Pseudobulbar Affect: Apa itu Pseudobulbar Affect (PBA)?

Queenones Fredlina Rudiantono
Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
13 November 2022 14:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Queenones Fredlina Rudiantono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi penderita Pseudobulbar Affect (PBA) (sumber: https://pixabay.com/photos/woman-happy-laughing-actress-model-2868705/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penderita Pseudobulbar Affect (PBA) (sumber: https://pixabay.com/photos/woman-happy-laughing-actress-model-2868705/)
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda menonton film Joker? Jika pernah, kita mengetahui bahwa Arthur Fleck, tokoh utama Joker, digambarkan sebagai orang yang sering tertawa tanpa sebab, bahkan di situasi yang tidak lucu. Kira-kira mengapa Arthur sering tertawa tanpa sebab? Penyakit apa yang diderita oleh Arthur?
ADVERTISEMENT
Penyakit yang diderita Arthur bernama Pseudobulbar Affect (PBA). Pseudobulbar Affect (PBA) merupakan gangguan sistem saraf yang dapat membuat seseorang tertawa, menangis, atau marah tanpa dapat dikendalikan saat itu terjadi. Dengan kata lain, suasana hati penderita PBA bisa bertolak belakang dengan ekspresi yang ditampilkan.
Film Joker ini merupakan film yang emosional. Penonton akan merasakan berbagai emosi saat menonton film ini. Terutama saat mengetahui bahwa alasan yang membuat Arthur dikucilkan oleh orang-orang adalah penyakit PBA yang ia derita. Orang-orang berpikir bahwa ia adalah orang yang lemah dan pantas untuk ditindas. Hal itu membuatnya merasa hidupnya tidak bermakna karena tidak ada yang bisa memahami dan menghargainya.
Ilustrasi Joker (Sumber: https://www.pexels.com/photo/joker-illustration-2970497/)
Apa gejala yang ditunjukkan oleh penderita Pseudobulbar Affect (PBA)? Apa saja penyebab dari penyakit ini? Apakah ada obatnya? Bagaimana sikap kita jika bertemu orang yang menderita PBA?
ADVERTISEMENT
Gejala Pseudobulbar Affect (PBA)
Jika Anda atau seseorang di sekitar memiliki Pseudobulbar Affect (PBA), Anda mungkin memperhatikan:
Ledakan dapat terjadi beberapa kali sehari atau beberapa kali dalam sebulan.
Gejala tidak terkait dengan suasana hati. Dengan kata lain, Anda mungkin merasa bahagia tetapi mulai menangis dan tidak bisa berhenti. Anda juga bisa merasa sedih tetapi mulai tertawa ketika seharusnya tidak. Anda mungkin hanya menangis atau banyak tertawa. Beberapa orang mengatakan gejalanya datang begitu cepat seperti kejang. Sangat mudah untuk salah mengira gejala depresi atau gangguan bipolar.
ADVERTISEMENT
Penyebab Pseudobulbar Affect (PBA)
Para ilmuwan percaya bahwa Pseudobulbar Affect (PBA) dapat terjadi akibat kerusakan pada korteks prefrontal, area otak Anda yang membantu mengendalikan emosi. Kerusakan pada bagian otak lainnya serta perubahan bahan kimia otak yang terkait dengan depresi juga bisa berperan. Cedera atau penyakit yang memengaruhi otak Anda dapat menyebabkan PBA. Kondisi otak lain yang umumnya terkait dengan Pseudobulbar Affect (PBA) meliputi:
Pengobatan Pseudobulbar Affect (PBA)
Dokter mungkin meresepkan antidepresan untuk mengendalikan gejala PBA. Pada tahun 2010, FDA menyetujui dextromethorphan/quinidine (Nuedexta), obat pertama untuk PBA. Studi menunjukkan itu membantu mengendalikan ledakan tangisan dan tawa pada orang dengan MS dan ALS.
ADVERTISEMENT
Cara Menyikapi Penderita Pseudobulbar Affect (PBA)
Untuk membantu Anda dan orang yang Anda cintai meredakan kecemasan selama episode PBA, dan merasa lebih dapat mengontrol kesehatan Anda, cobalah langkah-langkah berikut:
Kesimpulan
Kita harus senantiasa menghargai orang-orang di sekitar kita. Terutama orang-orang yang menderita suatu penyakit. Kita tidak boleh menindas mereka seolah-olah mereka lemah dan tidak memiliki perasaan. Dengan adanya informasi ini, saya harap kita semua dapat menghargai dan membantu orang-orang yang memiliki Pseudobulbar Affect (PBA).
ADVERTISEMENT
Referensi:
Pittara. (2022, May 12). Pseudobulbar affect (PBA). Alodokter. Diakses pada 12 November, 2022, dari https://www.alodokter.com/pseudobulbar-affect-pba
Melinosky, C. (2021, October 28). Pseudobulbar affect (PBA): Symptoms, causes, diagnosis, and treatment. WebMD. