Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Biasa Disajikan saat Idulfitri, Kupat Glabed Jadi Santapan Wajib di Kota Bahari
12 Januari 2023 14:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari PUTRI UZLIFATUL ARRIDLA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sama seperti daerah-daerah lain di Indonesia, Tegal juga mempunyai beberapa makanan khas seperti sauto, tahu aci, sampai soto. Tak hanya itu, Tegal juga mempunyai sajian khas lainnya yang wajib dicicipi saat kamu mengunjungi kota ini. Salah satunya adalah kupat glabed, sajian mirip opor khas Tegal, Jawa Tengah.
Lalu, apa itu kupat glabed? Berikut faktanya.
Asal-usul Kata "Glabed"
Sesuai dengan namanya, kupat glabed adalah sajian yang terdiri dari ketupat dan kuah kuning "glabed". Glabed sendiri merupakan istilah yang digunakan masyarakat Jawa khususnya Tegal untuk mendeskripsikan tekstur makanan yang kental ketika masuk ke dalam mulut. Pada akhirnya, kata "glabed" ini menjadi sebuah nama untuk sajian berisi potongan ketupat dengan kuah kuning gurih bertekstur kental.
ADVERTISEMENT
Makanan khas Kota Bahari ini cocok disajikan dengan aneka gorengan dan sate, antara lain sate ayam, sate kikil, dan sate kerang. Selain itu, salah satu ciri khas dari kupat glabed adalah adanya taburan kerupuk kuning dan bawang goreng yang menggunung di atasnya. Bahkan remahan kerupuk dan bawang goreng ini dapat menutupi hampir seluruh permukaan kupat glabed.
Kupat Glabed Biasa Disajikan saat Idulfitri di Tegal
Kupat glabed ini biasa disajikan ketika Hari Raya Idulfitri saat seluruh anggota keluarga berkumpul. Tradisi ini tidak bisa dipisahkan dari sejarahnya. Awalnya, ketupat pertama kali perkenalkan oleh Sunan Kalijaga pada masyarakat Jawa saat membudayakan dua kali bakda yaitu ba'da lebaran dan bakda ketupat. Bakda ketupat biasanya dimulai satu minggu setelah lebaran.
ADVERTISEMENT
Saat itu, hampir seluruh rumah di tanah Jawa membuat ketupat sebagai lambang kebersamaan. Katanya, ketupat ini memiliki banyak arti. Misalnya mencerminkan berbagai kesalahan manusia yang bisa dilihat dari rumitnya anyaman bungkus ketupat.
Selain itu, ketupat juga mencerminkan kebersihan dan kesucian hati. Setelah mohon ampun dari segala kesalahan yang dapat dilihat dari warna putih ketupat saat dibelah menjadi dua. Jika dilihat dari bentuknya, ketupat juga mencerminkan kesempurnaan. Hal ini dihubungkan dengan kemenangan umat muslim setelah sebulan berpuasa dan menginjak Hari Raya Idulfitri.
Namun, seiring berkembangnya zaman, kini kupat glabed dapat ditemukan di hari-hari biasa dan tidak perlu menunggu Hari Raya untuk dapat mencicipinya. Kupat glabed sangat mudah ditemukan di sekitar Kota Tegal. Khususnya di Kecamatan Randugunting yang dikenal sebagai sentral penjual kupat glabed.
ADVERTISEMENT