Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Gawai menjadi Adiksi bagi Anak-Anak
4 Desember 2021 10:51 WIB
Tulisan dari Putri Larasati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pada zaman sekarang, teknologi makin canggih seiring berjalannya waktu sehingga gawai menjadi salah satu dampak buruk bagi anak-anak. Hal ini terjadi karena banyaknya anak-anak sekarang lebih memilih menghabiskan waktu masa kecilnya dengan gawai dibandingkan melakukan aktivitas di luar rumah seperti bermain sepak bola atau bersepeda.
ADVERTISEMENT
Tidak ada larangan menggunakan gawai untuk keperluan penting bagi anak-anak terutama di saat pandemi pelajaran sekolah yang mengharuskan untuk secara daring. Akan tetapi, ada batasnya saat menggunakan gawai dengan pengawasan dan itu harus dimulai dari orang tua untuk mengajarkan kepada anaknya supaya tidak kecanduan.
Hasil survei oleh Common Sense Media di Philadelphia menyatakan bahwa anak-anak berumur 4 tahun mempunyai gawai sendiri tanpa pengawasan orang tua. Sementara itu, sekitar 70 persen orang tua mengaku mengizinkan anak-anaknya bermain gawai saat sedang sibuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Namun, apakah tidak memikirkan dampak yang akan didapatkan generasi anak sekarang jika kejadian tersebut tidak ada perubahan? Betapa muda sekali di usianya yang seharusnya melakukan aktivitas secara aktif berinteraksi dengan teman sebayanya daripada lebih memilih gawai.
ADVERTISEMENT
Menurut Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial bernama dr. Catherine Mayung Sambi mengatakan, “Kalau sering nonton (gadget), jadi sering duduk, input untuk belajar bergerak juga jadi berkurang, secara otot dan tulang juga kurang banyak terstimulasi," ujarnya dalam webinar RSPI: Pertumbuhan & Perkembangan Balita. Dari pernyataan tersebut dapat disimak bahwa gadget memengaruhi kesehatan fisik terhadap anak-anak yang seharusnya berkembang dengan sempurna kini mengalami komplikasi pertumbuhan. Disebabkan otot dan tulang akan menjadi tidak lurus dapat memungkinkan bermasalah seperti osteoporosis kelak dewasa jika setiap hari posisi duduknya membungkuk.
Setiap permasalahan tentu ada solusinya. Pertama adalah orang tua harus melakukan perubahan sikap yang awalnya gawai selalu digunakan kini diubah menjadi jarang menggunakan gawai. Kedua mengajak anak-anak pergi keluar untuk beraktivitas entah itu taman bermain atau sekadar keliling komplek rumah, dan ketiga meluangkan lebih banyak waktu dengan anak-anak seperti mengajak komunikasi setiap hari serta mengajak bercanda. Jika tiga solusi ini diterapkan secara rutin terjamin anak-anak berkembang lebih pesat apabila diajak interaksi dan berkomunikasi.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan, adanya gawai sangat menguntungkan untuk kehidupan sehari-hari. Namun, perlu dibatasi dan pegawasan dari orang tua. Oleh karena itu, setiap orang tua menginginkan anaknya tumbuh sehat secara fisik dan mengurangi sikap buruk dalam hal kecanduan penggunaan gawai melalui interaksi dengan teman sebayanya
Sumber:
- https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/25/080400623/kecanduan-gadget-ganggu-tumbuh-kembang-anak-ini-tips-menguranginya?page=all
- https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20151103093518-185-89078/tingkat-kecanduan-gadget-di-usia-dini-semakin-mengkhawatirkan