news-card-video
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Menimbang Untung Rugi AS pasca Trump Sunat Sumbangan ke Negara Miskin

Qonitah Rohmadiena
Qonitah adalah seorang Dosen di Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Slamet Riyadi Surakarta
6 Februari 2025 22:20 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Qonitah Rohmadiena tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi donasi USAID, sumber: https://pixabay.com/photos/coins-pennies-dollars-money-912278/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi donasi USAID, sumber: https://pixabay.com/photos/coins-pennies-dollars-money-912278/
ADVERTISEMENT
Setelah lebih dari 60 tahun mengelola dana hibah dari pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk membantu negara berkembang, negara dunia ketiga, hingga negara yang sedang berkonflik, United States Agency for International Development atau biasa dikenal dengan nama USAID kini terancam akan dihapus untuk selamanya di tahun 2025 ini, di bawah periode kedua pemerintahan Presiden Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Semua berawal dari executive orders (keputusan presiden) yang ditandatangani oleh Trump pada 20 Januari 2025 lalu. Trump menyetop aktivitas USAID, termasuk pemberian dana hibah selama 90 hari dalam rangka untuk dilakukan evaluasi program mana saja yang menguntungkan AS, dan tidak. Seminggu lebih sesudahnya, bos Tesla, Elon Musk yang kini memimpin the Department of Government Efficiency, sebuah tim yang bertugas memangkas pengeluaran ’tak penting’ dalam budget pemerintahan AS, menyatakan bahwa USAID selama ini hanya merugikan AS, ia juga menyebut Trump memberi lampu hijau untuk menghapus USAID. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga tegas menyatakan AS bukan lah lembaga amal, dan tidak akan lagi mengirimkan bantuan yang tidak ada timbal baliknya untuk masyarakat AS.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini di awal Februari 2025, Juru Bicara Presiden Trump, Karoline Leavitt blak-blakan menyebut ada beberapa program ’sampah’ yang didanai sebesar jutaan USD oleh USAID. Beberapa program yang disebut Karoline adalah; pembiayaan opera transgender di Colombia, dan pembiayaan untuk pembuatan komik transgender di Peru. Melihat sejumlah pernyataan lugas dari pemerintahan Trump tentunya menimbulkan pertanyaan, selama ini apakah sama sekali tidak ada program hibah yang membawa keuntungan bagi AS? Jika ditarik ke belakang, cikal bakal pembentukan USAID sudah dapat dilihat dari kebijakan Marshall Plan pada era perang dingin yang bertujuan membantu merevitalisasi perekonomian di Eropa, di saat yang bersamaan kebijakan tersebut turut berfungsi sebagai salah satu soft power diplomacy AS dalam melemahkan pengaruh ideologi komunis dari kubu Uni Soviet yang menjadi rival AS. Jauh setelah perang dingin usai, USAID digunakan AS untuk mensolidifikasi hegemoni AS dalam kancah internasional. Salah satunya ketika AS memberikan bantuan kemanusiaan untuk Aceh di tahun 2004 yang kala itu dilanda tsunami. Bantuan AS saat itu juga berfungsi untuk mempererat hubungan diplomasi AS dengan Indonesia yang merupakan negara muslim mayoritas terbesar di dunia. Pada belahan negara lain, keuntungan ekonomi juga didapat oleh AS ketika industri agrikultur mendapat kesempatan masuk ke pasar di Afrika, hasil dari upaya USAID membantu perkembangan sektor agrikultur di Ghana dan Kenya.
ADVERTISEMENT
Berkaca dari sejarah, dapat disimpulkan bahwa tidak seluruh program bantuan AS ke negara lain berakhir sia-sia, terdapat beragam keuntungan yang dinikmati AS, baik itu berupa menguatnya relasi antar negara, atau meluasnya oportuniti bagi para entrepreneur AS untuk ekspansi ke negara lain. Melihat kondisi saat ini di tahun 2025, beberapa negara yang terdampak pembekuan USAID di antaranya adalah negara-negara di Afrika, dan Asia Tenggara, tak terkecuali Indonesia. Pada strategi kerjasama AS-Indonesia 2020-2025 yang sudah disusun oleh USAID Indonesia, dijelaskan oleh USAID bahwa Indonesia merupakan mitra strategis AS dalam geopolitik di kawasan Indo-Pasifik, sekaligus menjadi pasar untuk masuknya barang dan jasa dari AS karena jumlah penduduk di Indonesia yang besar. Berhentinya kegiatan USAID di Indonesia tentunya sedikit banyak akan memengaruhi antusiasme Indonesia dalam menjalin kerjasama dengan AS.
