Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kognitif, Metakognitif, dan Konstruktivisme sebagai Pilar-pilar Pembelajaran
14 Oktober 2024 12:01 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Putri Intan Wahyuni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam dunia pendidikan, pemahaman tentang bagaimana orang belajar sangat penting untuk menciptakan pengalaman belajar yang efektif. Tiga konsep utama yang mendasari strategi pembelajaran adalah kognitif, metakognitif, dan konstruktivisme. Ketiganya berperan penting dalam membantu siswa belajar dengan cara yang lebih berarti dan aplikatif.
ADVERTISEMENT
1. Kognitif
Teori belajar kognitif fokus pada bagaimana individu memahami dan mengolah informasi. Misalnya, ketika seorang siswa belajar matematika, mereka mungkin mulai dengan memahami konsep dasar seperti penjumlahan. Ketika siswa memahami bagaimana angka bekerja, mereka bisa menerapkan konsep tersebut dalam situasi nyata, seperti menghitung total belanjaan di toko. Pengalaman ini membangun pemahaman yang lebih dalam dan membantu siswa berpikir kritis tentang masalah yang lebih kompleks.
2. Metakognitif
Metakognisi melibatkan kesadaran siswa tentang proses berpikir mereka sendiri. Contohnya, saat seorang siswa mengerjakan tugas, mereka mungkin memikirkan apakah metode belajar mereka efektif. Misalnya, jika mereka belajar dengan membaca buku teks tetapi merasa kesulitan memahami materi, mereka bisa mencoba teknik lain, seperti berdiskusi dengan teman atau menggunakan video pembelajaran. Dengan mengenali strategi yang berhasil dan yang tidak, siswa belajar untuk menyesuaikan pendekatan mereka, yang meningkatkan efektivitas belajar mereka.
ADVERTISEMENT
3. Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme menekankan pentingnya pengalaman dalam membgun pengetahuan. Misalnya, saat seorang guru mengajarkan tentang ekosistem, mereka bisa membawa siswa keluar ke taman untuk mengamati berbagai tanaman dan hewan. Siswa kemudian diajak berdiskusi tentang bagaimana elemen-elemen ini saling berinteraksi. Melalui pengalaman langsung, siswa tidak hanya mendapatkan informasi, tetapi juga belajar untuk mengaitkan pengetahuan baru dengan pengalaman mereka sehari-hari.
Menggabungkan ketiga pilar ini menciptakan lingkungan belajar yang kaya dan bermanfaat. Misalnya, dalam pembelajaran sejarah, seorang guru bisa meminta siswa untuk mengeksplorasi berbagai sumber informasi (kognitif), mendorong mereka untuk merefleksikan apa yang telah mereka pelajari dan bagaimana mereka belajar (metakognitif), serta mengajak mereka untuk berkolaborasi dalam proyek penelitian tentang tema tertentu (konstruktivisme).
Melalui penerapan teori kognitif, metakognitif, dan konstruktivisme dalam kehidupan sehari-hari membantu siswa tidak hanya mengumpulkan pengetahuan, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kolaboratif. Ketiga pilar ini membekali siswa untuk menjadi pembelajar mandiri dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
| Psikologi Pendidikan, 30 September 2024 |
ADVERTISEMENT