Konten dari Pengguna

Momen Berharga di Tengah Duka, Kelahiran Cucu Disambut Kepergian Mertua

Putri Anggraini
Mahasiswa program studi sastra Indonesia di Universitas Pamulang. Hobi literasi dan editing, kontribusi artikel positif, majukan literasi tanah air melalui Kumparan.
18 Juni 2024 16:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Anggraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto ini memperlihatkan Dewi pasca melahirkan, berbaring di tempat tidur RS Pena 98 (Sumber gambar: Dokumen pribadi penulis oleh Erna Maya Lestari)
zoom-in-whitePerbesar
Foto ini memperlihatkan Dewi pasca melahirkan, berbaring di tempat tidur RS Pena 98 (Sumber gambar: Dokumen pribadi penulis oleh Erna Maya Lestari)
ADVERTISEMENT
Bogor, 05 Mei 2024. Sebuah keluarga di Curug, Bogor mengalami suka dan duka yang mendalam dengan waktu yang hampir bersamaan. Pada 05 Mei 2024, seorang cucu perempuan yang menggemaskan lahir, membawa kebahagiaan bagi keluarga tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebuah kejadian yang sangat ditunggu telah terjadi di rumah seorang terapis multitalenta asal Bogor dengan nama Wiwi Arwati yang akrab disapa Dewi, di mana sekitar pukul 10.15 pagi cucu perempuan pertama telah lahir. Namun, musibah menimpa keluarga ini dengan kematian ibu mertuanya di hari yang sama. Ibu mertua Dewi, Maryani yang akrab disapa Mak Yani, dikenal sebagai mertua yang baik hati, beliau meninggal akibat pembengkakan pada kakinya setelah jatuh di kamar mandi. Kondisi ini dapat terjadi akibat lantai kamar mandi yang licin, menyebabkan hilangnya keseimbangan tubuh Mak Yani dan riwayat hipertensi (tekanan darah tinggi) dapat menyebabkan pembengkakan yang dikenal dengan edema pada kaki Mak Yani.
Dewi, baru saja melahirkan anak perempuan di salah satu rumah sakit di Bogor, bernama RS Pena 98 yang beralamat di Jl. Pemuda No.36, RT.001/RW.007, Pengasinan, Kec. Gn. Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16340. Pasca melahirkan kondisi emosional Dewi tidak begitu stabil, suasana hatinya mudah sekali berubah. Karena pasca persalinan sekitar 10-15% Ibu beresiko mengalami depresi. Sekitar jam dua siang, dengan langkah berat sang suami terpaksa meninggalkannya Dewi sendiri di rumah sakit, ia kembali ke rumahnya berniat mengabarkan kelahiran buah hati tercinta kepada sang Ibu. Namun, takdir berkata lain. Kabar duka menanti di ambang pintu, Ibunya telah berpulang ke rahmatullah.
ADVERTISEMENT
Sekitar jam tiga siang, suaminya mengabari kabar duka tersebut lewat telfon. Mendapat kabar mengejutkan tersebut, Dewi sangat terpukul hingga akhirnya mengalami syok berat yang membuatnya pingsan hingga dua kali. Syok adalah kondisi berbahaya ketika tekanan darah menurun drastis sehingga pasokan darah yang mengangkut oksigen dan nutrisi ke organ dan jaringan tubuh menjadi terganggu. Kondisi ini bisa terjadi sebagai komplikasi dari trauma psikologis hebat seperti yang dialami Dewi. Ikatan batin yang kuat antara Dewi dan ibu mertuanya menjadi faktor utama pemicu syok hebat ini terjadi. Kepedihan mendalam atas kehilangan orang tersayang membuat Dewi tidak dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Keadaannya semakin mengkhawatirkan mengingat Dewi masih dalam masa pemulihan pascamelahirkan.
Dewi, sebagai ibu yang baru melahirkan mengungkapkan rasa syukur dan duka yang mendalam. "Kami sangat bahagia menyambut anggota keluarga baru kami, tetapi hati kami juga hancur karena kehilangan ibu mertua saya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ayah dari bayi, Taufik Abdullah mengatakan bahwa mereka akan berusaha sebaik mungkin untuk membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang dan mengenang neneknya yang telah tiada.
Kabar duka ini juga menunjukkan betapa pentingnya perhatian dan dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekat dalam menghadapi masa-masa sulit. Dewi telah kehilangan ibu mertuanya yang sangat dicintainya, dan kehilangan ini cukup membekas dihatinya karena bertepatan dengan kehadiran anak perempuannya yang ditunggu-tunggu, disambut kabar duka yang menyayat hati.
Putri Anggraini dan Erna Maya Lestari, Mahasiswi Sastra Indonesia UNPAM