Lelah Otak Kerap dialami Remaja, Kenali Alasannya

Qobidhah Abiyu
Mahasiswa Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Jawa Timur
Konten dari Pengguna
22 Juni 2022 14:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Qobidhah Abiyu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
source : https://pixabay.com/id/illustrations/psikologi-otak-memikirkan-kepala-6852458/
zoom-in-whitePerbesar
source : https://pixabay.com/id/illustrations/psikologi-otak-memikirkan-kepala-6852458/
ADVERTISEMENT
Otak adalah salah satu aspek terpenting di dalam tubuh manusia setelah jantung, mengapa harus kedua ? Karena otak yang mati tetapi jantung tetap berdegup, layaknya mayat hidup yang tidak bisa melakukan apa pun. Remaja adalah fase kelelahan otak terjadi, tetapi bukan berarti hanya remajalah satu satunya yang mengalami hal ini. Tahapan berpikir keras dalam fase remaja berbeda dengan manusia dewasa pada umumnya, mengapa demikian ? Dalam fase pencarian hal yang benar benar digemari, pekerjaan yang mulai membosankan, tuntutan dari orang sekitar, dan masih banyak lagi. Fase pembenahan juga dialami oleh para remaja, kekecewaan, kegagalan, banyaknya cibiran masyarakat akan mulai nyata terasa. Berikut alasan yang banyak dialami oleh para remaja, sekaligus solusinya :
ADVERTISEMENT
1. Gambaran kehidupan yang ideal
Seorang remaja kerap mendapat informasi kehidupan yang ideal melalui sosial media, tetapi informasi tersebut belum tentu ideal di dalam kehidupan yang sedang dijalani. Remaja saat ini takut padahal yang sedikit peminatnya karena efek bias dari jaringan sosial itu, dia lupa bahwa perbedaan adalah bentuk keindahan. Sedangkan pemikiran remaja pada masa kini, bahwa perbedaan adalah hal yang buruk, dan dianggap ketinggalan zaman. Solusi : Kita harus banyak bersyukur atas apa yang dikaruniakan Tuhan kepada kita semua, ingat banyak manusia di luar sana yang menginginkan kehidupan layaknya kita, dan jangan memaksakan apa yang bukan kendali kita. Sayidina Ali pernah berkata bahwa "apa pun yang mendapati milik dan takdirmu akan menemukan jalan untuk sampai kepadamu."
ADVERTISEMENT
2. Tuntutan Orang Sekitar
Tentu banyak orang yang berharap pada manusia muda layaknya kita, mulai dari kekuatan fisik, pikiran, bahkan ada sebagian yang mengharapkan kesuksesan pada usia muda ini, dan yang mendapat masalah adalah harapan tersebut kerap mendapat sayatan yang perih dan membebani, bagaikan kehidupan kita akan terpacu dalam konteks yang diberikan. Itu membuat para remaja tidak bisa mengekspresikan apa yang ada di dalam hati dan pikirannya. Solusi : Semua harapan adalah hal baik, lawan kata dari sebuah harapan adalah putus asa. Orang di sekitar kita selalu mengharapkan hal yang baik dalam kehidupan kita, ingat itu adalah pengharapan, jika kelak ada kegagalan dari pengharapan tersebut bukanlah hal yang tabu, dan bukan hal yang buruk. Maka, berpikir terbalik dibutuhkan di sini, jika semua pengharapan dari orang sekitar adalah tuntutan bagi kalian, ketahuilah bahwa mereka sejatinya mendoakan agar bisa sebagai harapan harapan tersebut, jadikan itu sebuah semangat hidup bukanlah beban berat yang segera ingin usai.
ADVERTISEMENT
3. Siklus Pertemanan
Siklus pertemanan atau kerap kita sebut sebagai perputaran dalam pertemanan, ada sebagian remaja yang memilih dan tetap bertahan di dalam pertemanan yang kurang nyaman, tetapi dia ingin selalu disebut namanya di dalam siklus tersebut. Bisa karena kelompok tersebut memiliki nama yang terkenal, jika tidak masuk ke dalam kelompok tersebut dianggap manusia yang terasing dan lain sebagainya. Perlu kita garis bawahi, bahwa siklus yang demikian tidak akan memberikan manfaat yang berarti dalam diri kita, saat kita terjatuh pun mereka akan mengabaikan hal tersebut. Solusi : Jangan sering bohongi diri sendiri, bahkan sampai rela mengorbankan hati lagi dan lagi dalam siklus yang kurang nyaman, berusahalah tegas terhadap pikiran kita sendiri dan katakan "Hidup ini bukan bergantung kepada siapa pun yang ada di sekitar kita, selama kita tidak bisa berdamai dengan hati." Bagaimana kita bisa merasakan emosi dalam diri kita dan bagaimana luka itu akan sembuh jika kita kerap mengabaikannya.
ADVERTISEMENT
Otak kita perlu membersihkan semua sampah yang ada, bahkan seharusnya kita memiliki akses penuh terhadapnya. Seorang Ilmuwan Sains Jepang mencoba eksperimen baru mengenai efek nasi yang diberikan kalimat yang baik, umpatan dan diabaikan. Ternyata, setelah satu bulan berlalu memang ketiganya membusuk, tetapi pembusukan nasi yang diberikan kalimat baik serta harapan mengalami pembusukan yang normal, nasi yang diberikan umpatan membusuk secara cepat dan memiliki jamur berbahaya, untuk yang diabaikan dia sudah kehilangan segala unsur baik di dalamnya, selain membusuk, berjamur, juga berubah kimiawi berbahaya. Dalam kasus ini masih berupa nasi yang diberikan berbagai ucapan berbeda, lalu bagaimana dengan hati, pikiran, dan otak kita ?
ADVERTISEMENT