Hijrahku untuk memberikan surga bagi kedua orangtua

Puput
Hamba Allah
Konten dari Pengguna
7 Juni 2018 15:52 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Puput tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hijrahku untuk memberikan surga bagi kedua orangtua
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Saya merupakan hamba Allah yang sedang bekerja disalah satu perusahaan kontraktor di Jakarta. Perjalanan hijrahku memakan waktu cukup panjang terhitung dari 7 tahun yang lalu hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Bermula dari konflik kedua orangtua yang membuatku berfikir sudah tidak lagi rasional, mencari kesenangan diluar tanpa merasakan rasa berdosa. Seakan-akan hati terasa gelap, tidak bisa membedakan baik-buruknya sikap dan halal-haramnya sesuai dengan syari'at agama.
Waktu itu saya sedang mengenyam pendidikan di bangku Sekolah Menengah Atas, saya menjalin hubungan dengan sesosok pria yang berbeda keyakinan, tidak ada sesuatu yang spesial dengan hubungan kami. Akan tetapi yang saya rasa kala itu hanya ingin mencari kebenaran atas kehidupan dalam permasalahan yang menimpa keluarga kami. Saya menentang akan ketidakadilan Allah sehingga saya hampir terperosok dalam kemurtadan.
Ketika itu saya sedang benar-benar putus asa dan marah bahkan untuk shalat pun saya sudah lama tidak menunaikannya. Pada puncaknya atas segala kemarahan saya, pada saat itulah rahmat Allah datang melalui Kajian ceramah yang saya perdengarkan di youtube. Yang berisi :
ADVERTISEMENT
Seketika saya merasakan hamba yang paling hina, "bagaimana caranya agar Allah dapat mengampuni segala dosa saya, bahkan saya tidak ingin membuat kedua orangtua menanggung atas segala kesalahanku di Akhirat kelak". Ujarku
Detik itu pun saya langsung bertaubat, meminta pengampunan atas segala dosa yang diperbuat dimasa lalu. Bahkan saya mengakhiri untuk tidak menjalin hubungan kembali. Pada saat inilah perjalanan hijrahku di mulai, memantapkan hati untuk berjilbab dan memperbaiki ibadah.
Selepas kelulusan SMA saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke luar kota dengan bekal keimanan kepada Allah, semoga Allah mempermudah jalan hijrahku. Allah sesuai dengan prasangka hambanya, alhamdulillah saya ditempatkan pada lingkungan yang selalu mendawamkan amal-amalan Allah beserta sunnah Rasul-Nya.
Dipertengahan jalan menuju hijrah, Allah menguji keimanan saya dari sisi "Perekonomian Keluraga". Kehidupan yang dulunya serba berkecukupan, Allah uji dengan serba kekurangan. Tidak ada yang dapat saya ucapkan selain beristighfar kepada Allah. Jangankan untuk membayar uang kuliah, untuk makan sehari-hari pun kami susah. Tidak ada lagi uang kiriman, yang saya lakukan saat itu berikhtiar untuk bisa bertahan hidup dan membayar uang kuliah. Ntah itu mengajar les private anak SD hingga bekerja part time berjualan kerudung. Apabila tidak ada uang untuk makan saya berpuasa, sekalipun ada rezeki cukup saya tabungkan untuk membayar segala kegiatan di perkuliahan.
ADVERTISEMENT
Cara saya bertahan hidup dengan memperbanyak beristighfar. Beristighfar untuk kelapangan rezeki kami sekeluarga. Proses hijrahku tidak seberapa berat dibanding dengan kesalahanku di masa lalu. Saya lakoni dengan sabar, yang pada akhirnya tepat 3 tahun 10 bulan saya lulus dengan predikat Sarjana Teknik. Inilah hal saya tunggu agar dapat memberikan penghasilan yang layak untuk kedua orangtua.
Ternyata perkiraan saya meleset, beberapa bulan setelah dinyatakan lulus sidang saya banyak sekali melamar pekerjaan berharap disegerakan memiliki pekerjaan tetap akan tetapi tidak ada satu perusahaan pun yang memanggil. Rasa kecewa pada sendiri selalu menghampiri bahkan ada rasa iri terhadap teman-teman yang sudah mendapatkan pekerjaan.
Konflik batin saat itu bergejolak, sesegera mungkin saya hilangkan dan memperbanyak istighfar, meyakini bahwa ini ujian dari Allah. Ini merupakan bentuk kasih sayang Allah untuk menaikan derajat hamba-Nya. Jalan terbaik Allah sesuai pada waktunya, kala itu saya diterima bekerja menjadi outsourcing dengan kontrak selama 3 bulan. Tak fikir panjang saya ambil tawaran itu, asal penghasilannya cukup untuk mengirimkan uang makan kelurga di kampung.
ADVERTISEMENT
Baru 2 bulan saya menikmati jalannya rezeki Allah, seketika Allah menimpakan lagi ujian tanpa jeda. Mau tidak mau saya harus menerima kenyataan bahwa kedua orangtua terlilit hutang riba sampai-sampai rumah pun akan ikut tersita. Semakin mantap jalan hijrahku, semakin Allah uji, semakin aku kencangkan ibadah-doa dan istighfarku. Subhanallah... begitu nikmat ujian yang Allah berikan.
Tibalah saatnya kontrak kerja habis, inilah fase dimana saya benar-benar ikhlas atas segala jalan yang Allah berikan. Minimal Allah mengampuni segala dosa saya dan kedua orangtua saya. Dari awal berhijrah hal yang saya takutkan adalah terjerumusnya kedua orangtua ke dalam neraka atas segala pertanggungjawaban yang telah saya perbuat di masa lalu.
Allah maha memberi jalan terhadap hambanya yang ikhlas, tidak disangka-sangka Allah memberikan rezeki diluar perkiraan manusia. Saat itu saya menerima telf langsung dari seorang General Manager dari sebuah perusahaan kontraktor untuk dapat bergabung diperusahaan ybs. Allahuakbar... MasyaAllah...
ADVERTISEMENT
Ke esokan harinya saya melakukan interview dan langsung mendapatkan kabar bahwa saya diterima di perusahaan tersebut. Ini semua atas kehendak Allah, kemurahan Allah amat baik di jalan yang pas.. Bisa dibilang saya mendapatkan penghasilan yang cukup untuk membantu kondisi perekonomian keluarga bahkan selang dalam 6 bulan sudah diangkat menjadi karyawan tetap.
Selama masih bisa bernafas.. Allah akan memberikan kejutan demi kejutan dikehidupan saya. Baik senang maupun sedih itu merupakan sebuah ujian. Semoga kita selalu istiqomah di jalan-Nya.
Dan semoga istighfarku selama perjalanan hijrah ini dapat memberikan surga kelak teruntuk kedua orangtua, saya bukanlah wanita sholehah akan tetapi saya berusaha menjadi wanita yang lebih baik dari sebelumnya.