Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Media Sebagai Wadah Karya Sastra dalam Pengenalan Literasi Awal
14 November 2022 22:00 WIB
Tulisan dari Putri Rahayu Lestari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagaimana perasaan anda jika melihat anak-anak kecil lebih tertarik dengan gadget daripada mendengarkan cerita-cerita dongeng atau cerita rakyat?
ADVERTISEMENT
Betul sekali, sekarang ini teknologi semakin canggih apalagi gadget banyak menghadirkan berbagai konten yang menarik perhatian anak-anak, sehingga anak-anak lebih memilih yang berwarna, terdapat animasi yang lucu, bentuk yang unik dan tentunya audiovisual. Hal tersebut mengakibatkan anak-anak terfokus kepada gadget dan meninggalkan buku-buku dongeng, cerita, bahkan buku-buku pelajaran sekolahnya. Mereka akan lebih memilih gadget dan apabila tidak di ikuti kemauannya maka anak-anak akan menangis. Lalu orang tua akan memberikan gadget supaya anak itu berhenti menangis. Begitu bukan?
Apa yang harus kita lakukan sebagai mahasiswa sastra?
Sebagai penerus bangsa, kita tidak bisa mempungkiri bahwa teknologi akan selalu berkembang seiring berjalannya waktu. Semakin lama maka akan semakin canggih dan beragam pula berbagai cabang teknologi. Untuk itu, alangkah lebih baik jika kita terus memperbaharui terhadap apa yang harus dilakukan supaya anak-anak bisa tetap terus menikmati sebuah karya sastra baik itu cerpen, dongeng, pantun bahkan syair yang mungkin dijadikan sebagai lagu untuk anak-anak.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya media massa kita bisa membuat sebuah cerita yang menarik lalu diunggah ke Youtube dan tentunya konten yang kita buat bersifat mendidik. Hal tersebut dilakukan supaya anak-anak tetap bisa belajar meskipun diiringi dengan gadget. Gadget tersebut bisa menjadi sebuah alat untuk membuat anak-anak semangat dalam belajar melalui berbagai fitur. Anak-anak dapat menikmati video “Kisah Sang Kancil” dengan penuh animasi dan berwarna sehingga anak-anak menjadi senang, berbeda dengan buku saja yang memiliki kemungkinan akan sulit dipahami anak dan kurang digemari. Dengan demikian karya sastra tetap dapat dinikamti hasilnya melalui perkembangan media. Media juga memberikan fitur aplikasi belajar seperti aplikasi untuk mengaji, untuk bernyanyi lagu nasional dan daerah, tebak warna, menghitung, mengeja, dan masih banyak lagi. Untuk itu perlu sebagai orang tua agar tetap mengawasi anak-anak dalam proses belajar diluar sekolah. Akan tetapi, cobalah beri anak-anak ruang untuk belajar di luar gadget. Supaya anak-anak juga bisa menikmati bagaimana rasanya diceritakan dongeng sebelum tidur oleh orang tuanya, sebab hal tersebut akan terasa lebih indah daripada hanya menikmati melalui gadget. Anak-anak juga akan lebih dekat dengan orang tuanya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Sebagai mahasiswa sastra, kita harus mengembangkan, menciptakan dan melestarikan karya sastra terlebih untuk anak-anak. Sebab anak-anak adalah penerus bangsa yang harus ditanami nilai-nilai yang baik dan tentunya meningkatkan literasi sebagai bentuk awal dalam pengenalan karya sastra. Mengenalkan pantun, puisi, dongeng, cerpen dengan menyajikannya melalui media supaya anak-anak bukan hanya sekedar main saja, melainkan belajar.