Konten dari Pengguna

Kurs Melemah, Bagaimana Kondisi Impor Migas di Indonesia?

Putri Ayu
Dosen Ekonomi Pembangunan Kampus Payakumbuh, Fakultas Ekonomi Universitas Andalas
1 Desember 2024 16:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Ayu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pergerakan kurs menjadi salah satu faktor penentu terjadinya perdagangan internasional. Hal ini disebabkan transaksi yang digunakan tentunya menggunakan perbandingan antara mata uang domestik dan asing. Biasanya, kurs ini mengacu kepada mata uang Amerika Serikat yaitu dolar US. Peningkatan mata uang Amerika Serikat menyebabkan semakin melemahnya mata uang rupiah, begitu sebaliknya. Secara teori, Salvatore mengungkapkan dampak dari melemahnya rupiah yaitu ekspor akan meningkat dikarenakan produk ekspor menjadi lebih murah di pasar internasional, sehingga bisa bersaing di pasar internasional, sedangkan impor akan turun dikarenakan mahalnya dolar US, yang menyebabkan orang Indonesia enggan belanja ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
Namun, apakah secara fakta seperti itu? Saya mencoba mengidentifikasi peran kurs rupiah terhadap impor dan ekspor migas di Indonesia secara grafik dan empiris. Pada gambar dibawah bisa terlihat bahwa Kurs rupiah terhadap dolar (Grafik warna merah) menunjukkan pergerakan fluktuatif, namun memiliki pola meningkat dari bulan Januari 2019 hingga September 2024. Pergerakan Kurs yang meningkat ini menunjukkan kurs rupiah terhadap semakin melemah, artinya semakin melemah kurs idealnya impor akan menurun.
Gambar 1. Nilai Impor Migas dan Kurs Rupiah terhadap dolar US. Sumber: Dokumentasi sendiri hasil olah data BPS Indonesia (2024)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1. Nilai Impor Migas dan Kurs Rupiah terhadap dolar US. Sumber: Dokumentasi sendiri hasil olah data BPS Indonesia (2024)
Ternyata jika kita lihat bagaimana pengaruh ekspor terhadap impor Migas di Indonesia, impor migas (minyak dan gas ) semakin tinggi , tidak sama dengan teori. Berdasarkan analisis diskusi dan literatur yang dibaca meningkatnya impor migas ini bisa disebabkan telah terbatasnya ketersediaan migas di negara domestik, kebutuhan yang sangat tinggi untuk konsumsi yang menggunakan migas, keterbatasan pengolahan migas yang efisien di negara domestik, harga yang tidak menguntungkan di negara domestik, keterbatasan energi terbarukan di suatu negara. Indonesia, tingginya impor migas menurut pengamatan saya sama dengan literatur dibaca, karena keterbatasan energi terbarukan, keterbatasan energi migas, keterbatasan pengolahan dari migas di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Gambar 2. Nilai Ekspor Migas dan Kurs Rupiah terhadap dolar US. Sumber: Dokumentasi sendiri hasil olah data BPS Indonesia (2024)
Bagaimana pengaruh ekspor terhadap impor Migas di Indonesia? Ternyata Ekspor migas (minyak dan gas ) semakin tinggi , yang ditandai pergerakan kurva pada gambar 2 yang mengalami peningkatan. Tentunya rupiah melemah menyebabkan ekspor meningkat ini, sama dengan teori. Berdasarkan analisis diskusi dan literatur yang dibaca meningkatnya ekspor migas ini bisa disebabkan untuk mendapatkan surplus perdagangan Internasional, mengekspor surplus produksi dari kebutuhan yang dibutuhkan, seperti di Kalimantan dan Papua terdapat gas, kelebihan pasokan gas ini akan diekspor dan mendapatkan pendapatan negara. Kelebihan produksi terkadang juga menyebabkan tidak bisa disimpan di Indonesia sehingga solusi ekspor adalah menjadi lebih baik, adanya kontrak dengan luar negeri, dan adanya perbedaan jenis ekspor yang berbeda dengan jenis dari dalam barang yang diimpor.
Gambar 3. Neraca Perdagangan Migas Indonesia dan Kurs Rupiah terhadap dolar US. Sumber: Dokumentasi sendiri hasil olah data BPS Indonesia (2024)
Adanya impor dan ekspor itu boleh dilakukan tentunya harus tidak merugikan negara, hal ini bisa kita lihat dari neraca perdagangan , apakah surplus atau defisit. Ternyata dari grafik diatas terlihat bahwa neraca perdagangan nilai impor migas di Indonesia cenderung negatif, nilai kecil dari 0, atau impor lebih besar dari ekspor. Tentunya semakin defisit neraca perdagangan akan semakin turun pertumbuhan ekonomi. Artinya impor migas ini akan bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi, jika tidak memperhatikan variabel makro lain yang diduga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Jadi, keinginan pemerintah untuk swasembada energi sangat bagus karena tentunya ini menunjukkan bahwa akan semakin banyak produksi energi termasuk energi terbarukan, sehingga kebutuhan domestik bisa dipenuhi dan bisa melakukan ekspor keluar negeri agar mendapatkan surplus neraca perdagangan. Diharapkan pemerintah menciptakan formula untuk bisa mempercepat swasembada energi.
ADVERTISEMENT