Orang Tua Terlalu Menekan, Begini Dampaknya ke Anak

Putri Nasywa
Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Pembangunan Jaya 2022
Konten dari Pengguna
19 Desember 2022 15:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Nasywa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aktivitas orang tua dan anak selama masa karantina di Sydney Foto: Brendon Thorne/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas orang tua dan anak selama masa karantina di Sydney Foto: Brendon Thorne/Getty Images
ADVERTISEMENT
Anak adalah anugerah, bukan robot yang diciptakan untuk menuruti kemauan orang tua. Jangan sampai demi keinginan orang tua, anak harus mengubur, bahkan mematahkan cita-citanya.
ADVERTISEMENT
Saat ini kesehatan mental atau mental health menjadi topik yang paling sering diperbincangkan, khususnya pada anak. Setiap orang tua mempunyai suatu kewajiban. Salah satunya, yaitu memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya. Tidak hanya kebutuhan materi yang wajib diberikan, tetapi kebutuhan mental anak-anak juga harus dipenuhi, seperti memberikan kasih sayang kepada anak-anak agar terbentuk karakter yang baik dan positif saat anak tumbuh.
Jika orang tua tidak memenuhi kebutuhan mental anak, maka anak akan mengalami gangguan mental. Gangguan mental merupakan hal yang paling sering terjadi pada anak-anak hingga remaja pada masa ini. Kasus tersebut terus mengalami peningkatan dan sangat mengkhawatirkan. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Salah satunya, yaitu karena terlalu banyak tekanan dari orang tua dan kurangnya dukungan, serta komunikasi antara anak dengan orang tua.
ADVERTISEMENT

Apa Itu Kesehatan Mental?

Menurut Kementerian Kesehatan, kesehatan mental adalah kondisi ketika seseorang memiliki kesejahteraan yang terlihat dari dirinya dan mampu menyadari potensinya sendiri, serta memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai macam keadaan dalam kehidupan. Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin seseorang dalam keadaan tenang sehingga dapat menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitarnya.

Mengapa Orang Tua Selalu Memberikan Tekanan Kepada Anaknya ?

Anak bukanlah robot yang mudah dipaksa untuk melakukan sesuatu dan mengikuti semua keinginan orang tua. Banyak orang tua yang berpikir bahwa semua yang diinginkan orang tua pasti akan berdampak positif bagi anaknya. Demi kebaikan anaknya terkadang orang tua memaksakan anaknya untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya.
Mereka melakukan hal tersebut tanpa bertanya atau meminta persetujuan terlebih dahulu kepada anaknya, contohnya setelah pulang dari sekolah mereka langsung menuju ke tempat bimbel atau kursus. Perilaku tersebut mengakibatkan anak tidak memiliki waktu untuk bermain dan kehidupannya tidak seimbang antara pendidikan dengan kehidupan sosial.
ADVERTISEMENT
Orang tua mana yang tidak ingin yang terbaik untuk anaknya, pasti semua orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Tetapi, tidak dengan memaksa anak untuk melakukan apa yang orang tua inginkan, melainkan dengan cara mendukung anak melakukan apa pun dalam mengejar cita-citanya. Jika orang tua terus memberikan tekanan kepada anak, anak bisa mengalami tekanan dari dalam yang dapat memengaruhi kepribadiannya.

Dampak Pada Kesehatan Mental Anak

Sangat wajar jika orang tua berharap kepada anaknya. Namun, jika harapan terlalu tinggi, kondisi ini dapat menyebabkan berbagai dampak negatif. Menurut Chicetti dan Toth dalam Papalia & Feldman tahun 2015, pada zaman sekarang ini banyak orang tua yang menginginkan anak mereka berhasil dan berprestasi. Hal tersebut bukanlah keinginan anaknya, melainkan untuk memenuhi kebutuhan emosi orang tua. Jika, tekanan terus diberikan terhadap anak, maka dapat mengakibatkan depresi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelitian dari APA, pada tahun 2015 ditemukan sebesar 11 juta remaja mengalami depresi, sedangkan menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), pada tahun 2018 menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.
Tidak hanya depresi dampak lainnya, yaitu anak jadi suka membanding-bandingkan orang tuanya dengan orang tua anak-anak lain. Wajar saja anak yang mengalami tekanan dari orang tuanya suka membandingkan orang tuanya dengan orang tua temannya atau anak-anak lainnya karena anak tersebut merasa iri dan ingin merasakan kehidupan normal anak-anak yang mempunyai kebebasan dan orang tuanya juga mendukungnya.
Karena itu, orang tua harus mendorong dan mendukung anaknya untuk melakukan yang terbaik. Fokuslah pada proses bukan hasil akhir dan sesibuk-sibuknya orang tua, sisihkan waktu untuk berbicara kepada anak agar anak merasa nyaman dan terbuka.
ADVERTISEMENT
Daripada berharap terlalu tinggi pada anak sehingga memberikan tekanan, dan anak mengalami gangguan mental. Sebaiknya orang tua memberikan kesempatan pada anak untuk memilih apa yang diinginkannya, mendukung apa pun yang dapat membuat anaknya berhasil, dan mengharapkan sesuatu yang sesuai dengan kemampuan anak.
Jaga kualitas komunikasi orang tua dengan anak agar anak merasa nyaman dan bebas mengekspresikan dirinya. Ketika orang tua ingin melakukan sesuatu terhadap anaknya, sebaiknya bertanya atau meminta persetujuan terlebih dahulu kepada anak agar anak tidak merasa tertekan.