Konten dari Pengguna

Penetapan Kawasan Hutan Lindung dalam Mendukung Pembangunan Ketahanan Pangan

Qonita Hamidah
Mahasiswi, S1 Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
13 Agustus 2023 18:43 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Qonita Hamidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Kawasan Hutan (Sumber: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Foto Kawasan Hutan (Sumber: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Ketahanan pangan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan suatu negara. Di tengah tantangan perubahan iklim dan pertumbuhan populasi yang terus meningkat, keberlanjutan produksi pangan menjadi prioritas. Salah satu solusi yang diusulkan adalah penetapan kawasan hutan lindung untuk mendukung upaya pembangunan ketahanan pangan.
ADVERTISEMENT
Kawasan hutan lindung memiliki peran strategis dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan ketersediaan sumber daya alam. Melalui penetapan kawasan hutan lindung, negara dapat mengamankan lahan yang memiliki potensi untuk mendukung produksi pangan, baik melalui pertanian maupun peternakan berkelanjutan.
Penetapan ini juga berkontribusi dalam melestarikan keanekaragaman hayati, mengurangi erosi tanah, serta menjaga kualitas air yang esensial bagi produksi pangan. Hutan lindung memiliki peran krusial dalam menjaga ketersediaan sumber daya alam yang mendukung ketahanan pangan.
Hutan memiliki fungsi sebagai habitat alami bagi berbagai jenis flora dan fauna yang penting dalam rantai pangan. Selain itu, hutan juga berkontribusi dalam menjaga ketersediaan air melalui proses siklus hidrologi.
Dengan menjaga keberlanjutan hutan melalui penetapan kawasan lindung, sumber daya alam yang berkelanjutan dapat dipertahankan, seperti air bersih yang diperlukan dalam pertanian. Dalam konteks perubahan iklim, hutan lindung juga memiliki dampak positif terhadap ketahanan pangan.
ADVERTISEMENT
Hutan lindung berfungsi sebagai penyerap karbon, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mengurangi dampak perubahan iklim terhadap hasil pertanian. Tanaman pangan yang tumbuh di sekitar kawasan hutan lindung dapat menjadi lebih tahan terhadap variasi cuaca ekstrem.
Foto Beras Sebagai Bahan Pangan Pokok (Sumber: Shutterstock)
Berikut terkait penetapan kawasan hutan lindung dan dampaknya terhadap ketahanan pangan. Pertama, keanekaragaman hayati dan potensi pangan. Sekitar 80 persen spesies tumbuhan dan hewan dunia dapat ditemukan di hutan-hutan tropis. Lebih dari 2 miliar orang mengandalkan makanan yang berasal dari hutan dan lahan basah.
Kedua, peran hutan lindung dalam ketahanan pangan. Hutan lindung berperan dalam menjaga sumber air, mencegah erosi, dan menjaga kualitas tanah pertanian. Agroforestri di hutan lindung dapat meningkatkan produktivitas lahan dengan kombinasi tanaman pangan dan pohon-pohon.
ADVERTISEMENT
Ketiga, konflik kepentingan dan pengelolaan. Terdapat konflik antara pelestarian lingkungan dan produksi pangan, khususnya dalam penggunaan lahan. Pendekatan terpadu melibatkan pemangku kepentingan diperlukan untuk mengatasi konflik dan mengelola kawasan hutan lindung.
Keempat, dampak perubahan iklim. Hutan lindung berperan dalam mitigasi perubahan iklim dengan menyerap karbon dioksida. Perubahan iklim dapat memengaruhi pola curah hujan dan ketersediaan air, berdampak pada ketahanan pangan.
Kelima, pengalaman negara-negara tertentu. Beberapa negara telah berhasil mengintegrasikan hutan lindung dalam program ketahanan pangan, seperti Kosta Rika dengan program pembayaran jasa lingkungan.
Keenam, dampak pembangunan lahan. Deforestasi dan konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian atau perkotaan dapat mengancam ketahanan pangan jangka panjang. Dan ketujuh, potensi pemanfaatan lahan terdegradasi. Lahan-lahan terdegradasi dapat direhabilitasi menjadi kawasan hutan lindung, memberikan manfaat ekosistem dan potensi produksi pangan.
Foto Padi (Sumber: Shutterstock)
Namun, penting untuk mencatat bahwa penetapan kawasan hutan lindung untuk tujuan ketahanan pangan harus dilakukan dengan hati-hati dan terencana. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan para ahli lingkungan diperlukan dalam proses pengambilan keputusan ini.
ADVERTISEMENT
Evaluasi menyeluruh mengenai dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan perlu dilakukan guna meminimalkan konflik dan kerugian yang mungkin muncul akibat perubahan penggunaan lahan. Pengelolaan yang bijak terhadap kawasan hutan lindung juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.
Pendekatan agroforestri, misalnya, memungkinkan penggunaan lahan yang berkelanjutan dengan memadukan tanaman pangan dan pohon-pohon produktif. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan petani dan memberikan alternatif mata pencaharian yang berkelanjutan.
Selain itu, pendekatan agroforestri dan praktik pertanian berkelanjutan dapat diintegrasikan dalam penetapan kawasan hutan lindung. Dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ini, lahan hutan lindung dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan tanpa mengorbankan fungsi ekologisnya.
Penerapan teknologi modern, seperti penggunaan varietas tanaman unggul dan irigasi efisien, juga dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian di dalam kawasan hutan lindung. Penetapan kawasan hutan lindung juga mampu mengurangi dampak negatif perubahan iklim terhadap produksi pangan.
ADVERTISEMENT
Hutan berperan sebagai penyerap karbon dioksida, gas rumah kaca utama penyebab perubahan iklim. Dengan mempertahankan dan mengembangkan kawasan hutan lindung, emisi gas rumah kaca dapat ditekan, sehingga mitigasi perubahan iklim dapat diwujudkan. Hal ini akan berdampak positif pada produktivitas pertanian, mengurangi risiko kegagalan panen akibat cuaca ekstrem.
Secara keseluruhan, penetapan kawasan hutan lindung untuk pembangunan ketahanan pangan dapat menjadi langkah positif menuju sistem pangan yang berkelanjutan dan terjamin keberlanjutannya. Dengan pendekatan yang matang dan kerja sama yang baik antara semua pihak terkait, harapan untuk mencapai tujuan tersebut menjadi lebih mungkin terwujud.