ADVERTISEMENT
Salah satu program USAID di Indonesia untuk periode 2020-2025 adalah menurunkan angka penyakit menular seperti tuberkulosis (TBC) dan HIV/AIDS. Perlu diketahui, sepanjang tahun 2024, terdapat 415.873 warga AS yang berwisata ke Indonesia, angka yang tidak sedikit jika dibandingkan negara-negara barat lain seperti Italia yang hanya mencapai angka 131.092 atau Jerman dengan total sebesar 280.988. Berdasarkan data tersebut, apabila upaya USAID membantu Indonesia menanggulangi TBC di Indonesia disetop, maka bukan mustahil ada kenaikan risiko penularan TBC yang bisa menjangkit warga-warga AS yang datang ke Indonesia. Skenario seperti ini juga disinggung oleh mantan mitra USAID yang menjelaskan penghentian project penanganan malaria di negara-negara Afrika akan berpotensi meningkatkan risiko penyebaran malaria hingga ke AS.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, kebjiakan populis dan elitis memiliki sisi positif dan negatif. Kali ini Trump memutuskan untuk mengambil sebuah kebijakan populis dalam menyetop sumbangan ke luar negeri dengan embel-embel America First, namun apakah menyetop USAID yang selama ini hanya menghabiskan kurang dari 1 persen budget pemerintahan AS adalah pilihan yang tepat untuk AS? Satu hal yang pasti, kini Trump harus bersiap menerima dampak dihentikannya USAID, dampak yang mungkin tidak akan dirasakan dalam waktu dekat ini.
References:
Website
Walker, Jackson. ABC3340 News. “White House press secretary rips USAID amid DOGE scrutiny: 'Insane priorities'” diakses pada 05 Februari 2025 https://abc3340.com/news/nation-world/white-house-press-secretary-rips-usaid-amid-doge-scrutiny-insane-priorities-karoline-leavitt-elon-musk-trump-department-of-government-efficiency-federal-spending
Bruce, Tammy. U.S. Department of State. “Implementing the President’s Executive Order on Reevaluating and Realigning United States Foreign Aid” diakses pada 05 Februari 2025
ADVERTISEMENT
https://www.state.gov/implementing-the-presidents-executive-order-on-reevaluating-and-realigning-united-states-foreign-aid/
White House Website. “REEVALUATInG AND REALIGNING UNITED STATES FOREIGN AID” diakses pada 04 Februari 2025 https://www.whitehouse.gov/presidential-actions/2025/01/reevaluating-and-realigning-united-states-foreign-aid/
Badan Pusat Statistik. ” Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara per bulan Menurut Kebangsaan (Kunjungan), 2024” diakses pada 05 Febuari 2025 https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTQ3MCMy/jumlah-kunjungan-wisatawan-mancanegara-per-bulan-menurut-kebangsaan.html
Kent, Lauren. CNN News. “How the US foreign aid freeze is intensifying humanitarian crises across the globe” https://edition.cnn.com/2025/02/04/world/usaid-us-foreign-aid-freeze-humanitarian-crises-intl/index.html
Journal
Helen V. Milner And Dustin H. Tingley. ” THE POLITICAL ECONOMY OF U.S. FOREIGN AID: AMERICAN LEGISLATORS AND THE DOMESTIC POLITICS OF AID” Harvard Journal of Economy and Politics Vol. 22 No. 2 July 2010. https://scholar.harvard.edu/files/dtingley/files/enp.pdf
Official Document
USAID. “Strategi Kerja Sama Pembangunan Indonesia - Amerika Serikat 2020-2025” diakses pada 05 Februari 2025 https://2017-2020.usaid.gov/id/indonesia/cdcs
ADVERTISEMENT