, sehingga tidak terlalu dihiraukan. Maka tak heran, jika saat ini terdapat 76% kasus hipertensi di masyarakat yang diprediksi belum terdiagnosis.
ADVERTISEMENT
Salah satu kota dengan kasus hipertensi terbanyak adalah Kota Malang. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Malang, hipertensi merupakan jenis penyakit terbanyak yang diderita masyarakat Kota Malang selama tahun 2020 dengan jumlah keseluruhan mencapai 35.641 kasus. Merupakan sebuah peningkatan, karena pada tahun 2017 hingga tahun 2019 penyakit terbanyak yang diderita masyarakat Kota Malang adalah Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA).
Sebenarnya hipertensi bukan hanya masalah yang ada di Kota Malang saja. Hipertensi sampai saat ini masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju maupun berkembang. Menurut American Heart Association (2013), sebanyak 77,9 juta orang atau satu dari tiga orang dewasa di Amerika Serikat memiliki tekanan darah tinggi.
Salah satu faktor penyebab hipertensi adalah kepadatan penduduk yang memicu terjadinya stres. Kepadatan dapat disebabkan oleh semakin banyaknya penduduk. Hal ini juga menyebabkan banyaknya permukiman kumuh. Kepadatan sangat identik dengan kota-kota besar, salah satunya adalah Kota Malang.
ADVERTISEMENT
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Malang tercatat bahwa tahun 2020, jumlah penduduk kota Malang berjumlah 874.890 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 7.949,2 jiwa/ km². Dengan demikian, tak heran jika di Kota Malang banyak sekali ditemukan permukiman padat penduduk. Tercatat ada beberapa daerah padat penduduk di Kota Malang. Diantaranya adalah Kampung Arema, Kampung Warna-Warni dan kampung-kampung lain di sekitar bantaran Sungai Brantas.
Meskipun Kampung Warna-Warni, Kampung Jodipan dan Kampung Arema telah menjadi tempat wisata yang menarik, tak dapat disangkal bahwa kawasan ini merupakan kawasan padat penduduk dan termasuk dalam kategori permukiman kumuh. Harjanto (2019) menyebutkan bahwa kawasan Jodipan tepatnya di Kampung Muria, Kota Malang merupakan salah satu wilayah padat penduduk yang memiliki suhu ruangan rata-rata di atas 26°C untuk semua tipe bangunan baik kondisi jendela terbuka maupun tertutup. Kemudian, rata-rata luas rumah yang ada di kawasan ini adalah 30-45°C. Menunjukkan bahwa kawasan ini sangat berpotensi menyebabkan penduduknya mengalami hipertensi. Hal ini dapat terjadi karena suhu ruangan yang tinggi akan menyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah.
ADVERTISEMENT
Pada lingkungan yang panas, tubuh akan mengatur suhunya dengan mempercepat penguapan keringat melalui vasokonstriksi pembuluh darah dan suhu panas. Suhu panas yang terus menerus diterima oleh seseorang akan menyebabkan cepat merasa kelelahan dan memicu emosi menjadi tidak stabil. Sehingga, otak akan merespon untuk meningkatkan kadar hormon stres. Hal ini kemudian dapat membuat jantung bekerja lebih keras dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam waktu yang lama tekanan darah akan naik yang disertai meningkatnya denyut nadi, sehingga menyebabkan hipertensi.
Maka sebenarnya hipertensi tidak hanya disebabkan oleh faktor usia dan gaya hidup. Dengan ini dapat diketahui bahwa faktor tempat tinggat dan jumlah penduduk sangat berpotensi menyebabkan seseorang mengalami hipertensi.
REFERENSI
Gibran, M. H., Heriyani, F., & Djallalluddin. (2020). Hubungan Suhu Rumah dengan Kejadian Hipertensi. Homeostasis, 3(3), 441–446.
ADVERTISEMENT
Harjanto, S. T., Pramitasari, P. H., & Utomo, B. J. W. (2019). Karakteristik Konsumsi Energi Bangunan Pada Permukiman Padat Penduduk Di Kota Malang. PAWON: Jurnal Arsitektur, III(No. 1), 87–98.
Dinas Kesehatan. 2021. Profil Kesehatan Kota Malang 2020. Dinas Kesehatan Kota Malang.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2019. Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Kecamatan dan Jenis Kendaraan di Kota Malang (Unit), 2018-2020. Badan Pusat Statistik Kota Malang.