Stop Bias Gender: Perempuan Juga Bisa Berkarir

Putri Rahayu Lestari
Pecinta Budaya, Mahasiswi Sastra Indonesia Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
21 Oktober 2022 22:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Rahayu Lestari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber gambar: koleksi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
sumber gambar: koleksi pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dulu, orang-orang yang bekerja di dunia pabrik atau profesi lainnya ini lebih didominasi oleh kaum laki-laki. Kaum laki-laki dikenal lebih kuat daripada perempuan, kaum laki-laki juga dikenal lebih tegas dalam memimpin sedangkan perempuan dikenal dengan seseorang yang lemah lembut. Namun pada hal ini, ketegasan seseorang tidak dapat di ukur berdasarkan gender saja karena perempuan juga bisa tegas seperti laki-laki. Bahkan ada juga kaum laki-laki yang lebih lemah lembut daripada perempuan. Untuk itu kurang tepat jika hanya laki-laki yang memiliki sifat tegas, perempuan juga mempunyai sifat tersebut meskipun pada dasarnya perempuan memang selalu dikenal dengan orang yang lemah lembut. Disisi lain juga budaya patriarki yang mengakar mempengaruhi bahwa perempuan itu tempatnya di rumah untuk mengurus kebutuhan rumah tangga, mengurus anak-anak. Sehingga tidak heran jika banyak statement yang menyatakan "Setinggi-tingginya pendidikan perempuan, ujung-ujungnya itu tetep di dapur". Nah kalian sebagai perempuan, apakah kalian setuju dengan statement tersebut?
ADVERTISEMENT
Berbagai alasan lain terjadinya bias gender di dunia kerja juga diungkapkan seperti adanya kekerasan seksual terhadap perempuan, gaji yang tidak setara, perempuan juga ditempatkan di bagian yang terendah daripada laki-laki. Namun dengan perkembangan zaman, pemerintah juga mendukung kesetaraan gender dalam dunia kerja sebab perempuan merupakan kunci keberhasilan negara dalam membumikan tujuan pembangunan berkelanjutan. Perempuan juga banyak yang melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi untuk bisa berkarir di dunia kerja dan memperoleh jabatan yang lebih baik bahkan sejajar dengan laki-laki. Upaya pemerintah juga memberikan peluang atau melibatkan perempuan untuk ikut serta dalam dunia politik, pemerintahan dan pembangunan.
Banyak contoh yang terjadi saat ini, misalnya banyaknya anggota politik yang dipegang oleh kaum perempuan. Itu menujukkan bahwa perempuan sudah berusaha untuk menjadi setara dengan cara meng-upgrade diri supaya layak berada di lingkungan tersebut dengan kemampuannya. Atau bahkan jika kalian yang bekerja di sebuah perusahaan, kalian mungkin menemukan beberapa jabatan atau posisi tertinggi juga di duduki oleh kaum perempuan.
ADVERTISEMENT
Mengapa bisa demikian?
Karena perempuan juga bisa mendapatkannya melalui memperbaiki kualitas dirinya dengan cara melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, mengikuti pelatihan eksternal maupun internal, bersosialisasi dengan orang-orang yang tentunya satu pemikiran sehingga membuka mindsetnya. Perihal stigma yang menyatakan bahwa perempuan itu hanya berdiam di rumah untuk mengurus anak, mengurus rumah tangga itu bisa dipatahkan dengan beberapa contoh di atas. Perempuan juga bisa mengekspresikan dirinya dan berkarir sesuai kemampuannya. Untuk itu jika pernyataan bahwa perempuan itu lemah tentu kurang tepat karena sebuah pekerjaan tidak hanya didasari dengan kekuatan otot saja melainkan dengan mindset, kecerdasan dan faktor lainnya. Tentunya kaum perempuan juga mampu untuk melakukan hal tersebut.
Bagaimana apakah teman-teman setuju?
ADVERTISEMENT
Bias gender dalam dunia kerja bukan hanya itu saja, terjadinya pelecehan seksual juga kerap kali ditemukan. Seperti merayu sehingga membuat perasaan tidak nyaman, menyentuh lawan bicara tanpa izin dan bersikap senonoh kepada perempuan, berbicara yang tidak pantas atau jorok, bahkan merendahkan perempuan dilihat dari segi fisik. Misalnya seseorang yang berpostur kecil kerap kali diremehkan sehingga tidak mampu bekerja secara optimal karena badannya yang kecil tersebut. Padahal apakah orang yang bertubuh besar itu memiliki kekuatan yang besar pula? Saya rasa tidak, bahkan yang saya temukan orang-orang yang bertubuh kecilpun bisa melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang bertubuh sedikit lebih besar darinya. Bayangkan jika hal tersebut selalu dilakukan oleh kaum laki-laki kepada perempuan, bagaimana perasaan orang tersebut? Bukankah dia akan merasakan bahwa dia paling lemah karena statement perihal tersebut? Berhentilah memandang seseorang dari segi fisik, karena bekerja itu tidak hanya otot tapi juga kecerdasan. Seharusnya saling mendorong untuk memberikan semangat antara yang satu dengan yang lain. Apalagi sebagai seorang yang yang lebih tinggi jabatannya seharusnya memberikan motivasi agar perempuan bisa bekerja sesuai dengan porsinya.
ADVERTISEMENT
Contoh lain juga ditemukan adanya rayuan rayuan kaum laki-laki kepada perempuan yang membuat perempuan tersebut tidak nyaman. Menyentuh bagian organ vital yang sensitif itu juga membuat perempuan akan merasa tertekan dalam bekerja. Fenomena ini sering sekali ditemukan bahkan lebih parahnya lagi perempuan tidak mampu untuk melaporkan kepada atasan atau orang yang berwewenang karena adanya ancaman. Ancaman tersebut akan menggangu psikis dari perempuan tersebut sehingga ia mungkin saja akan merasa ketakutan, kerja tidak optimal, semangat kerja menurun atau bahkan dia memilih untuk berhenti bekerja. Sebagai perempuan harus berani untuk mengungkapkan adanya pelecehan seksual dalam bekerja, sebab jika hanya berdiam diri maka ketertindasan perempuan dalam dunia kerja tidak dapat diminimalisir. Bagaimana apakah kalian setuju ?
ADVERTISEMENT
Mungkin banyak contoh bias gender di dunia kerja yang kalian temui, namun apapun itu kita sebagai perempuan harus berani mengungkapkan apa yang tidak sesuai dengan kesetaraan gender yang ada atau bahkan sudah ditetapkan oleh pemerintah. Kita juga sebagai perempuan harus meng-upgrade diri agar kita menjadi perempuan yang berkualitas dan mendapatkan pekerjaan atau jabatan yang sesuai dengan kemampuan kita. Hal ini bukan untuk melawan kaum laki-laki tapi untuk menyetarakan hak antara kaum laki-laki dan perempuan dalam dunia kerja terlebih memberikan peluang kepada kaum perempuan untuk bisa berkontribusi besar dalam dunia kerja. Semangat!
Salam Feminis