Konten dari Pengguna

Keterwakilan Perempuan dalam Pencalonan Anggota DPR dan DPRD

Qonita Hamidah
Mahasiswi, S1 Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6 Agustus 2023 20:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Qonita Hamidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Seorang Perempuan Pimpin Rapat DPR (Sumber: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Seorang Perempuan Pimpin Rapat DPR (Sumber: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemberdayaan perempuan dalam berbagai bidang telah menjadi fokus utama pembangunan berkelanjutan di berbagai negara. Di Indonesia, salah satu aspek penting dari pemberdayaan perempuan adalah keterwakilan mereka dalam lembaga legislatif, seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
ADVERTISEMENT
Keterlibatan perempuan dalam politik bukan hanya masalah kesetaraan gender, tetapi juga merupakan fondasi bagi demokrasi yang inklusif dan mewakili seluruh lapisan masyarakat. Berikut seberapa pentingnya keterwakilan perempuan dalam pencalonan anggota DPR dan DPRD.
Pertama, representasi yang adil. Mengamati fakta bahwa perempuan merupakan setengah dari populasi, keterwakilan yang adil di lembaga legislatif adalah cerminan yang lebih akurat dari masyarakat yang mewakili seluruh spektrum pandangan dan kepentingan.
Kedua, perspektif yang beragam. Keterwakilan perempuan memperkaya keragaman perspektif dalam pembuatan kebijakan. Pengalaman hidup yang berbeda membantu memahami isu-isu khusus yang dihadapi oleh perempuan, anak perempuan, serta kelompok rentan lainnya.
Ketiga, pengarusutamaan gender. Keterwakilan perempuan yang cukup dapat mendukung implementasi kebijakan pengarusutamaan gender yang lebih efektif, yang berdampak positif pada peningkatan kualitas hidup dan kesetaraan bagi seluruh anggota masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam meningkatkan keterwakilan perempuan dalam pencalonan anggita DPR dan DPRD tentu ada tantangan tersendiri dalam pelaksanaannya. Apa saja tantangan dalam meningkatkan keterwakilan perempuan dalam pencalonan anggota DPR dan DPRD?

1. Norma Budaya dan Sosial

Norma budaya yang menghambat partisipasi politik perempuan dan peran tradisional yang terbatas seringkali menjadi hambatan utama dalam meningkatkan keterwakilan mereka.

2. Akses Terbatas

Akses terbatas terhadap pendidikan, informasi politik, dan sumber daya lainnya dapat menghambat perempuan untuk terlibat aktif dalam politik.

3. Ketidaksetaraan Struktural

Ketidaksetaraan ekonomi dan sosial dapat membuat perempuan sulit untuk berkompetisi dalam dunia politik yang seringkali mahal dan memerlukan sumber daya.
Sementara itu, ada beberapa upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan keterwakilan perempuan. Pertama, pendidikan dan informasi. Peningkatan akses perempuan terhadap pendidikan dan informasi politik penting guna memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam dunia politik.
ADVERTISEMENT
Kedua, kuota keterwakilan. Pengimplementasian kuota keterwakilan perempuan dalam pencalonan dapat memberikan dorongan yang signifikan terhadap peningkatan jumlah perempuan yang terlibat dalam politik.
Ketiga, pemberdayaan ekonomi. Peningkatan akses perempuan terhadap peluang ekonomi dan pengurangan ketidaksetaraan ekonomi akan membantu mengurangi hambatan terhadap partisipasi politik.
Foto Perempuan Dalam Rapat DPR (Sumber: Shutterstock)
Keterwakilan perempuan dalam pencalonan anggota DPR dan DPRD bukan hanya tentang kesetaraan gender semata, tetapi juga merupakan langkah penting menuju masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Dengan meningkatkan keterlibatan perempuan dalam politik, kita dapat menciptakan kebijakan yang lebih representatif dan responsif terhadap kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.
Perempuan yang terlibat dalam politik dapat menjadi contoh inspiratif bagi generasi muda, mendorong mereka untuk mengambil peran aktif dalam pembangunan negara.
ADVERTISEMENT
Meningkatkan keterwakilan perempuan dalam pencalonan anggota DPR dan DPRD memiliki dampak positif yang luas, tidak hanya bagi perempuan itu sendiri, tetapi juga bagi masyarakat dan negara secara keseluruhan.
Dengan mendorong partisipasi perempuan dalam politik, kita membangun fondasi yang lebih kuat untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan.