Kegunaan Bahasa Argot pada Komunitas K-popers

Theresia Ariani Putriasih Butar Butar
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya
Konten dari Pengguna
19 Desember 2022 6:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Theresia Ariani Putriasih Butar Butar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu acara perusahaan lokal yang mengundang boy group K-pop. Sumber: Pribadi
Bahasa argot merupakan bahasa khusus yang digunakan oleh suatu kelompok dan artinya hanya diketahui oleh anggota kelompok itu sendiri. Bahasa argot seringkali dikenal dengan sebutan bahasa gaul. Menurut (Moerdijati, 2016) bahasa gaul adalah sejumlah kata atau istilah yang memiliki arti khusus, unik, menyimpang, dan bertentangan dengan arti umum ketika digunakan oleh komunitas (subkultur) tertentu.
ADVERTISEMENT
Bahasa argot biasanya digunakan oleh para kelompok minoritas. Mereka menggunakannya sebagai bahasa khas atau bahasa rahasia di dalam kelompoknya. Artinya pun tidak dapat diketahui oleh masyarakat luas.
Komunitas minoritas yang sering menggunakan bahasa argot seperti anak punk, penyuka kebudayaan jepang, kaum LGBT, dan K-popers. Mereka membuat beberapa kata dan bahasa yang hanya dapat dimengerti oleh para anggota komunitas itu saja. Berikut fungsi bahasa argot bagi kelompok minoritas.
1. Sarana Pertahanan Diri dari Kelompok Mayoritas
Bahasa argot ini mereka ciptakan untuk menjadi pertahanan diri bagi kelompoknya di tengah kelompok mayoritas yang jumlah anggotanya jauh lebih besar dari pada jumlah anggota kelompok mereka. Seperti anggota kelompok K-popers yang menciptakan beberapa kata di dalam komunitasnya dan artinya hanya diketahui oleh para anggota K-popers lainnya. Selain anggota komunitas K-popers tidak ada yang dapat mengetahui arti dari kata atau kalimat tersebut.
ADVERTISEMENT
2. Sarana Pemeliharaan Identitas dan Solidaritas
Para anggota komunitas K-popers menggunakan bahasa argot untuk menunjukkan identitasnya kepada anggota komunitas lain. Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan ciri khas dari komunitas mereka yang memiliki keunikannya sendiri. Selain itu bahasa argot juga berguna untuk menjaga solidaritas antar sesama anggota kelompok. Biasanya para anggota komunitas K-popers menggunakan kata "annyeong" untuk sapaan pengganti kata "halo".
3. Sarana Pembeda Orang Luar dan Dalam
Selain berguna bagi pertahanan diri dan pemeliharaan solidaritas, bahasa argot juga digunakan untuk menjadi pembeda antara anggota komunitas dan bukan anggota. Hal ini dilakukan agar mereka dapat mengenal satu sama lain antar sesama anggota kelompok atau komunitas. Jika orang tersebut tidak mengerti dengan bahasa argot yang diciptakan oleh suatu kelompok, maka dapat dipastikan orang tersebut bukan bagian dari anggota kelompok itu sendiri.
ADVERTISEMENT
4. Sarana Kebencian pada Budaya Dominan
Bahasa argot juga memiliki fungsi yang kurang baik pada budaya dominan. Melalui bahasa argot ini para anggota kelompok komunitas tertentu mampu menyebarkan kebenciannya akan budaya yang bersifat dominan pada satu wilayah tertentu. Hal ini tentu saja bersifat negatif bagi anggota kebudayaan lainnya. Salah satu kasus yang terjadi pada fungsi ini dilakukan oleh komunitas LGBT. Pada saat itu di Amerika Serikat terjadi kerusuhan dan unjuk rasa yang dilakukan oleh komunitas LGBT. Mereka merasa mayoritas penduduk melakukan penolakan terhadap budaya mereka. Dengan dalih kemanusian dan kalimat "Love is love" mereka melakukan unjuk rasa dengan turun ke jalan secara serentak.
Anggota komunitas K-popers menjadi salah satu komunitas minoritas yang menerapkan fungsi tersebut dalam menjaga identitasnya sebagai penggemar K-pop. K-popers sendiri merupakan sebutan bagi para penggemar K-pop. Menurut (Yuanita,2012) K-Pop atau Korean Pop adalah jenis aliran atau tipe musik yang berasal dari Korea Selatan, K-pop berciri khas lagu-lagu ceria dengan tempo cepat dan lirik bahasa Korea dicampur sedikit bahasa Ingris dengan diiringi modern dance.
ADVERTISEMENT
Semuanya berawal dari fenomena Korean Wave yang terjadi di Indonesia. Masyarakat Indonesia menjadikan Korea sebagai negara acuan dalam berpakaian dan kuliner. Menurut (Sella, 2013) Korean Wave atau Hallyu adalah budaya yang mengacu pada popularitas budaya korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup film dan drama, musik pop, animasi, games dan sejenisnya.
Hal tersebut saya alami secara pribadi. Pada saat duduk di bangku SMP saya meniru gaya berpakaian masyarakat korea dan model rambut yang sedang terkenal di Korea Selatan. Saya juga seringkali menggunakan tutup panci untuk makan ramyeon seperti yang orang Korea lakukan. Juga menjadi bagian dari komunitas K-popers dengan mengumpulkan photocard, album, dan poster dari boy group yang saya idolakan.
ADVERTISEMENT
Melalui fenomena Korean Wave ini Indonesia berhasil berada di urutan pertama sebagai negara dengan jumlah K-popers terbanyak. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa para idol asal Korea Selatan sering mengadakan konser di Indonesia. Indonesia menjadi target pasar bagi mereka karena tiket konser idol asal Korea Selatan selalu habis tidak tersisa dalam waktu sebentar.
Itulah beberapa fungsi dari bahasa argot bagi suatu komunitas yang biasa kita temukan. Apa bahasa argot yang ada di komunitasmu?