Konten dari Pengguna

Tradisi Malam Selikur, Salah Satu Kebudayaan Jawa Bernafaskan Islam

Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi
11 April 2022 14:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari User Dinonaktifkan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tradisi Malem Selikuran di Keraton Surakarta (foto: Shutterstok)
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi Malem Selikuran di Keraton Surakarta (foto: Shutterstok)
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki wilayah yang luas, terbentang dari Aceh sampai ke Papua. Wilayah yang luas Indonesia mempunyai kekayaan alam dengan keaneragaman hayati dan nabati, serta keberagaman budayanya. Budaya yang di miliki Indonesia terdapat di setiap daerah, tak terhitung jumlahnya. Setiap daerah pasti memiliki keunikan budayanya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Dari banyaknya kebudayaan di Indonesia, ada salah satu Kebudayaan yang masih tetap eksis sampai sekarang, yaitu kebudayaan Jawa. Jawa memang masih sangat menjaga kebudayaannya dan mereka masih tetap melaksanakan kebudayaan tersebut. Hampir setiap wilayah di Pulau Jawa tak pernah lupa untuk melaksanakan setiap tradisi-tradisi kebudayaannya. Mereka mempercayai bahwa, setiap tradisi yang dilaksanakan merupakan warisan dari para leluhur. Oleh karena itu, mereka harus tetap melaksanakan kegiatan tradisi tersebut.
Tradisi yang ada sejak dulu sampai sekarang tentu akan mengalami perkembangan zaman. Dengan adanya perkembangan zaman tersebut, diikuti dengan masuknya agama Islam di Jawa. Masuknya agama Islam di Jawa sangat mempengaruhi perkembangan kebudayaan. Sehingga, kebudayaan Jawa dan agama Islam bersatu. Namun, tidak menghilangkan ciri khas asli kebudyaan Jawa. Bersatunya dua Kebudayaan tersebut dikenal dengan istilah akulturasi budaya. Sehingga, kebudayaan Jawa berkembang yang menyatu dalam tradisi bernafaskan Islam.
ADVERTISEMENT
Salah satu kebudayaan Jawa bernafaskan Islam adalah Tradisi Malem Selikur. Tradisi ini diselenggarakan setiap bulan suci Ramadhan tapat pada hari ke 21 atau selikur. Tradisi ini dilaksanakan di Keraton Surakarta, Keraton Solo, dan daerah-daerah di wilayah Pulau Jawa. Tradisi ini merupakan kebudayaan religius dan penuh makna, karena adanya perpaduan antara kebudayaan Jawa dengan agama Islam yang saling menguatkan. Tradisi ini dilaksanakan untuk menyambut datangnya malam Lailatul Qadar.
Proses pelaksanaan Malem Selikuran, dimulai dengan rombongan membawa tumpeng yang jumlahnya seribu dari keraton Kesunanan menuju Masjid Agung Surakarta yang dipimpin patih dan diikuti pembesar keraton serta para abdi dalem. Setelah rombongan sampai di Masjid Agung Surakarta, dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh KRAT Pujo Diningrat. Setelah doa selesai, tumpeng dibagikan kepada para abdi dalem pengiring dan masyarakat yang berada di Masjid Agung. Dalam tradisi ini, tidak ada acara berebut tumpeng. Tetapi, abdi dalem pengiring dan masyarakat menunggu jatah pembagian tumpeng dengan duduk bersila di Pelataran Masjid.
ADVERTISEMENT
Tradisi Malem Selikuran merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan. Dengan perkembangan zaman, kita harus tetap melestarikannya dan jangan sampai kebudayaan ini ditinggalkan. Kebudayaan merupakan salah satu identitas bangsa Indonesia. Melalui keragaman Budaya, Indonesia dikenal oleh bangsa luar. Jangan sampai budaya kita diklaim oleh bangsa asing, karena ini merupakan identitas bangsa kita. Dengan melestarikan budaya, diharapkan tetap terjaga sampai ke generasi yang akan datang dan jangan sampai ditinggalkan.