Kesan Pertama yang Bagus dengan iPhone XR

Selain meluncurkan iPhone XS dan XS Max, Apple masih punya satu perangkat lain yang saat ini cukup jadi perbincangan, yaitu iPhone XR. Ponsel yang diposisikan sebagai versi lebih murah dari duo XS dan XS ini sebenarnya punya harga yang tidak bisa dibilang murah, karena dibanderol sekitar Rp 13 jutaan di Singapura atau Malaysia untuk versi dengan kapasitas internal 64 GB.

Saya pribadi cukup penasaran dengan ponsel ini, karena membawa banyak sekali fitur-fitur unggulan dari varian yang lebih mahal, seperti kamera dan prosesor. Namun, tidak mungkin semuanya sama karena tetap ada bagian-bagian yang dibedakan dengan cukup signifikan.

Dimulai dari isi kotaknya, iPhone XR sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan iPhone lain, seperti misalnya iPhone 8 yang saya punya. Masih ada charger, kabel lightning, dan tentunya earpods. Tapi, satu hal yang paling berbeda adalah tidak adanya dongle lightning ke jack 3,5 mm. Jadi kalau masih ingin menggunakan headset atau earphone kabel, harus beli secara terpisah dengan harga sekitar Rp 150.000.

Beralih ke unitnya, iPhone XR ternyata tidak sesuai perkiraan. Sempat terpikirkan kalau ponsel ini akan terkesan murahan karena punya banyak warna dan mengingatkan dengan iPhone 5C. Tapi, sekali lagi ternyata saya salah.

Soal tampilan premium, iPhone XR tentu masih terasa banget dengan back cover kaca dan rangka alumumium-nya. Apalagi dengan warna merah favorit saya ini yang ternyata sama dengan iPhone 8. Untuk ukurannya iPhone XR tentu lebih gede dari iPhone 8, tapi masih lebih kecil jika dibandingkan sama Samsung Galaxy Note 9 atau Huawei Mate 20 Pro.

Jadi buat tangan saya yang terbiasa dengan handphone besar, iPhone XR masih terasa nyaman dipakai dan mudah dinavigasikan. Ngomongin soal navigasinya sendiri, iPhone XR sudah mengadopsi desain iPhone baru dengan tidak punya lagi tombol home dan beralih ke gestur swipe. Absennya tombol home juga berarti tidak ada touch id atau sensor sidik jari yang kini sudah sepenuhnya digantikan sama face id.

Kemudian untuk layar, ini adalah bagian yang cukup banyak diomongin. Ukuran pada iPhone XR adalah 6,1 inch dengan jenis panel LCD yang disebut Apple dengan liquid retina supaya tampak lebih keren. Tapi, yang jadi perbincangan adalah resolusinya yang ada di 1792 x 828 atau di bawah FullHD.

Lalu apakah dengan begitu tampilannya otomatis jelek? Jawabannya enggak. Saya pun yakin kalau melihat langsung, tidak akan ngira ini adalah layar dengan resolusi di bawah Full HD karena kualitasnya yang baik.

Berlanjut ke bagian berikutnya sekaligus yang paling menarik adalah spesifikasi. Sama dengan iPhone XS dan XS Max, iPhone XR sudah dilengkapi sama prosesor A12 Bionic yang tidak perlu diraguin lagi performanya. Lalu buat baterai ada kapasitas 2942 mAh yang terbilang besar untuk perangkat iPhone. Jadi kalau dikombinasikan dengan iOS, mestinya daya tahannya bisa bagus.

Terus buat sektor menarik lainnya adalah kamera. Lensanya memang hanya ada satu beresolusi 12 MP atau sama persis dengan lensa utama pada iphone XS dan Xs Max. Cuma bedanya adalah tidak ada lensa tele aja.

Menariknya Apple tetap ngasih fitur utama terbarunya yaitu smart HDR plus portrait mode yang bisa diedit. Seperti apa hasil foto-fotonyanya saya belum bisa saya kasih contoh karena baru buka kotak, dan akan saya tambahkan lagi di beberapa hari ke depan.

Untuk keseluruhan kesan pertama, iPhone XR sama sekali tidak seperti barang murahan yang sudah diprediksikan. Desainnya bagus, kamera menjanjikan, dan spesifikasinya pun setara dengan versi yang lebih mahal.

Satu-satunya bagian yang mungkin jadi pertimbangan adalah layar, meskipun sepertinya tidak bisa dibilang sebagai deal breaker juga. Tapi untuk lengkapnya saya akan pakai terlebih dulu hp ini dan mungkin butuh 2-3 minggu supaya berasa baru bagaimana pengalaman saya dengan iPhone XR.

Cek juga videonya di bawah ini.