Konten dari Pengguna

Alzheimer : Mereka yang Tak Sengaja Melupakan

PUTU DIVA WIDI PRAJNANI
Mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Brawijaya angkatan 2022
6 Desember 2022 15:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PUTU DIVA WIDI PRAJNANI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seseorang sedang mencoba mengingat sesuatu oleh Putu Diva Widi Prajnani
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seseorang sedang mencoba mengingat sesuatu oleh Putu Diva Widi Prajnani
ADVERTISEMENT
Tidak sedikit dari kita yang beranggapan bahwa kepikunan merupakan hal yang wajar dialami oleh orang-orang lanjut usia. Namun, tahukah kamu bahwa hal tersebut mungkin dapat menjadi tanda dari gejala awal demensia dan alzheimer? Untuk itu, kita perlu memahami lebih jauh pengertian, faktor penyebab serta hal yang dapat kita lakukan untuk membantu keluarga serta mereka yang terdiagnosis alzheimer.
ADVERTISEMENT

Demensia, alzheimer dan pikun

Meskipun sama-sama menimbulkan gangguan pada otak, faktanya, demensia, alzheimer dan pikun merupakan tiga hal yang berbeda. Demensia sendiri merupakan sekumpulan gejala yang merujuk pada penurunan fungsi kognitif dengan intensitas yang cukup berat. Penurunan fungsi kognitif tersebut mencakup emosi, daya ingat, pengambilan keputusan serta fungsi otak lainnya sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Demensia terbagi dalam berbagai jenis atau sub-type dimana salah satu sub-type demensia yang paling umum ditemukan adalah Demensia Alzheimer. Dijelaskan pertama kali oleh ahli saraf Jerman yaitu Alois Alzheimer, penyakit Alzheimer timbul akibat adanya timbunan plak êžµ-amiloid (beta-amiloid) dan protein tau. Plak yang merupakan kelompok protein padat menghalangi komunikasi antar neuron. Sementara, serat kusut dari protein yang terpilin menyebabkan kematian pada sel-sel otak yang sehat. Gejala yang ditunjukan oleh penderita alzheimer akan menjadi semakin parah seiring berjalannya waktu. Hal tersebut kadang menimbulkan kekeliruan anggota keluarga yang menganggap gejala ringan alzheimer sebagai pikun biasa, namun sebetulnya gejala ringan seperti kesulitan mengingat hal-hal ataupun berpikir jernih dengan intensitas yang tidak cukup berat dapat mengarah pada diagnosis penyakit alzheimer dan biasa disebut dengan istilah Mild Cognitive Impairment (MCI). Walaupun persentase peningkatan dari MCI berkembang ke penyakit alzheimer terhitung rendah (sekitar 10%-20% setiap tahun), pemeriksaan lebih lanjut tetap diperlukan untuk memastikan hal tersebut pada orang dengan tanda-tanda gejala alzheimer ringan.
ADVERTISEMENT

Faktor penyebab munculnya Demensia Alzheimer

Alzheimer sendiri sejauh ini merupakan penyakit yang dipengaruhi oleh kombinasi beberapa faktor sekaligus. Sulit bagi para ahli untuk menentukan satu faktor utama yang teridentifikasi sebagai penyebab penyakit ini. Beberapa faktor tersebut adalah :
1. Usia
Meskipun disebutkan bahwa Demensia Alzheimer tidak ditentukan hanya dari satu faktor spesifik, namun usia dapat dikatakan sebagai faktor yang menyumbang risiko terbesar seseorang menderita demensia. Orang dengan rentang usia 65 tahun keatas memiliki kecenderungan perkembangan demensia dan alzheimer yang lebih besar dibandingkan orang dengan usia dibawah 65 tahun.
2. Faktor genetik
Penyakit alzheimer juga dapat timbul dari faktor genetik yang dibawa dari satu generasi ke generasi berikutnya. Namun, meskipun dapat diwariskan, pengaruh gen yang diwariskan dari orang tua dengan alzheimer kepada anaknya cenderung kecil dan persentasenya hanya sedikit lebih tinggi dari mereka yang tidak memiliki kasus Alzheimer pada keluarga terdekat.
ADVERTISEMENT
3. Gaya hidup
Selain usia dan faktor genetik, gejala alzheimer juga dapat dipicu dari gaya hidup yang buruk seperti konsumsi minuman beralkohol dan kecanduan merokok.
4. Faktor lainnya
Beberapa faktor lain yang mampu menjadi penyebab timbulnya risiko penyakit alzheimer yakni adanya perbedaan jumlah kromosom, seseorang dengan down syndrome, terdapat riwayat cedera berat pada kepala atau leher (whiplash injuries) serta seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi, kadar kolesterol berlebih dan penderita diabetes.

Apa yang dapat kita lakukan?

Pada beberapa kasus, orang dengan stadium akhir Demensia Alzheimer akan mengalami kesulitan pada masalah ingatan dan makan dengan keparahan yang tinggi. Mereka juga tidak dapat mengingat anggota keluarga mereka, begitu pula dengan alamat tempat tinggal ataupun kegiatan yang baru saja mereka lakukan sehingga tak jarang para penderita alzheimer yang masih memaksakan untuk beraktivitas sendiri di luar rumah, melupakan jalan pulang ke rumah mereka. Selama periode tersebut, anggota keluarga diarahkan untuk dapat memberikan bantuan dan perhatian terbaik yang mereka bisa serta mampu berkomitmen penuh terhadap pasien dan kebutuhannya.
ADVERTISEMENT
Adapun beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk membantu meringankan kesulitan yang dialami oleh para penderita demensia khususnya alzheimer adalah dengan mengetahui beberapa perawatan dan cara berkomunikasi yang sesuai dengan keperluan mereka, seperti :
1. Latihan fisik
Untuk meningkatkan sirkulasi serta membantu mencegah kekakuan otot, pasien Demensia Alzheimer memerlukan latihan fisik seperti olahraga ringan yang mampu mendorong mobilitas dan bebas dilakukan selama memungkinkan.
2. Kesejahteraan mental
Selain fisik, pasien dengan Demensia Alzheimer memerlukan perhatian psikologis bahwa perasaan mereka masih dihargai dan dipedulikan sehingga kita perlu menyediakan kegiatan dan stimulasi yang sesuai agar mampu membantu mereka untuk tetap termotivasi selama mungkin.
3. Menjaga kehangatan
Pada penderita Demensia Alzheimer dengan gejala yang serius, mereka cenderung pasif dan mengurangi pergerakan sehingga hal tersebut dapat membuat sirkulasi yang buruk serta penurunan suhu tubuh. Penurunan suhu tubuh yang drastis dapat memicu hilangnya kesadaran, bahkan kematian. Untuk mencegah penurunan suhu tubuh tersebut, pastikan kamar yang ditempati pasien selalu dalam keadaan hangat dan arahkan mereka untuk menggunakan pakaian hangat ketika berada dalam cuaca dingin.
ADVERTISEMENT
4. Sampaikan pesan dengan jelas
Ketika ingin mengkomunikasikan sesuatu dengan penderita alzheimer, kita harus menggunakan kata-kata sederhana seperti menghindari penggunaan kata ganti atau singkatan dan mampu dijawab dengan mudah oleh penderita alzheimer.
Dengan mempelajari hal-hal seputar demensia dan alzheimer, kita ikut andil dalam membantu masyarakat sekitar untuk lebih memahami penyakit ini dan menaruh perhatian lebih kepada anggota keluarga atau orang disekitar kita yang memiliki risiko Demensia Alzheimer.
Referensi :
Alzheimer & Demensia. (n.d.). Alzheimer Indonesia. Retrieved December 4, 2022, from https://alzi.or.id/alzheimer-demensia/
Perawatan harian bagi ODD. (2019, April 22). Alzheimer Indonesia. Retrieved December 4, 2022, from https://alzi.or.id/perawatan-harian-bagi-odd/
Verulava T, Grdzelishvili A, Magaldadze M, et al. Social Problems of Alzheimer Patients and Their Family Members. Home Health Care Management & Practice. 2018;30(4):175-178. https://doi.org/10.1177/1084822318775703
ADVERTISEMENT
Sardi, F., Fassina, L., Venturini, L., Inguscio, M., Guerriero, F., Rolfo, E., & Ricevuti, G. (2011). Alzheimer’s disease, autoimmunity and inflammation. The good, the bad and the ugly. Autoimmunity Reviews, 11(2), 149–153. https://doi.org/10.1016/j.autrev.2011.09.005