Konten dari Pengguna

Terapi Sensori Integrasi Terhadap Anak Tunagrahita

Putri Sherina patricia
Saya mahasiswi Universitas Al Azhar Indonesia jurusan Bimbingan Konseling Islam
27 Januari 2021 12:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Sherina patricia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Terapi Sensori Integrasi Terhadap Anak Tunagrahita
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang memiliki kondisi kecerdasannya dibawah rata-rata, dalam bahasa indonesia pernah digunakan misalnya lemah otak, lemah ingatan, lemah psikis, istilah ini digunakan ketika pendidikan PLB belum digalakkan sesuai dengan perkembangan pendidikan istilah penyebutkan diperhalus dari lamah otak jadi tuna mental dan saat ini disebut tunagrahita. Adapun terapi untuk anak tunagrahita yaitu terapi sensori integritas terapi.
ADVERTISEMENT
Jadi tuna mental dan saat ini disebut tunagrahita. Tunagahita berasal dari kata tuno yang artinya rugi dalam bahasa Jawa tuno, contoh wah aku tuno artinya wah aku rugi sedang grahita dari kata nggrahita, contoh aku ora nggrahito yen tekan semono kadadiane yang artinya aku tauidak beripikir sampai seperti itu. tunagrahita dapat diartikan kurang daya pikir. Apapun istilah yang digunakan yang penting tentang siapa dan bagaimana anak tunagrahita utnuk dapat layanan penddidikan dan pengajaran yang tepat bagi mereka, dalam pengembangan diri mereka. Jadi seseorang dianggap cacat mental jika ditandai: (a) tidak berkemampuan secara sosial dan tidak mampu mengelola dirinya sendiri sampai tingkat dewasa, (b) mental di bawah normal, (c) terlambat kecerdasannya sejak lahir, (d) terlambat tingkat kemasakannya, (e) cacat mental disebabkan pembawaan dari keturunan atau penyakit, dan (f) tidak dapat disembuhkan. Menurut Mumpuniarti (2007: 5) istilah tunagrahita disebut hambatan mental (mentally handicap) untuk melihat kecenderugan kebutuhan khusus pada meraka, hambatan mental termasuk penyandang lamban belajar maupun tunagrahita, yang dahulu dalam bahasa indoneisa disebut istilah bodoh, tolol, dungu, tuna mental atau keterbelakangan mental, sejak dikelurkan PP Pendidikan Luar Biasa No. 72 tahun 1991 kemudian digunakan istilah Tunagrahita.
ADVERTISEMENT
Anak tunagrahita sedang disebut juga imbesil. Anak tunagrahita sedang hampir tidak bisa mempelajari pelajaran-pelajaran akademik. Mereka pada umumnya belajar secara membeo. Perkembangan bahasanya lebih terbatas dari pada anak tunagrahita ringan. Mereka selalu bergantung pada perlindungan orang lain, tetapi dapat membedakan bahaya dan yang bukan bahaya. Anak tunagrahita sedang pada umumnya tidak dapat mengurus diri sendiri dan mengalami koordinasi motorik yang tidak baik, kurang keseimbangan, postur tubuh yang tidak tegap, tidak dapat berbicara dengan baik malah kadang-kadang tidak dapat mengucapkan kata-kata dengan lengkap atau jelas, sehingga menimbulkan kesulitan dalam berkomunikasi. Gangguan bicara yang dialami oleh anak tunagrahita sedang berhubungan juga dengan kognitifnya. Oleh karena itu gangguan bicara yang dialami anak tunagrahita sedang perlu di minimalisir.
ADVERTISEMENT
Hakekat bicara itu sendiri adalah hasil mekanisme fungsi organ bicara yang berupa penyuaraan lambang bunyi atau tanda , sifatnya unik dan hanya dapat dan lazim digunakan oleh dan untuk manusia atau kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Dalam perspektif ekologis bahasa dan bicara adalah alat komunikasi yang berkembang sebagai hasil dari fungsi interaksi antara anak dengan lingkungannya.
Perkembangan bahasa dan bicara erat kaitannya dengan perkembangan kognitif, sehingga perkembangan komunikasi (bahasa dan bicara) anak akan sejalan seiring dengan perkembangan kognitifnya, anak tunagrahita sedang mengalami hambatan dalam perkembangan kognitif, karena itu perkembangan bahasa dan bicaranya juga terhambat. Oleh karena itu perlu adanya suatu pendekatan atau metode-metode untuk meminimalisir gangguan bicara yang dialami anak tunagrahita sedang yaitu dengan menggunakan pendekatan Terapi Sensori Integrasi.
ADVERTISEMENT
Terapi Sensori Integrasi adalah suatu pendekatan untuk menilai dan melakukan terapi pada anak-anak yang menunjukkan kesulitan belajar dan masalah perilaku. Pendekatan ini berasal dari teori yang dikembangkan melalui berbagai penelitian pada anak-anak di Amerika Serikat dan Kanada, yang dilakukan oleh DR. Ayres beserta rekan-rekannya. Pada umumnya masalah Sensory Integration ditemukan pada anak-anak yang mengalami masalah perkembangan, seperti ADHD, gangguan perkembangan Pervasif, gangguan belajar, dan gangguan perkembangan bahasa.
American Association On Mental Deficiency mendefinisikan tunagrahita sebagai suatu kelainan yang fungsi intelektual umumnya di bawah rata-rata, yaitu IQ 84 ke bawah. Biasanya anak-anak tunagrahita akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian perilaku. Hal ini berarti anak tunagrahita tidak dapat mencapai kemandirian yang sesuai dengan ukuran standar kemandirian dan tanggung jawab sosial sebagaimana anak normal yang lainnya dan juga akan mengalami masalah dalam keterampilan akademik dan berkomunikasi dengan kelompok usia sebaya. Dengan demikian bahwa anak tunagrahita membutuhkan bantuan atau bahkan terkadang mereka harus bergantung dengan orang lain dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Tunagrahita memiliki tiga klasifikasi yakni: a). Tunagrahita ringan adalah mereka yang memilki IQ antara 69-55 menurut skala Weschler. b). Tunagrahita sedang adalah mereka dengan IQ antara 54-40 menurut skala Wescher. c). Tunagrahita berat, mereka memilki IQ antara 39-25 menurut skala Weschler.
Salah satu cara untuk mengatasi disfungsi yang terjadi pada seorang tunagrahita agar organ-organ tubuh anak tunagrahita berfungsi secara optimal adalah dengan melakukan berbagai macam terapi. Terapi itu sendiri mempunyai tujuan memperbaiki disfungi yang sudah ada, mencegah adanya disfungsi baru, dan melatih agar aktivitas dapat berjalan maksimal meski mempunyai disabilitas. Salah satu bentuk terapi yang dijalankan bagi anak tunagrahita yaitu melalui terapi sensori integrasi. Terapi sensori integrasi bertujuan untuk menimbulkan, meningkatkan, atau memperbaiki tingkat kemandirian seseorang yang mengalami gangguan fisik maupun mental.
ADVERTISEMENT
Usaha Pencegahan Tunagrahita
Diagnostik prenatal
Yaitu suatu usaha memeriksakan kehamilan untuk menemukan kemungkinan kelainankelainan pada janin.
Imunisasi
Imunisasi dilakukan terhadap ibu hamil dan balita agar terhindar dari penyakit-penyakit yang dapat mengganggu perkembangan anak.
Tes darah
Ini dilakukan terhadap pasangan calon suami istri untuk menghidari kemungkinan menurunkan benih-benih yang berkelainan,
Pemeliharaan kesehatan
Ibu hamil hendaknya memeriksakan kesehatan secara rutin. Juga menyediakan makanan bergizi yang cukup, menghindari radiasi, dan sebagainya.
Karakteristik anak tunagrahita antara lain : Secara sosial tidak cakap, mental dibawah normal,kecerdasannya terhambat sejak lahir atau pada usia muda, kematangannya terhambat.
Anak tunagrahita mampu didik IQ 68-52 adalah anak tunagrahita yang tidak mampu mengikuti pada program sekolah biasa, tetapi ia masih memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan walaupun hasilnya tidak maksimal. Kemampuan yang dapat dikembangkan pada anak tunagrahita mampu didik, antara lain : Membaca, menulis, mengeja, berhitung, menyesuaikan diri dan tidak menggantungkan diri pad aorang lain, keterampilan yang sederhana untuk kepentingan kerja dikemudian hari.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, anak tunagrahita mampu di didik secara minimal dalam bidang-bidang akademis, sosial, dan pekerjaan.
Penyebab Tunagrahita
Faktor genetik
Ketunagrahitaan yang disebabkan oleh faktor genetik yang dikenal dengan phenylketonuria hal ini merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh gen orangtuan mengalami kurangnya produksi enzim yang memproses protein dalam tubuh sehingga terjadinya penumpukan asam yang sebut asam phenylpyruvic. Penumpukan ini menyebabkan kerusakan otak. Selain itu, mengakibatkan timbulnya penyakit tay-sochs, yaitu adanya gen yang terpendam yang diwariskan oleh orangtua yang membawa gen ini.
Faktor Prakelahiran
Penyebab pada prakelahiran terjadi ketika pembuahan. Hal yang paling berbehaya adalah adanya penyakit rubela (campak jerman) pada janin. Selain itu, adanya infeksi penyakit sifilis. Dalam hal lain yang juga dapat menyebabkan kerusakan otak adalah racun dari alkohol dan obat-obatan ilegal yang digunakan oleh wanita hamil. Racun tersebut dapat mengganngu perkembangan janin sehingga menimbulkan sebuah masalah ketunagrahitaan yang akan terjadi pada anak-anak keturunannya tersebut.
ADVERTISEMENT
Faktor penyebab pada saat kelahiran
Penyebab ketunagrahitaan pada saat kelahiran adalah kelahiran prematur, adanya masalah proses kelahiran seperti kekurangna oksigen, kelahiran yang dibantu oleh alat-alat kedokteran beriseko terhadap anak yang akan menimbulkan trauma pada kepala. Terjadinya kelahiran prematur yang tidak tahu atau kurangnya mendaptkan perawatan dengan baik. Faktor penyebab selama masa perkembangan anak-anak dan remaja : Ibu saat mengandung tidak menjaga pola makan, keracunan sewaktu ibu mengandung, kerusakan pada otak sewaktu lahir, misalnya, sakit pada anak seperti demam tinggi hingga kejang, batuk pilek yang tidak berkesudahan, ataupun lahir prematur.
Gangguan metabolisme dan gizi
Metabolisme dan gizi merupakan dua hal yang sangat penting bagi perkembangan individu, terutama perkembangan sel-sel otak. Kegagalan dalam metabolisme dan pemenuhan gizi akan mengakibatkan terjadinya gangguan pisik dan mental pada individu.
ADVERTISEMENT
Faktor lingkungan (sosial-budaya)
Banyak peneliti yang melaporkan bahwa lingkungan dapat berpengaruh terhadap fungsi intelek anak. Anak tunagrahita banyak ditemukan :
a. Di daerah yang taraf ekonominya lemah
b. Dalam keluarga yang kurang menyadari pentingnya pendidikan dini bagi anak, kurang kasih sayang, dan kurangnya kontak pribadi dengan anak.
Terapi sensori integrasi sebagai bentuk okupasi dan treatment pada anak dengan kondisi tertentu seringkali digunakan sebagai cara untuk melakukan upaya perbaikan, baik untuk perbaikan gangguan perkembangan atau gangguan belajar, gangguan interaksi sosial, maupun perilaku lainnya. Terapi itu sendiri merupakan suatu proses mengenal, mengubah, membedakan sensasi dari sistem sensori untuk menghasilkan suatu respon berupa “Perilaku Adaptif Bertujuan”.
Beberapa hasil penelitian berkaitan dengan terapi sensori integrasi menunjukkan bahwa pelaksanaan terapi wicara dan sensori integrasi hendaknya diberikan kepada anak sejak awal. Karena terapi wicara dan sensori integrasi pada anak terlambat bicara mempunyai peranan penting dan menentukan perkembangan bahasa dan motorik anak selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Meningkatkan Masyarakat Inklusif
Yang dapat kita lakukan dalam memberikan kontribusi terhadap masyarakat yang inklusif salah satunya ialah dengan cara meningkatkan rasa kesadaran pada diri kita akan adanya teman-teman disabilitas untuk lebih membantu dan memperhatikan kebutuhan – kebutuhan mereka. Menerima mereka apa adanya perbandingan dengan orang normal lainnya. Dan memberikan motivasi serta berperan aktif dalam membantu mensejahterakan mereka. Salah satu upaya kegiatan yang dapat kita lakukan seperti membuat kegiatan dengan tema pemberdayaan disabilitas yang diperingati dalam rangka menyambut hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap tanggal 3 Desember.
Hal ini menunjukkan adanya kesadaran bahwa penetapan hari peringatan tersebut tidak hanya sekedar mengingatkan bahwa disabilitas itu ada di sekitar kita, namun juga membutuhkan dukungan dalam berbagai bentuk untuk membuat para disabilitas merasakan bahwa mereka memang diakui ada dan tak terabaikan. Hal tersebut merupakan upaya untuk mengakomodasi perbedaan dan nilai keberagaman. Oleh karena itu, pembangun inklusif bertujuan untuk merangkul berbagai perbedaan serta keberagaman dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT