Dosen Undhira Terapkan Bahasa dan Standar Hospitalitas di Warung Pantai Seseh

Putu Chris Susanto
Dosen Manajemen di Universitas Dhyana Pura, Bali
Konten dari Pengguna
24 September 2022 10:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putu Chris Susanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Pendampingan Tourismpreneur UMKM Hidden Gem Dukung Pulihnya Pariwisata Bali

Tim Dosen Undhira bersama sebagian tim Warung Pantai Seseh. Dok: Tim PKM
zoom-in-whitePerbesar
Tim Dosen Undhira bersama sebagian tim Warung Pantai Seseh. Dok: Tim PKM
ADVERTISEMENT
(Badung-Bali, 24/09) Di tengah bangkitnya kembali pariwisata Bali, wirausahawan di bidang pariwisata (tourismpreneur) juga semakin menggeliat. Salah satu tourismpreneur muda dengan usaha yang unik adalah I Made Santika Putra, yang sejak November 2020 lalu merintis Warung Pantai Seseh, persis di bibir Pantai Seseh, Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Bermula dari menjual kelapa segar di lahan milik keluarganya, Made terus mengembangkan UMKM ini hingga sekarang memiliki kapasitas 40 seats dan 30 bean bags, serta menu yang lebih komprehensif. Lokasi dan konsep bisnis keluarga yang easy going merupakan kekuatan utama Warung Pantai Seseh. Tidak sedikit unggahan di media sosial yang menyatakan café ini seperti “surga tersembunyi” (hidden gem), atau mengingatkan pengunjung akan nostalgia pantai-pantai di Bali pada tahun 1980-an.
Suasana Senja di Warung Pantai Seseh. Dok: Google Maps.
Dalam perkembangan usahanya, Warung Pantai Seseh menghadapi berbagai tantangan termasuk masih kurangnya keterampilan pemilik dan staf dalam berbahasa Inggris dan menerapkan standar hospitalitas dalam pelayanan tamu. Terlebih karena mayoritas tamu di warung tersebut adalah wisatawan asing. Karenanya, Made Santika bermitra dengan tiga orang dosen Universitas Dhyana Pura (Undhira) guna mendampingi UMKM ini dalam penerapan bahasa dan standar hospitalitas pada usaha kuliner ini, di samping pemasaran.
ADVERTISEMENT
Tim dosen yang diketuai Putu Chrisma Dewi (Sastra Inggris) dan beranggotakan Ni Luh Christine Suyasa (D4 Manajemen Perhotelan) dan Putu Chris Susanto (Manajemen) mengawali serangkaian kegiatan pengabdian masyarakat dengan pendampingan menyusun menu dalam Bahasa Inggris yang baik, karena sebelumnya masih banyak ada typo, kesalahan grammar, dan kekeliruan dalam deskripsi menu sehingga banyak menimbulkan kerancuan, kesalahpahaman, bahkan komplain oleh tamu. Setelah itu, tim melatih product knowledge karyawan Warung Pantai Seseh kosakata nouns, verbs, dan adjectives terkait menu. “Dari analisis akar masalah yang kami lakukan dengan Made dan timnya, kami berkesimpulan bahwa menu harus fix dulu, mudah dipahami—barulah kami bisa memberikan pelatihan pengetahuan produk kepada karyawan,” jelas ketua tim Chrisma Dewi.
Pelatihan Bahasa Inggris dan Product Knowledge. Dok: Tim PKM.
Menerapkan bahasa dan standar hospitalitas, tim dosen memberikan pelatihan sequence of service dan bahasa Inggris untuk FB service kepada karyawan Warung Pantai Seseh yang berjumlah 11 orang. Selain melakukan pelatihan secara langsung, tim dosen dan mahasiswa juga membahani mitra dengan video tutorial sehingga nantinya dapat diakses kapan saja untuk refresher dan karyawan baru. Untuk memastikan implementasi pelayanan prima dan penerapan standar CHSE pada mitra, tim juga memberikan bantuan peralatan yang membantu memastikan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan untuk FB service di Warung Pantai Seseh. “Kami juga memberikan trik kepada karyawan di bidang pelayanan seperti penggunaan pivot point dan pencatatan pesanan sesuai sequence sehingga tidak perlu ‘melelang’ makanan dan minuman saat mengantarkan pesanan,” ujar anggota tim Christine Suyasa.
ADVERTISEMENT
Untuk membantu upaya pemasaran UMKM ini, tim dosen melakukan analisis mendalam dengan dengan owner, dengan mengkomunikasikan keunikan mitra sebagai usaha hidden gem. “Warung Pantai Seseh ini tidak mudah dicari, tapi alih-alih menjadi kelemahan hal itu malah menjadi daya tarik tersendiri bagi usaha ini yang kami bantu angkat melalui upaya pemasaran terpadu dan pemasaran digital melalui media sosial terutama Instagram,” papar Chris Susanto selaku anggota tim. “Kami juga memastikan branding dan pesan pemasaran konsisten dengan atmosfer kekeluargaan dan easy going yang menjadi daya tarik Warung Pantai Seseh,” lanjutnya.
Pendampingan dan pelatihan oleh dosen dan mahasiswa Undhira di Warung Pantai Seseh mulai membuahkan hasil. Made Santika selaku owner mengakui bahwa kekeliruan, kesalahpahaman, dan keluhan pelanggan semakin berkurang dengan adanya menu yang deskriptif dan disiapkan dengan baik—di samping karyawannya sudah menguasai menu dan standar-standar pelayanan yang baik. Melalui upaya pemasaran dan event marketing, terutama pelepasan tukik yang menetas di areal Warung, usaha ini semakin dikenal dan semakin ramai dikunjungi—terutama oleh wisatawan mancanegara. “Dampaknya sangat positif; warung semakin ramai, spending per tamu juga meningkat, dan kami bisa terus mengembangkan usaha karena dapur, bar, dan service sudah berjalan dengan baik dan sinkron berkat pendampingan Undhira,” pungkas owner Made Santika.
Pendampingan Pemasaran dan Standar Hospitalitas. Dok: Tim PKM.
Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini adalah salah satu bentuk pengabdian masyarakat dosen dan mahasiswa Undhira dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat sasaran dan sesuai kebutuhan masyarakat. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa, yang turun langsung ke masyarakat guna mewujudnyatakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. PKM di Warung Pantai Seseh merupakan bagian dari skema Hibah pengabdian kepada masyarakat tahun 2022 oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, spesifiknya Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM).
Tim Dosen dan Tim Mitra Menunjukkan Hasil PKM. Dok: Tim PKM.
Bagi pembaca yang tertarik berkunjung ke Warung Pantai Seseh, usaha yang unik ini sedikit tersembunyi dan butuh effort untuk mencapainya. Anda dapat memarkir kendaraan Anda di area parkir Pantai Seseh di Desa Cemagi (tidak jauh dari pantai Munggu), lalu berjalan 300 meter ke arah barat. Sunset adalah waktu terbaik untuk berkunjung ke warung ini.
ADVERTISEMENT