Sejarah Di Balik Modernnya Museum Digital Gedung Juang Bekasi

Putri Nur Ichsan
Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta Program Studi Penerbitan (Jurnalistik)
Konten dari Pengguna
16 Juli 2021 19:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Nur Ichsan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Museum Digital Gedung Juang Bekasi. (Sumber foto: Dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Museum Digital Gedung Juang Bekasi. (Sumber foto: Dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
Kamu tahu Museum Digital Gedung Juang Bekasi? Museum yang baru diresmikan pada 20 Maret 2021 dan mengusung konsep 4.0 yang serba digital. Semua konten atau sejarah dari gedung ini dan Kota Bekasi tersaji secara modern di gedung ini. Tapi, di balik konsepnya yang serba digital, ternyata terdapat kisah para pemuda Indonesia yang berusaha meraih kemerdekaan. Yuk, simak sejarahnya.
ADVERTISEMENT
Gedung Juang merupakan salah satu bukti sejarah yang terletak di Kabupaten Bekasi. Gedung ini menjadi saksi bisu proses kemerdekaan Indonesia. Saksi atas perlawanan para pemuda Indonesia. Gedung ini terletak di Jalan Sultan Hasanudin No.39, Setiadarma, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Berawal dari kisah seorang tuan tanah Batavia bernama Khouw Tjeng Kee. Dia mengajak para pemuda Bekasi untuk bekerja sama membangun gedung sebagai benteng pertahanan. Orang-orang dulu menyebutnya dengan Gedung Tinggi Milik Saudagar atau Landhuis Tamboen. Ternyata pembangunan gedung ini membutuhkan dua tahap proses pengerjaan. Tahap pertama berlangsung pada tahun 1906-1910 dan pembangunan kedua pada tahun 1925.
Menurut keterangan dari Djamhari, Humas LVRI Bekasi, ternyata Landhuis (tanah kongsi) dan tanah pribadi Tamboen sempat dirampas dari keluarga Khouw Tjeng Kee oleh para penguasa Jepang dan menjadikan gedung itu sebagai markas kemiliteran Jepang.
Ilustrasi peperangan. (Sumber foto: Unsplash)
Saat itu, sempat terjadi peperangan melawan penjajah Belanda. Warga Tambun dan Cibarusah akhirnya menjadikan Gedung Juang sebagai benteng perjuangan dan pertahanan dalam memperebutkan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, saat Jepang mundur dari Indonesia pada tahun 1945, Komite Nasional Indonesia (KNI) menjadikan Gedung Juang sebagai Kantor Bupati Jatinegara. Tidak hanya sebagai kantor distrik, Gedung Juang juga dijadikan sebagai markas untuk mempertahankan kemerdekaan di saat Tentara Belanda sedang gencar-gencarnya merebut kembali Indonesia.
Benar saja, Belanda akhirnya kembali merebut Gedung Juang pada tahun 1949. Dengan semangat persatuan, para pejuang kemerdekaan Indonesia berhasil menguasai lagi gedung ini. Tidak hanya itu, para pejuang juga berhasil mengamankan wilayah Tambun. Akhirnya, operasi pemerintahan kembali dilanjutkan di gedung ini, Gedung Juang.
Pada tahun 1950, untuk pertama kalinya Dinas PUPR Kabupaten Bekasi menempati gedung ini. Setahun setelahnya, Batalyon Infanteri Raider juga berkantor di sini. Lembaga legislatif pun menjadikan gedung ini untuk menjalankan pemerintahan hingga tahun 1960. Beberapa kantor dan departemen pemerintahan daerah juga terus mengisi gedung ini hingga tahun 1982.
ADVERTISEMENT
Nah, itulah sejarah dibalik berdirinya Museum Digital Gedung Juang Bekasi. Ternyata gedung yang sempat terbengkalai cukup lama itu, memilliki kisah dengan perjuangan yang panjang. Bahkan para pemuda Indonesia harus berperang lebih dulu dengan para penjajah dari Jepang dan Belanda untuk mempertahankan keutuhan Gedung Juang.
(Putri Nur Ichsan, Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta)