Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kasih Sayang yang Terabaikan: Mengungkap Bahaya Grooming pada Anak
7 Mei 2025 11:10 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Putri Khoirina Nuzullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kasih sayang adalah kebutuhan dasar yang mendasar bagi perkembangan emosional anak. Ketika anak tumbuh tanpa kasih sayang yang cukup, baik karena kurangnya perhatian orang tua maupun kehilangan orang tua, mereka dapat menjadi sangat rentan terhadap manipulasi. Salah satu bentuk manipulasi yang sangat berbahaya adalah child grooming. Dalam grooming, pelaku membangun hubungan dengan anak untuk mengeksploitasi mereka secara seksual atau emosional. Proses ini terjadi secara bertahap dan sering kali tidak terdeteksi oleh anak yang menjadi korban.

Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang kekurangan perhatian cenderung mencari "penerimaan" atau perhatian dari orang dewasa di luar keluarga mereka. Ketika seorang anak merasa diabaikan atau tidak dihargai di rumah, perhatian yang diberikan oleh orang lain dapat tampak sebagai kasih sayang yang sangat mereka butuhkan. Hal ini sangat berisiko bagi anak yang kehilangan orang tua, baik karena kematian, perceraian, atau keadaan lain yang menyebabkan mereka tumbuh tanpa pengawasan orang tua yang memadai. Kehilangan orang tua tidak hanya meninggalkan kekosongan fisik, tetapi juga kekosongan emosional yang dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh pelaku grooming.
ADVERTISEMENT
Grooming dimulai dengan membangun kepercayaan. Pelaku akan menawarkan perhatian ekstra, memberikan hadiah kecil, dan menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan anak. Mereka menjadi teman yang baik, siap mendengarkan masalah anak, serta memberikan pujian dan perhatian yang mungkin tidak diterima anak di rumah. Bagi anak yang kehilangan orang tua atau yang kurang mendapat perhatian, perhatian semacam ini sangat menggoda dan bisa membuat mereka merasa diterima dan dihargai. Namun, perhatian ini hanyalah kedok untuk manipulasi lebih lanjut.
Pelaku grooming sering kali memperkenalkan diri sebagai figur pengganti orang tua. Mereka mungkin bertindak sebagai sosok yang lebih “mengerti” atau lebih “peduli” daripada orang lain. Saat hubungan emosional mulai terbentuk, pelaku akan mulai menguji batasan anak. Mereka bisa meminta anak untuk berbagi hal-hal pribadi, mengirimkan foto, atau bahkan mengajak anak untuk bertemu secara langsung dengan alasan memberikan perhatian lebih atau melindungi anak tersebut. Anak yang merasa terisolasi dan tidak memiliki figur orang tua untuk berkonsultasi, sering kali merasa sulit untuk menilai apakah permintaan tersebut wajar atau tidak.
ADVERTISEMENT
Anak yang telah kehilangan orang tua atau yang kurang mendapatkan perhatian sering kali merasa sangat bergantung pada perhatian yang diberikan oleh orang dewasa. Mereka mungkin tidak tahu bagaimana menanggapi ketika perhatian tersebut berubah menjadi tidak nyaman atau melampaui batas. Tanpa pengetahuan tentang pentingnya menjaga batasan dalam hubungan, anak-anak ini cenderung merasa tidak enak untuk menolak, bahkan ketika mereka merasa ada yang tidak beres. Mereka menganggap perhatian tersebut sebagai bentuk kasih sayang yang mereka cari-cari.
Namun, kenyataannya, pelaku grooming sama sekali tidak memiliki niat baik. Semua perhatian yang diberikan pada anak adalah bagian dari strategi manipulasi untuk menciptakan ketergantungan emosional, yang akhirnya memungkinkan pelaku untuk mengekploitasi anak secara fisik atau emosional. Dalam kasus seperti ini, tidak adanya pengawasan atau figur orang tua untuk memberi bimbingan membuat anak semakin rentan terhadap manipulasi ini.
ADVERTISEMENT
Masyarakat, terutama para pengasuh, guru, atau orang dewasa lainnya yang berinteraksi dengan anak-anak, harus lebih peka terhadap tanda-tanda grooming. Anak-anak yang kehilangan orang tua atau yang kurang mendapatkan perhatian sangat membutuhkan pengawasan ekstra dan dukungan emosional yang sehat. Komunikasi yang terbuka, pemahaman tentang batasan diri, dan pendidikan mengenai hubungan yang sehat adalah langkah penting untuk melindungi anak-anak dari manipulasi ini. Anak yang merasa dicintai dan dihargai oleh orang dewasa yang benar-benar peduli, dan yang diajarkan untuk mengenali batasan, akan lebih terlindungi dari ancaman grooming.
Dengan menciptakan lingkungan yang aman, di mana anak-anak dapat merasakan kasih sayang yang sejati, mereka akan memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi. Anak-anak yang tahu hak-haknya dan belajar untuk menetapkan batasan tidak hanya akan merasa lebih aman, tetapi juga akan tumbuh menjadi individu yang tangguh, mampu menghadapi berbagai tantangan tanpa harus bergantung pada perhatian manipulatif dari orang lain.
ADVERTISEMENT
Anak-anak yang tumbuh tanpa kasih sayang seharusnya tidak merasa sendiri. Mereka berhak mendapatkan perhatian dan perlindungan yang dapat membantu mereka tumbuh dengan rasa aman dan penuh harapan, karena setiap anak pantas merasa dihargai dan dilindungi.