Konten dari Pengguna

Foreign Direct Investment: Anugerah atau Ancaman bagi Kedaulatan Indonesia?

Putri Asti Athaillah
Mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Sebelas Maret
9 Desember 2024 15:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Asti Athaillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustrasi Investasi. Foto: Anna Nekrashevich: https://www.pexels.com/
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi Investasi. Foto: Anna Nekrashevich: https://www.pexels.com/
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia telah menjadi salah satu tujuan utama aliran modal asing/investasi asing langsung (foreign direct investment) di Asia Tenggara. Investasi ini tidak hanya mencerminkan kepercayaan dunia internasional terhadap potensi ekonomi Indonesia, tetapi juga menggarisbawahi ketergantungan Indonesia pada sumber modal eksternal untuk mempercepat pembangunan. Namun, di tengah manfaat yang diberikan, kekhawatiran tentang dampak jangka panjang terhadap kedaulatan ekonomi dan politik semakin sering mengemuka. Artikel ini akan mengulas peluang dan tantangan dari aliran modal asing, serta bagaimana strategi kebijakan yang tepat dapat memaksimalkan manfaatnya dengan meminimalkan risikonya.
ADVERTISEMENT

Manfaat Aliran Modal Asing

1. Pendorong Pertumbuhan Ekonomi

Modal asing telah menjadi katalis utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sepanjang tahun 2023, Indonesia mencatatkan rekor realisasi investasi asing sebesar Rp744 triliun, dengan sektor logam dasar sebagai penerima investasi terbesar, mencapai USD11,79 miliar. Sektor transportasi, telekomunikasi, dan industri kimia juga menjadi fokus utama investasi asing, yang berkontribusi terhadap modernisasi infrastruktur dan peningkatan daya saing.
Dampak dari investasi ini sangat terasa di sektor lapangan kerja. Menurut laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi asing selama 2023 menciptakan ribuan lapangan kerja baru di sektor manufaktur dan logistik, memperkuat daya beli masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif.

2. Stabilitas Ekonomi Makro

Selain mendukung pertumbuhan, modal asing juga memperkuat cadangan devisa Indonesia, yang pada 2023 mencapai USD137,2 miliar. Cadangan ini penting untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global. Masuknya modal asing melalui obligasi pemerintah dan instrumen pasar modal membantu pemerintah dalam membiayai defisit anggaran tanpa terlalu mengandalkan utang domestik.
ADVERTISEMENT

Ancaman terhadap Kedaulatan Ekonomi dan Politik

1. Ketergantungan pada Modal Asing

Ketergantungan berlebihan pada modal asing dapat membuat ekonomi Indonesia rentan terhadap tekanan eksternal. Misalnya, dalam sektor pertambangan, investasi asing mendominasi eksploitasi sumber daya alam strategis seperti nikel, yang merupakan bahan utama baterai kendaraan listrik. Meskipun pemerintah telah menerapkan kebijakan hilirisasi, dominasi asing dalam pengolahan dan ekspor tetap menjadi tantangan.

2. Risiko Volatilitas

Investasi portofolio sering kali bersifat jangka pendek dan cenderung sensitif terhadap perubahan sentimen pasar global. Ketika terjadi gejolak ekonomi global, investor asing dapat menarik dananya secara tiba-tiba (sudden outflows), yang dapat memicu tekanan pada nilai tukar rupiah dan stabilitas keuangan. Krisis Keuangan Asia 1997 menjadi contoh nyata bagaimana volatilitas aliran modal dapat mengguncang ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT

3. Pengaruh terhadap Kebijakan Domestik

Perusahaan multinasional dengan investasi besar di Indonesia sering kali memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan domestik. Lobi perusahaan asing dapat mendorong regulasi yang menguntungkan mereka, tetapi belum tentu sejalan dengan kepentingan nasional. Privatisasi aset strategis seperti listrik dan sumber daya alam adalah contoh bagaimana pengaruh asing dapat menggerus kontrol negara atas aset vital.

Pendekatan Strategis untuk Menjaga Keseimbangan

Untuk memaksimalkan manfaat modal asing sambil meminimalkan risikonya, Indonesia perlu menerapkan kebijakan yang strategis. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

1. Diversifikasi Sumber Investasi

Mengurangi ketergantungan pada satu negara atau sektor dengan mendorong investasi dari berbagai negara, untuk menghindari monopoli modal asing dari negara tertentu seperti Tiongkok dan Amerika Serikat.

2. Penguatan Regulasi dan Transparansi

Regulasi yang ketat diperlukan untuk membatasi kepemilikan asing di sektor strategis. Misalnya, pemerintah dapat memperketat pengawasan terhadap pengelolaan tambang dan memastikan penerapan kebijakan hilirisasi berjalan efektif.
ADVERTISEMENT

3. Peningkatan Kapasitas Domestik

Investasi dalam pendidikan, penelitian, dan pengembangan teknologi harus menjadi prioritas untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing. Ini akan memperkuat kemampuan Indonesia dalam mengelola industri strategis secara mandiri.

4. Pengelolaan Risiko Keuangan

Dengan penguatan infrastruktur keuangan seperti dana stabilisasi nilai tukar dan pengelolaan utang luar negeri dapat mengurangi dampak volatilitas modal asing.

Kesimpulan

Aliran modal asing adalah pedang bermata dua. Ketika dikelola dengan bijaksana, modal asing dapat menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi Indonesia, mempercepat industrialisasi, dan menciptakan peluang kerja. Namun, tanpa pengawasan dan pengelolaan yang tepat, modal asing dapat menjadi ancaman serius terhadap kedaulatan ekonomi dan politik.
Indonesia harus menavigasi jalan yang rumit antara menarik investasi asing dan melindungi kepentingan nasional. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan modal asing sebagai anugerah pembangunan sambil tetap mempertahankan kedaulatan atas sumber daya dan masa depan ekonominya.
ADVERTISEMENT