Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kurangi Sampah Organik, Mahasiswa UNDIP Bangun Rumah Budidaya Maggot
19 Agustus 2024 11:45 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Putri Theresia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Plesan, Nguter, [02/08/2024], Sampah masih menjadi salah satu persoalan yang terjadi di Indonesia terutama berkaitan dengan pengelolaan, tempat pembuangan, dan jumlah sampah. Timbunan sampah yang ada di Desa sebagian besar berasal dari berbagai aktivitas rumah tangga. Selama ini pengelolaan sampah di Desa Plesan hanya dilakukan dengan cara sistem angkut buang ke TPA dengan kondisi sampah yang tidak dipilah. Masyarakat setempat juga seringkali masih mengelola sampahnya dengan cara pembakaran, sehingga menghasilkan polusi udara. Salah satu jenis sampah yang ada adalah sampah organik. Dalam upaya mencari solusi, kelompok mahasiswa KKN melihat potensi budidaya maggot sebagai alternatif yang ramah lingkungan dan bermanfaat secara ekonomi.
ADVERTISEMENT
Dalam rangka untuk mengelola sampah organik maka pada tanggal 1- 3 Agustus 2024, Tim KKN Desa Plesan melaksanakan Sosialisasi Pengelolaan Sampah Organik dengan Menggunakan Maggot. Kegiatan ini dilaksanakan di Arisan-arisan RT di Desa plesan khususnya Dukuh Pundung Sari, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. TIM KKN Desa Plesan mengadakan sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan sampah organik dan memperkenalkan maggot sebagai alternatif untuk pengelolaan sampah organik sekaligus keuntungan membudidayakan maggot itu sendiri. Para peserta, yang sebagian besar merupakan bapak- bapak dan anggota Karang Taruna, sangat antusias mengikuti acara ini. Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi yang kemudian juga disertai dengan praktik budidaya maggot sebagai alternatif pengelolaan sampah organik. Mereka diajarkan cara mengolah sampah oraganik dengan bantuan maggot.
Kegiatan dimulai dengan sosialisasi dibarengi dengan pembagian poster mengenai budidaya maggot kepada peserta, dilanjutkan dengan pengenalan alat dan bahan untuk budidaya maggot kemudian dilakukan praktek budidaya maggot secara bersama-sama. Proses budiaya maggot diawali dengan penyiapan media penetasan, media lalat BSF bertelur, dan media untuk pembesaran maggot. Maggot yang sudah berusia 7 hari diletakkan didalam media pembesaran (ember bak) selama rentan waktu 2 minggu kedepan hingga siap panen. Maggot yang berusia 7 hari sangat membutuhkan makanan. “Maggot ini mulai pada umur 7 hari sangat rakus terhadap makanan sehingga diharapkan sampah atau limbah organik bisa dimanfaatkan sebagai makanan bagi maggot” kata Argya, salah satu mahasiswa KKN. Oleh karena itu warga di Desa Plesan diminta untuk menggumpulkan sampah organik hasil limbah rumah tangga. Setiap hari mahasiswa akan menggambil hasil sampah organik tersebut untuk diberikan sebagai makanan bagi maggot.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Plesan dapat mengelola sampah organik dengan bijak untuk kedepannya. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dengan memberikan keterampilan baru yang bisa mendukung perekonomian lokal melalui budidaya maggot itu sendiri.
Tim KKN Undip berharap kegiatan ini bisa menjadi langkah awal untuk mengurangi sampah organik di Desa Plesan, sekaligus mendorong kemandirian pakan ternak unggas dan ikan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Selain itu, keberlanjutan dari program ini diharapkan dapat menciptakan peluang usaha baru yang bermanfaat bagi generasi mendatang di Desa Plesan, serta memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat setempat.