Konten dari Pengguna

Peran Generasi Muda dalam Melestarikan Hutan Kalimantan

Qori Hartiningtyas
Saya mahasiswa aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Manajemen
30 Juni 2024 13:10 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Qori Hartiningtyas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: Canva, foto: Qori Hartiningtyas
zoom-in-whitePerbesar
sumber: Canva, foto: Qori Hartiningtyas
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kalimantan, pulau terbesar ketiga di dunia, terkenal dengan kekayaan hutannya yang luar biasa. Namun, ancaman deforestasi dan degradasi lingkungan terus membayangi masa depan paru-paru dunia ini. Di tengah tantangan tersebut, muncul secercah harapan dari peran aktif generasi muda yang semakin peduli terhadap kelestarian hutan Kalimantan.
ADVERTISEMENT
Gerakan Pemuda Peduli Hutan (GPPH) Kalimantan, sebuah organisasi yang digagas oleh mahasiswa dari berbagai universitas di pulau ini, menjadi motor penggerak dalam upaya pelestarian hutan. Didirikan pada tahun 2020, GPPH telah menginspirasi ribuan pemuda untuk terlibat langsung dalam berbagai program konservasi dan pemberdayaan masyarakat.
"Kami percaya bahwa generasi muda memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga warisan alam ini," ujar Andi Pratama, Ketua GPPH Kalimantan. "Melalui berbagai program yang kami inisiasi, kami berupaya mengubah paradigma bahwa pelestarian hutan bukan hanya tugas pemerintah atau lembaga konservasi, tetapi juga tanggung jawab setiap warga negara, terutama kaum muda."
Salah satu program unggulan GPPH adalah Sekolah Hutan, yang bertujuan mengedukasi siswa sekolah menengah tentang pentingnya ekosistem hutan dan cara-cara praktis untuk melestarikannya. Program ini telah menjangkau lebih dari 100 sekolah di seluruh Kalimantan, dengan lebih dari 10.000 siswa yang telah berpartisipasi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, GPPH juga menginisiasi program Desa Lestari, yang melibatkan pemuda dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat desa di sekitar kawasan hutan. Melalui program ini, pemuda diajarkan untuk mengembangkan produk-produk berbasis hasil hutan non-kayu, seperti madu hutan, kerajinan rotan, dan ekowisata.
"Program Desa Lestari telah membuka mata kami bahwa melestarikan hutan tidak berarti mengorbankan kesejahteraan masyarakat," tutur Siti Nurhaliza, koordinator program Desa Lestari. "Justru dengan mengelola hutan secara lestari, kita bisa menciptakan sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar hutan."
Inovasi teknologi juga menjadi fokus generasi muda dalam upaya pelestarian hutan Kalimantan. Tim mahasiswa Teknik Informatika dari Universitas Mulawarman berhasil mengembangkan aplikasi mobile ForestGuard yang memungkinkan masyarakat untuk melaporkan aktivitas illegal logging atau kebakaran hutan secara real-time.
ADVERTISEMENT
"Aplikasi ini memanfaatkan kekuatan crowdsourcing untuk membantu pemerintah dan lembaga terkait dalam memantau kondisi hutan," jelas Rudi Hartono, ketua tim pengembang ForestGuard. "Dengan melibatkan masyarakat luas, terutama generasi muda yang akrab dengan teknologi, kita bisa menciptakan sistem pengawasan hutan yang lebih efektif dan efisien."
Kesadaran akan pentingnya pelestarian hutan juga merambah dunia seni dan budaya. Komunitas Seniman Muda Borneo aktif mengampanyekan isu-isu lingkungan melalui karya seni mereka. Pameran bertema Nafas Terakhir Borneo yang digelar di beberapa kota besar di Kalimantan berhasil menarik perhatian publik dan mendorong diskusi serius tentang masa depan hutan Kalimantan.
"Seni memiliki kekuatan untuk menyentuh hati dan menggerakkan aksi," ungkap Dewi Lestari, kurator pameran. "Melalui karya-karya ini, kami berharap dapat membangkitkan rasa cinta dan kepedulian masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap kelestarian hutan Kalimantan."
ADVERTISEMENT
Peran generasi muda dalam pelestarian hutan Kalimantan juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah daerah di seluruh Kalimantan mulai membuka ruang partisipasi yang lebih luas bagi pemuda dalam perumusan kebijakan terkait pengelolaan hutan. Beberapa perusahaan besar juga mulai menggandeng organisasi pemuda dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) mereka yang berfokus pada isu lingkungan.
"Kami melihat potensi besar dari energi dan kreativitas generasi muda," kata Dr. Haris Gunawan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. "Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk terus mendukung dan memfasilitasi inisiatif-inisiatif pemuda dalam upaya pelestarian hutan Kalimantan."
Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi dalam upaya pelestarian hutan Kalimantan masih sangat besar. Konflik kepentingan antara konservasi dan pembangunan ekonomi, lemahnya penegakan hukum, serta kurangnya kesadaran sebagian masyarakat masih menjadi hambatan utama.
ADVERTISEMENT
"Kita tidak boleh berpuas diri dengan pencapaian yang ada," tegas Andi Pratama. "Masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan bersama. Generasi muda harus terus berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencari solusi yang lebih efektif dalam melestarikan hutan Kalimantan."
Salah satu langkah konkret yang diambil GPPH adalah menginisiasi "Kongres Pemuda Peduli Hutan Kalimantan" yang akan diselenggarakan tahun depan. Kongres ini bertujuan untuk menyatukan visi dan misi berbagai organisasi pemuda di Kalimantan dalam upaya pelestarian hutan, serta merumuskan rencana aksi bersama untuk lima tahun ke depan.
"Kami berharap kongres ini bisa menjadi titik balik dalam upaya pelestarian hutan Kalimantan," ujar Siti Nurhaliza. "Dengan bersatu dan bergerak bersama, kami yakin generasi muda bisa menjadi kekuatan yang signifikan dalam menyelamatkan masa depan hutan Kalimantan."
ADVERTISEMENT
Peran aktif generasi muda dalam pelestarian hutan Kalimantan memberikan secercah harapan di tengah berbagai tantangan yang ada. Kreativitas, inovasi, dan semangat mereka menjadi modal berharga dalam upaya menjaga keberlangsungan paru-paru dunia ini. Namun, keberhasilan upaya ini tentu membutuhkan dukungan dan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat.
Sebagai penutup, Dr. Haris Gunawan menegaskan, "Pelestarian hutan Kalimantan bukan hanya tentang menyelamatkan pohon atau satwa liar. Ini adalah perjuangan untuk menjamin masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Dan siapa yang lebih pantas memimpin perjuangan ini selain generasi muda itu sendiri?"
Dengan semangat dan dedikasi yang ditunjukkan oleh generasi muda Kalimantan, kita bisa berharap bahwa warisan alam yang tak ternilai ini akan tetap lestari untuk dinikmati oleh generasi-generasi mendatang. Namun, perjalanan masih panjang, dan diperlukan komitmen serta kerja keras yang berkelanjutan dari semua pihak untuk mewujudkan visi hutan Kalimantan yang lestari.
ADVERTISEMENT