Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Strategi Jitu Menanamkan Kebiasaan Hemat dan Bijak Berbelanja pada Anak SD
21 April 2025 12:53 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kadek Putri Ita Purnami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Di era modern seperti saat ini, anak-anak semakin akrab dengan dunia konsumtif. Iklan yang menarik, kemudahan akses ke produk digital maupun fisik, serta budaya konsumsi di sekitar mereka membuat anak-anak cenderung mudah terjerumus untuk membeli sesuatu hanya karena keinginan sesaat mereka. Padahal, mengajarkan anak untuk hidup hemat dan bijak dalam berbelanja adalah bekal penting dalam kehidupan mereka kelak.
ADVERTISEMENT
Usia Sekolah Dasar (SD) merupakan masa yang sangat tepat untuk menanamkan nilai-nilai dasar dalam mengelola keuangan. Anak-anak yang sudah memasuki usia ini sudah mampu memahami konsep sederhana tentang uang, kebutuhan, dan keinginan. Jika sejak dini mereka sudah diajarkan untuk membedakan mana yang perlu dan mana yang hanya mereka inginkan, maka ketika dewasa mereka akan lebih bijak dalam mengelola pengeluaran.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua dan guru untuk secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran ini. Tidak hanya melalui nasihat saja, tapi juga melalui contoh nyata dan kegiatan yang menyenangkan.
Cara Mengajarkan Kebiasaan Hemat dan Bijak Berbelanja pada Anak SD
1. Gunakan Cerita atau Dongeng Edukatif
Anak SD sangat menyukai cerita. Gunakan dongeng atau kisah yang mengandung pesan tentang hemat dan bijak dalam menggunakan uang. Misalnya, cerita tentang dua tokoh: satu yang boros dan satu yang hemat, lalu tunjukkan perbedaan dampaknya. Cerita ini akan lebih mudah diingat dan memberi pelajaran yang menyenangkan bagi mereka.
ADVERTISEMENT
2. Libatkan Anak dalam Aktivitas Belanja Kecil
Ajak anak saat berbelanja kebutuhan rumah tangga. Beri mereka daftar kecil dan uang secukupnya untuk membeli barang tersebut. Ini akan membantu anak belajar membuat pilihan, membandingkan harga, dan bertanggung jawab atas uang yang digunakan.
3. Ajarkan Menabung dengan Tujuan yang Jelas
Tidak cukup hanya menyuruh anak menabung, tetapi arahkan mereka untuk menabung dengan tujuan. Misalnya, jika mereka ingin mainan baru, bantu mereka untuk menghitung berapa lama waktu yang mereka butuhkan untuk menabung agar bisa membelinya dari hasil tabungan mereka sendiri. Ini melatih kesabaran dan perencanaan mereka sejak dini.
4. Bermain Peran sebagai Penjual dan Pembeli
Permainan sederhana seperti bermain toko-tokoan bisa menjadi cara efektif untuk mengajarkan konsep uang, transaksi, dan pengambilan keputusan saat berbelanja. Anak bisa belajar bagaimana menjadi pembeli yang cerdas dan penjual yang jujur.
ADVERTISEMENT
5. Berikan Contoh Melalui Kebiasaan Sehari-hari
Anak belajar banyak dari apa yang mereka lihat. Ketika orang tua atau guru menunjukkan kebiasaan hemat, seperti membawa bekal sendiri, menabung secara rutin, atau menolak membeli barang yang tidak perlu, anak pasti akan menirunya tanpa disuruh. Konsistensi contoh ini sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak itu sendiri.
Menanamkan kebiasaan hemat dan bijak berbelanja bukan hanya sekadar soal keuangan, tapi juga merupakan bagian penting dari pembentukan karakter anak. Anak yang terbiasa hidup hemat akan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan bijaksana dalam mengambil suatu keputusan. Dalam jangka panjang, hal ini akan membantu mereka menghadapi tantangan kehidupan yang menuntut kecerdasan dalam mengelola sumber daya.
ADVERTISEMENT
Peran orang tua dan pendidik sangatlah penting dalam proses ini. Pendidikan finansial tidak harus rumit yang terpenting adalah bagaimana cara menyampaikannya dengan cara yang sederhana dan mudah dimengerti oleh anak tersebut, menyenangkan, dan penuh keteladanan. Dengan membiasakan anak-anak untuk berpikir sebelum membeli dan menghargai nilai uang, kita sedang membantu mereka membangun masa depan yang lebih baik. Karena pada akhirnya, anak-anak yang bisa mengelola keuangan dengan bijak adalah anak-anak yang juga mampu mengelola hidupnya dengan baik.
Kadek Putri Ita Purnami, Mahasiswi PGSD Universitas Pendidikan Ganesha