Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Apakah Makan Gratis Pada Anak Bermanfaat?
13 November 2024 9:41 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Putri Ayu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Identifikasi dengan Analsiis Empiris
Salah satu program yang akan dilakukan oleh Presiden RI adalah menyediakan makan gratis kepada anak-anak. Apakah itu akan berhasil? Tentu perlu dilakukan analisis mendalam terkait hal ini. Salah satu referensi menunjukkan pemberian nutrisi yang baik bisa menurunkan resiko terjadinya anemia pada anak.
ADVERTISEMENT
Anemia pada anak di bawah 5 tahun merupakan salah satu penyakit yang perlu mendapat perhatian, karena mempengaruhi pertumbuhan anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa negara-negara yang masuk dalam kategori berpendapatan tinggi dan menengah ke atas memiliki angka prevalensi anemia pada anak di bawah 30 persen namun mengalami peningkatan. Negara-negara berpendapatan rendah memiliki angka anemia tertinggi dibandingkan dengan kategori lainnya, yaitu lebih dari 60% namun mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Kategori berpendapatan menengah ke bawah, menengah ke bawah dan menengah memiliki angka prevalensi pada anak antara 40-58% dengan presentase yang menurun dari tahun ke tahun.
Saya mencoba menganalisis keterkaitan makan gratis terhadap prevelansi anemia anak. Akan tetapi, hasil riset tidak menggunakan secara langsung variabel anak yang mendapatkan program makan gratis (karena kebijakan ini masih akan dilakukan), hasil riset saya baru menggunakan data yang diduga akan memegaruhi jika diberikan makan gratis, seperti stunting, kurang gizi, partisipasi wanita bekerja.
ADVERTISEMENT
Saya menguji pengaruh indikator kesehatan (stunting, prevalensi kelebihan berat badan, prevalensi kekurangan gizi) dan indikator sosial ekonomi (angka literasi perempuan dewasa, PDB per kapita dan tingkat partisipasi perempuan bekerja) pada enam kategori negara berdasarkan pendapatan (high income, low income, lower middle income, low and middle income, middle income an upper middle income). Analisis sekunder dilakukan dengan menggunakan data panel dengan metode fixed effect. Data dari World Development Indicator.
Sementara itu, hasil regresi menunjukkan bahwa stunting, prevalensi overweight, kurang gizi, PDB per kapita dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap anemia pada anak. Semakin tinggi presentase stunting, overweight, gizi kurang, PDB per kapita dan wanita pekerja, maka semakin tinggi pula angka anemia pada anak di bawah 5 tahun. Kemudian, tingkat literasi wanita dewasa berdampak negatif terhadap anemia pada anak di bawah 5 tahun. Semakin tinggi tingkat literasi wanita dewasa, semakin rendah anemia pada anak di bawah 5 tahun.
ADVERTISEMENT
Diharapkan perhatian khusus oleh pemerintah pada resiko stunting, dan gizi, wanita yang bekerja, upaya meningkatkan PDB per kapita, tingkat pendidikan wanita, dan literasi wanita untuk menurunkan anemia pada anak di bawah 5 tahun.
Keterkaitan analisis empiris dengan program makan gratis yang diusulkan oleh Presiden RI bisa dijelaskan melalui beberapa faktor berikut ini:
1. Penelitian mengungkapkan bahwa stunting dan kurang gizi berpengaruh positif dan signifikan terhadap anemia pada anak. Program makan gratis yang menyediakan makanan sehat dan bergizi dapat membantu mengurangi prevalensi stunting dan kekurangan gizi, yang pada gilirannya dapat menurunkan angka anemia. Dengan memberi makanan yang kaya zat besi dan mikronutrien, program ini dapat membantu mengurangi masalah kesehatan seperti anemia pada anak.
ADVERTISEMENT
2. Hasil riset menunjukkan bahwa tingkat literasi wanita dewasa memiliki dampak negatif terhadap anemia pada anak, yaitu semakin tinggi tingkat literasi, semakin rendah prevalensi anemia pada anak. Program makan gratis bisa disertai dengan upaya untuk meningkatkan kesadaran ibu tentang pentingnya gizi yang baik melalui edukasi. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi kejadian anemia, karena ibu yang teredukasi lebih mampu memberikan makanan bergizi pada anak.
3. Penelitian ini juga menemukan bahwa PDB per kapita yang lebih tinggi terkait dengan penurunan angka anemia pada anak. Negara dengan pendapatan lebih tinggi memiliki prevalensi anemia yang lebih rendah. Program makan gratis, terutama di negara dengan pendapatan rendah dan menengah, dapat membantu mengurangi ketimpangan sosial-ekonomi yang mempengaruhi kesehatan anak. Menyediakan makan gratis untuk keluarga yang kurang mampu dapat mengurangi beban ekonomi mereka, sehingga mereka bisa lebih fokus pada pemenuhan gizi dan kesehatan anak.
ADVERTISEMENT
4. Meskipun tingkat partisipasi perempuan bekerja berhubungan positif dengan anemia pada anak, program makan gratis dapat membantu mengurangi stres ekonomi yang dihadapi oleh ibu yang bekerja, sehingga mereka memiliki lebih banyak waktu dan sumber daya untuk memberikan perhatian lebih kepada anak-anak mereka, termasuk dalam hal penyediaan makanan sehat.
Namun, perlu ditekankan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada implementasinya di lapangan. Hasil riset yang ada tidak secara langsung mengukur dampak dari program makan gratis pada anak, karena program tersebut masih dalam tahap perencanaan. Penelitian ini hanya menggunakan data variabel yang diperkirakan akan terpengaruh jika program makan gratis diberikan, seperti stunting, kekurangan gizi, dan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja. Oleh karena itu, diharapkan program yang diusulkan oleh Presiden RI 2024-2029 dapat tepat sasaran dan efektif dalam menurunkan risiko anemia pada anak di bawah 5 tahun melalui makan gratis, dengan memutuskan kebijakan tersebut bersama ahli gizi, peneliti, praktisi yang mumpuni di bidangnya. Misalnya, proses memasak dilakukan di satu tempat dan dipantau oleh ahli gizi atau bisa dengan membelikan bahan makanan yang bisa langsung dimasak oleh keluarga, bagaimanapun Presiden RI idealnya sudah menganalisis dan merancang programnya dengan baik. Semoga kebijakan tersebut berhasil dan tidak merugikan negara.
ADVERTISEMENT