Konten dari Pengguna

Mengapa Beberapa Orang Lebih Produktif di Malam Hari?

Queency Salsabila
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
23 November 2024 15:26 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Queency Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa orang merasa bahwa dirinya dapat berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas dengan lebih baik setelah matahari terbenam, sementara di siang hari mereka merasa mengantuk dan tidak berenergi.
ADVERTISEMENT
Apakah normal jika waktu produktivitas kita 'tertukar'? Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Ilustrasi orang bekerja di malam hari, sumber foto pch.vector on Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang bekerja di malam hari, sumber foto pch.vector on Freepik
Ritme Sirkadian
Hipotalamus di otak mengandung ritme sirkadian, sebuah jam alami dalam tubuh manusia yang mengatur beberapa fungsi tubuh dalam siklus 24 jam, salah satunya adalah pola tidur.
Setiap individu memiliki ritme sirkadian yang berbeda, yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup. Beberapa orang, yang dikenal sebagai "night owls," secara alami merasa lebih produktif dan leluasa di malam hari.
Bagaimana gaya hidup dan keadaan dapat membentuk seseorang menjadi night owls?
Beberapa orang menjadi night owls karena perubahan dalam hidup mereka. Misalnya, orangtua merasa lebih produktif di malam hari karena anak-anaknya akan tidur pada pukul 7 atau 8 malam dan hanya waktu setelah itulah mereka bisa fokus pada kegiatan mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Atau dalam konteks lain, beberapa orang menyukai ketenangan. Kita semua tahu bahwa umumnya, pada malam hari orang akan beristirahat dan suasana di sekitar menjadi lebih tenang. Suasana yang tenang ini menciptakan lingkungan yang kondusif untuk konsentrasi.
Hal ini mungkin juga karena tekanan dan stres yang biasanya dialami sepanjang hari telah berkurang di malam hari, sehingga memicu munculnya ide baru dengan lebih mudah.
Mengantuk di Siang Hari
Meskipun banyak orang merasa produktif di malam hari, ada juga orang yang merasa sangat lelah di siang hari. Beberapa penyebabnya adalah:
1. Kualitas Tidur
Kekurangan tidur dapat menyebabkan rasa lelah di siang hari. Terutama bagi penderita gangguan tidur seperti sleep apnea atau insomnia yang mana dapat mengurangi efektivitas tidur.
ADVERTISEMENT
2. Hormon dan Neurotransmitter
Melatonin diproduksi dalam gelap dan membantu menyiapkan tubuh untuk tidur dengan menurunkan suhu tubuh dan mengurangi kewaspadaan. Ketika seseorang terbangun dengan kadar melatonin yang tinggi, mereka cenderung merasa mengantuk karena hormon ini masih aktif dalam sistem mereka.
3. Faktor Lingkungan
Lingkungan tempat seseorang bekerja juga membuat mereka lebih lelah. Tempat yang gelap atau kurang pencahayaan dapat meningkatkan produksi melatonin.
Aktivitas Otak Selama Tidur
Aktivitas otak yang terjadi selama tidur REM (Movement Rapid Eye) sangat penting untuk menyusun memori dan pembelajaran. Selama fase ini, neurotransmitter seperti asetilkolin aktif membantu otak memproses informasi yang diperoleh saat terjaga. Jika seseorang tidak mendapatkan cukup tidur REM, fungsi kognitif mereka dapat terganggu, yang dapat berdampak negatif pada pembelajaran dan memori mereka.
ADVERTISEMENT
Neurotransmitter juga berperan penting dalam mengatur suasana hati dan kewaspadaan. Misalnya, hormon seperti norepinefrin dan serotonin berperan dalam menjaga otak tetap waspada saat terjaga. Namun, kurang tidur dapat mengganggu tingkat neurotransmitter ini, yang dapat menyebabkan masalah kewaspadaan dan mood. Selain itu, adenosin berfungsi sebagai pengatur tidur. Semakin lama seseorang terjaga, semakin banyak adenosin yang terakumulasi, yang menyebabkan rasa kantuk.
Genetik dan Ritme Sirkadian
Variasi genetik tertentu dapat mempengaruhi ritme sirkadian individu. Tubuh menggunakan jam biologis sirkadian untuk mengatur siklus tidur-bangunnya berdasarkan siklus cahaya dan gelap. Hormon melatonin, yang diproduksi oleh kelenjar pineal, sangat sensitif terhadap cahaya dan bertanggung jawab untuk mengatur waktu tidur. Studi menunjukkan bahwa beberapa orang mungkin lebih aktif di malam hari karena faktor genetik yang mempengaruhi ritme sirkadian mereka.
ADVERTISEMENT
Dari perspektif neuropsikologi, fenomena interaksi antara faktor biologis, psikologis, dan lingkungan sangat penting untuk dipahami. Hal ini berkaitan erat dengan bagaimana pola tidur mempengaruhi kesehatan mental, produktivitas, dan strategi manajemen waktu individu.
Mengoptimalkan Kinerja Otak
Pola tidur yang tidak teratur dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang secara signifikan. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengalami masalah tidur, seperti insomnia atau pola tidur yang tidak teratur, lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi. Kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan neurotransmitter otak yang mengatur perasaan dan emosi. Misalnya, kurang tidur dapat menyebabkan penurunan kadar serotonin dan dopamin, yang keduanya penting untuk perasaan bahagia dan sejahtera.
Selain itu, memahami bagaimana ritme sirkadian seseorang dapat membantu mereka mengatur waktu kerja mereka dengan lebih efisien. Tugas yang memerlukan konsentrasi tinggi dapat direncanakan saat tubuh seseorang paling energik. Misalnya, seseorang yang merasa lebih produktif di pagi hari dapat mengatur jadwal kerjanya sehingga mereka dapat menyelesaikan tugas penting pada saat yang tepat.
ADVERTISEMENT
Intervensi psikologis seperti terapi perilaku kognitif (CBT) juga terbukti efektif dalam membantu orang mengatasi masalah yang terkait dengan pola tidur dan produktivitas mereka. CBT untuk insomnia (CBT-I) berfokus pada mengubah pola pikir dan perilaku negatif yang menyebabkan masalah tidur. Terapi ini juga membantu individu memahami hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku mereka terkait tidur, serta memberikan strategi untuk meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi kecemasan soal tidur.
Fenomena di mana beberapa orang merasa lebih produktif di malam hari sementara mengalami rasa kantuk di siang hari merupakan hasil dari kombinasi faktor biologis dan psikologis. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena ini, individu dapat menyesuaikan pola hidup mereka untuk meningkatkan produktivitas tanpa mengorbankan kesehatan fisik dan mental.
ADVERTISEMENT
Referensi
Defara. (2024, June 14). Mengenal 4 Fase Tahapan dalam Siklus Tidur Manusia. Rumah Sakit Terbaik Berstandarisasi Internasional | Ciputra Hospital. https://ciputrahospital.com/fase-siklus-tidur/#4_REM
National Institute of General Medical Sciences. (n.d.). National Institute of General Medical Sciences (NIGMS). https://www.nigms.nih.gov/education/fact-sheets/Pages/circadian-rhythms.aspx
Samosir, C. (2023, March 20). Mengenal Melatonin dan Seratonin, Hormon yang Sebabkan Kantuk - Kids. Kids. https://kids.grid.id/read/473730959/mengenal-melatonin-dan-seratonin-hormon-yang-sebabkan-kantuk#google_vignette
Telemed, I. (n.d.). Artikel Detail. https://telemed.ihc.id/artikel-detail-894-Terapi-Perilaku-Kognitif-untuk-Insomnia-(CBT-I).html