Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
'Junk Food' Makanan Minim Gizi yang Digemari oleh Sejuta Umat
13 Mei 2024 10:29 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Putri Oktaviani R tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Hampir setiap orang dari berbagai belahan dunia pernah mengonsumsi junk food. Makanan tersebut sangat populer, sehingga bukan hal yang aneh jika sering dijadikan makanan favorit untuk dikonsumsi setiap hari. Selain itu, junk food juga sangat mudah diakses oleh banyak orang serta memiliki rasa yang dapat diterima oleh masyarakat luas. Kebanyakan dari orang menganggap junk food merupakan makanan ‘modern’ yang kita ketahui seperti pizza, hamburger, donat, dsb. Padahal, makanan seperti seblak, aneka gorengan, nasi padang, dan ayam geprek merupakan contoh dari junk food itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Makanan sangat berkaitan dengan manusia, karena makanan merupakan kebutuhan yang paling utama bagi manusia. Makanan adalah sumber energi manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam makanan juga harus diperhatikan dari bahan baku yang baik, cara memasak, penyajian hingga ke pendistribusian sampai ke konsumen. Bahan baku yang baik untuk pengolahan makanan yang ditawarkan adalah bahan baku yang alami dan kaya zat gizi.
Di era modern dan tingkat globalisasi yang tinggi ini jenis makanan sangat beragam, akan tetapi banyak sekali makanan yang tidak baik untuk kesehatan. Seperti hal nya makanan cepat saji atau yang sering kita kenal "junk food" banyak digemari karena rasanya sangat lezat. Meskipun begitu makanan tersebut minim zat gizi, mengandung jumlah kalori besar, lemak jenuh, rendah serat, banyak mengandung garam, dan gula yang berlebih sehingga kurang baik bagi tubuh.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan studi yang telah dilakukan pada hari Senin, 6 Mei 2024 salah satu mahasiswa dari Institut Kesehatan Immanuel di Bandung yang berasal dari Kalimantan mengaku bahwa seblak telah menjadi makanan favorit anak kost yang dikonsumsi biasanya satu kali perminggu-nya, terutama pada wanita. Makanan dengan cita rasa khas, pas untuk mengenyangkan isi perut serta harga yang terjangkau ‘aman untuk dompet anak rantau’ menjadikan seblak banyak digemari oleh mahasiswa. Pada wanita yang sedang haid biasanya nafsu makan akan terpengaruh, baik itu nafsu makan semakin tinggi maupun sebaliknya. Selain makanan yang manis seperti coklat, seblak merupakan opsi terbaik dalam mengatasi sakit perut haid sebab rasa panas dan pedasnya dapat menghangatkan perut serta menimbulkan rasa puas saat mengonsumsinya.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, mengonsumsi seblak pada saat haid tidaklah dianjurkan sebab di dalam seblak mengandung banyak sekali karbohidrat serta lemak (dari kerupuk seblak) yang nantinya akan diserap menjadi gula sehingga dapat meningkatkan energi secara mendadak, serta kaya akan kadar garam yang dapat memicu perut kembung. Selain itu makan makanan pedas juga dapat menyebabkan permasalahan kram perut lainnya seperti diare.
Berdasarkan pengakuan dari narasumber, apabila dalam seminggu tersebut tidak mengonsumsi seblak maka mereka akan merasa ada sesuatu yang belum terpenuhi dan memaksa untuk segera dipenuhi. Seblak bisa saja diolah menjadi makanan yang nilai gizinya lebih tinggi dari pada seblak pada umumnya, akan tetapi pasti akan ada perubahan yang signifikan baik itu dari segi bahan, rasa, pendistribusian, hingga ke harganya.
ADVERTISEMENT
Lain halnya dengan makanan yang mempunyai rasa pahit seperti pare, kebanyakan orang tidak menyukainya. Meskipun pare memiliki nilai gizi yang tinggi akan tetapi sangat sulit untuk diterima masuk ke dalam mulut masyarakat luas. Berbeda dengan makanan yang manis seperti tempoyak (makanan khas Kalimantan) yang terasa asam-manis dikarenakan berasal dari fermentasi buah durian yang digemari banyak orang.
Selain dari harga yang terjangkau, seseorang membeli makanan dari cita rasa nya dibandingkan dengan penampilan maupun harganya. Akan tetapi, untuk kebersihan tempat dari penjual serta bagaimana si penjual tersebut melayani pelanggannya tetap diperhatikan menjadi bahan pertimbangan. Kadang kala ada sebutan “beda tangan beda rasa” yang ditujukan pada si pembuat, maka dari itu meskipun banyak sekali penjual bakso bahkan mie instan, apabila orang yang menyajikannya berbeda maka rasanya pun pasti akan berbeda meskipun dengan resep yang sama. Hal itu dikarenakan setiap orang memiliki teknik memasak yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan mengonsumsi junk food yang berlebih dapat memperburuk kondisi kesehatan tubuh sebab makanan tersebut tidak memiliki kandungan gizi yang seimbang (kelebihan gula, garam, dll). Hal tersebut apat menyebabkan turunnya sistem kekebalan tubuh. Jika sistem kekebalan tubuh menurun maka akan mudah terpapar virus dan bakteri. Junk food yang dikonsumsi dalam jangka panjang juga beresiko meningkatkan penyakit berbahaya seperti tekanan darah tinggi, stroke,kolestrol, penyakit jantung koroner, diabetes melitus sehingga kanker.
Dara, Putri, dan Viona mahasiswa S1 Gizi 2023 Institut Kesehatan Immanuel Bandung.