Kisahku Memiliki Anak Autisme

Fitria Mustikawati
Ibu rumah tangga dengan 2 orang putri juga berwirausaha di bidang kuliner dan pariwisata. Lulusan dari Manajemen Pemasaran Pariwisata Universitas Pendidikan Indonesia. Mantan bankir salah satu Bank swasta di Indonesia.
Konten dari Pengguna
30 Maret 2021 20:08 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fitria Mustikawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak autis yang memiliki dunia sendiri
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak autis yang memiliki dunia sendiri
ADVERTISEMENT
Memiliki keturunan merupakan hadiah terindah kami sebagai suami istri. Cucu perempuan yang ditunggu-tunggu oleh keluarga besar, ternyata memiliki gangguan serius dalam tubuhnya. Putri pertama kami, Nindy, saat ini tepat berusia tujuh tahun mengalami gangguan autisme. Beberapa ciri autisme melekat pada tubuh Nindy, terlihat jelas saat usianya menginjak dua tahun Nindy belum dapat berbicara dan jarang merespons apabila namanya dipanggil.
ADVERTISEMENT
Bahkan beberapa orang menyangka bahwa Nindy mengalami gangguan pendengaran serta mengalami gangguan dari makhluk halus karena saat itu Nindy sering menunjukkan keanehan perilaku dan kebiasaan. Tiba-tiba sering terbangun tengah malam, terkadang dia tertawa sendiri atau menangis tanpa sebab, senang menyendiri dan takut keramaian, serta kebal dengan rasa sakit.
ilustrasi pita peduli autisme Foto: Shutterstock
Bagaimana perasaan saya dan suami saat itu? Kaget, sedih dan bingung ditambah kondisi saya saat itu sedang mengandung anak kedua. Suami berusaha menguatkan saya, kami tidak boleh menyerah dengan keadaan, kami harus semangat untuk perkembangan Nindy. Akhirnya kami pun memeriksakan Nindy ke dokter tumbuh kembang, dokter syaraf dan psikolog anak.
Serangkaian terapi pun dijalani oleh putri kami seperti terapi okupasi, terapi wicara, dan terapi ABA. Selain itu kami sebagai menerapkan pola diet CFGFSFSF (casein, glutein, sugar, soya free) sebagai bentuk ikhtiar kami. Untuk hasil akhir tetap kami serahkan kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Namun tak terasa tiba-tiba air mata menetes ketika memandang wajah Nindy. Wajah yang polos, tanpa dosa. Banyak kenikmatan dunia yang Allah cabut darinya, tapi Insya Allah akan dibalas lebih banyak kenikmatan di surga kelak. Penyesalan itu selalu ada, menyesal sebelum Nindy berusia dua tahun ia dititipkan dan saya masih sibuk mengejar karier sehingga tidak dapat melihat serta mendampingi langsung setiap detik perkembangan dari Nindy.
Sangat jauh berbeda saat saya mengasuh langsung putri kedua saya yang sekarang berusia tiga tahun. Putri kedua saya mengalami perkembangan yang jauh lebih baik dan sesuai dengan usianya. Walaupun sudah berusia tujuh tahun, Nindy semakin terlihat berbeda jika sedang bermain dengan anak sebayanya. Sering kali Nindy tiba-tiba menyerang anak lain karena terlalu senang atau ketika ia merasa panik. Oleh sebab itu tidak mudah untuk melepas Nindy bermain, harus selalu didampingi oleh ibu dan bapaknya.
ADVERTISEMENT
Bertambah usia semakin besar pula kekuatannya. Saat ia kesal dan marah, terkadang saya tidak sanggup untuk meredakan amarahnya, jika sudah seperti ini, saya abaikan Nindy dan membiarkan ia menenangkan diri di tempat yang aman.
Saya dan suami sudah kebal dengan tatapan dan nyinyiran tetangga bahkan saudara. Yang saya khawatirkan adalah kondisi psikologis Nindy. Ia sudah mengerti apabila sedang diperhatikan orang sekitar. Di hari lahirmu ini, banyak doa dan harapan untuk Nindy. Semoga Nindy dapat mandiri dan dapat mengontrol emosi diri. Di samping doa yang setiap saat diucapkan olehmu saat akan belajar, semoga Nindy tambah pintar, tambah patuh, tambah salihah dan bisa berkomunikasi dengan baik. Aamiin Yaa Robbal Alamiin.