Konten dari Pengguna

Ubi Jalar Bertunas: Apakah Aman untuk Dikonsumsi?

Putri Wulandari Zainal PhD
Saya adalah staf dosen Departement Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas.
6 Agustus 2024 11:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Wulandari Zainal PhD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ubi Jalar merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi terhadap lingkungan tropis yang memiliki intensitas matahari tinggi. Dengan karakteristik tersebut maka ubi jalar sangat cocok di budidayakan di Indonesia. Selain lingkungan yang cocok, ubi jalar juga merupakan komoditas sumber kabohidarat utama setelah padi, singkong, dan jagung. Ubi jalar juga memiliki kandungan vitamin yang tinggi seperti sumber vitamin A terutama pada varietas ubi yang berwarna kuning kemerahan. Dari segi ekonomi, ubi jalar memiliki harga jual yang rendah dibandingkan sumber kabohidrat lainnya. Oleh karena itu, sebagaian masyarakat Indonesia mengkonsumsi ubi jalar sebagai makanan tambahan yang dijadikan untuk cemilan ataupun makanan pokok.
ADVERTISEMENT
Saat membeli ubi jalar kita akan memilih kondisi ubi jalar yang terbaik seperti kulit luar yang mulus, segar, tidak adanya luka. Akan tetapi, setelah dibawa kerumah dan di simpan beberapa hari, kita akan bertanya-tanya karena ubi jalar yang sebelumnya baik-baik saja, tiba-tiba tumbuh tunas dan membentuk mahkota tangkai berwarna ungu di sekitar permukaan ubi jalar. Pertanyaan pertama yang akan timbul adalah Apakah masih aman untuk dikonsumsi ubi jalar yang bertunas?
Jawaban singkat dari pertanyaan yang sering muncul di benak kita saat melihat fenomena tersebut adalah ya, tentunya kita bisa memakan ubi jalar yang bertunas tersebut. Pertanyaan selanjutnya yang akan muncul adalah apakah tekstur dan rasanya akan berubah? Tidak! tekstur ubi jalar tidak akan berubah serta kualitasnya juga tidak berubah sehingga kita tetap dapat menjadikannya makan sumber kabohidrat. Tetapi pertunasan ini menyebabkan nilai jual ubi jalar menjadi turun.
Ilustrasi ubi jalar yang telah bertunas (Sumber: https://pixabay.com)
Mengapa Ubi Jalar Bertunas?
ADVERTISEMENT
Pertunasan atau perkecambahan yang tumbuh pada ubi jalar terjadi secara disengaja dan tidak disengaja. Pertumbuhan tunas yang disengaja disebabkan oleh kondisi penyimpanan diatas 24 – 29°C dan kelembaban 95% selama 2 – 4 minggu. Saat terkena suhu yang lebih tinggi, proses perkecambahan akan semakin cepat. Idealnya, penyimpanan ubi jalar adalah suhu 12 – 15 °C dengan tingkat kelembaban 60 – 70% sehingga dapat memperlambat proses pertunasan dan memperpanjang umur simpan ubi jalar. Pertumbuhan tunas yang tidak disengaja disebabkan oleh kondisi curing yang tidak tepat. Curing merupakan kegiatan setelah panen yang menempatkan produk umbi-umbian di lingkungan yang hangat dan lembab untuk membantu menyembuhkan luka dan kerusakan saat panen.
Apa yang Menandakan Ubi Jalar Tidak Layak Konsumsi?
ADVERTISEMENT
Terkadang kita masih khawatir ubi jalar yang kita konsumsi telah melewati masa simpan optimalnya. Ubi jalar yang bertunas ternyata masih dapat dikonsumsi, jadi hal apakah yang mengindikasikan ubi jalar tidak layak konsumsi? Ubi jalar yang sudah busuk merupakan indikator ubi jalar tidak layak konsumsi. Ciri-ciri ubi jalar yang busuk dan tidak layak konsumsi adalah perubahan warna ubi jalar, timbulnya bitnik-bintik hitam dan bitnik-bintik lunak, mengeluarkan bau menyengat. Bintik-bintik lunak merupakan tanda awal pembusukan. Karena paparan kelembapan yang berlebihan, ubi jalar mulai melunak yang mengubah rasa dan konsistensinya secara keseluruhan. Selain itu, Keberadaan cendawan berwarna hijau atau hitam pada tunas atau kulit menandakan ubi jalar tidak layak konsumsi.
Pertunasan pada Ubi Jalar vs Pertunasan pada Kentang
ADVERTISEMENT
Ubi jalar dan kentang merupakan kategori umbi-umbian yang memiliki kerusakan yang sama selama penyimpanan yaitu pertunasan. Pertunasan yang tumbuh pada ubi jalar saat penyimpanan merupakan pertunasan yang tidak berbahaya dan dapat dikonsumsi oleh manusia. Akan tetapi, pertunasan yang terjadi pada kentang tidak dapat dikonsumsi oleh manusia dan berbahaya. Pertunasan yang tumbuh pada kentang mengandung glikoalkoloid yang bersifat racun. Jika kentang yang bertunas dimakan manusia maka kandungan glikoloid tersebut akan menyebabkan efek buruk pada manusia seperti, muntah, sakit kepala parah, dan diare. Sementara itu, tunas pada ubi jalar ideal untuk dikonsumsi manusia karena mengandung banyak nutrisi penting seperti antioksidan, karbohidrat, serat, kalsium, protein, dan vitamin B6. Bahkan, saat ini, di beberapa negara maju seperti China, telah mencoba membudidayakan tunas atau kecambah dari ubi jalar yang dijadikan sebagai sayuran hijau yang kaya nutrisi.
Ilustrasi kentang yang telah bertunas (Sumber: https://pixabay.com)