Konten dari Pengguna

Pemanfaatan Botol Plastik sebagai Media Tanaman Hidroponik

Asis
Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Airlangga, Member of Surabaya Academia Forum, Center for Research and Humanity
28 Oktober 2024 14:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Pribadi, Para Peserta Mempraktekan Botol Plastik Sebagai Media Tanam Hidroponik
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Pribadi, Para Peserta Mempraktekan Botol Plastik Sebagai Media Tanam Hidroponik
ADVERTISEMENT
Sebanyak 30 peserta ibu-ibu mengikuti kegiatan pelatihan pemanfaatan botol plastik sebagai media tanaman hidroponik pada 27 Oktober 2024 di Kampung Urban Care, Surabaya. Kegiatan ini menjadi bagian dari program pengabdian masyarakat yang bertujuan mengurangi limbah plastik sekaligus memberdayakan warga dalam menghasilkan sayuran sehat secara mandiri.
ADVERTISEMENT
Pelatihan ini difasilitasi oleh tim PKM LPPM UMSurabaya yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat urban. Dalam sambutannya, Ketua Tim Pengabdian, Basuki Babsussalam, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan langkah kecil untuk mengubah kebiasaan warga dalam mengelola sampah plastik. "Botol plastik yang biasa dibuang bisa diubah menjadi media tanam yang bermanfaat, terutama dalam metode hidroponik yang tidak membutuhkan banyak ruang," jelas Basuki.
Dalam pelatihan, para peserta diperkenalkan dengan konsep dasar hidroponik, sebuah metode bercocok tanam tanpa tanah yang hanya menggunakan air dan nutrisi sebagai media tanam. Pelatihan ini dirancang secara praktis, sehingga para ibu-ibu tidak hanya memahami teori tetapi juga langsung mempraktikkan teknik bercocok tanam hidroponik dengan memanfaatkan botol plastik bekas.
ADVERTISEMENT
Sejumlah instruktur memandu para peserta mulai dari persiapan botol plastik bekas, pemotongan, hingga pengisian nutrisi khusus tanaman. Para peserta tampak antusias mengikuti arahan setiap langkah, bahkan beberapa ibu terlihat sangat bersemangat mencoba modifikasi desain botol agar lebih praktis dan estetis.
"Awalnya saya pikir bercocok tanam hidroponik itu sulit dan mahal. Tapi ternyata, dengan botol plastik bekas, kita bisa memulai dengan mudah. Anak-anak juga bisa ikut terlibat, sehingga ini bisa jadi kegiatan keluarga yang bermanfaat," ujar Bu Warsito, salah satu peserta pelatihan.
Selain belajar teknik hidroponik, para peserta juga diberikan penjelasan mengenai keuntungan bercocok tanam hidroponik, seperti hasil panen yang lebih cepat dan lebih segar dibandingkan dengan metode konvensional. Sayuran hidroponik juga diyakini memiliki kualitas yang lebih bersih dan lebih sehat karena terhindar dari kontaminasi tanah dan pestisida.
ADVERTISEMENT
Menurut data dari tim pengabdian, pelatihan ini juga berfungsi untuk mengurangi volume sampah plastik di sekitar lingkungan Kampung Urban Care. Setiap ibu diharapkan dapat menggunakan botol plastik bekas rumah tangga sebagai wadah hidroponik yang efektif sehingga dapat menurunkan konsumsi plastik sekaligus menambah nilai guna.
Foto: Pribadi, Tim sedang Mempraktekan Botol Plastik Sebagai Media Tanam Hidroponik
Selain itu, para peserta juga diajak berdiskusi mengenai potensi bisnis kecil-kecilan dari tanaman hidroponik. Tim pengabdian mengajak ibu-ibu yang tertarik untuk mengembangkan kebun hidroponik di rumahnya agar bisa memenuhi kebutuhan sayuran keluarga sekaligus menambah pendapatan dengan menjual hasil panen kepada tetangga sekitar.
Selama acara, para peserta diberikan bahan dan alat untuk percobaan hidroponik. Masing-masing ibu mendapatkan satu set botol plastik bekas yang sudah disiapkan oleh panitia, lengkap dengan bibit dan larutan nutrisi hidroponik. Kegiatan ini dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan jarak aman antar peserta.
ADVERTISEMENT
Kegiatan tersebut berhasil menciptakan suasana hangat dan penuh semangat di antara para ibu. Antusiasme mereka diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi warga lain untuk memanfaatkan barang bekas secara kreatif dan bermanfaat. Tim pengabdian optimistis bahwa kegiatan ini akan memiliki dampak positif jangka panjang bagi masyarakat.
Menjelang akhir kegiatan, para peserta diberi kesempatan untuk bertanya dan berbagi kesan serta harapan mengenai program ini. Salah satu peserta, Bu Rina, menyampaikan harapannya agar program ini bisa dilanjutkan dengan bimbingan lanjutan mengenai perawatan tanaman hidroponik di rumah.
Sebagai penutup, Asis mengungkapkan bahwa timnya berencana untuk terus melanjutkan program edukasi ini agar semakin banyak warga yang teredukasi tentang pentingnya daur ulang plastik dan manfaat bercocok tanam hidroponik. "Kami berharap ibu-ibu yang hadir hari ini bisa menjadi duta lingkungan di lingkungan masing-masing," ujar Asis.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Ketua RW setempat, yang menilai bahwa pelatihan ini tidak hanya berguna bagi pengurangan sampah tetapi juga membantu warga dalam meningkatkan ketahanan pangan keluarga. "Ini adalah contoh kegiatan positif yang harus sering diadakan di kampung kami," ujar Ketua RW dalam sambutannya.
Ke depan, tim pengabdian akan menjajaki kemungkinan untuk menggandeng lebih banyak pihak dalam mendukung program ini. Dengan semakin meningkatnya minat warga, diharapkan akan terbentuk komunitas kecil yang fokus pada hidroponik dan ramah lingkungan di Kampung Urban Care.
Melalui kegiatan ini, diharapkan tidak hanya terbentuk lingkungan yang lebih bersih, tetapi juga tercipta masyarakat yang mandiri dan mampu memanfaatkan sumber daya dengan lebih bijak serta ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT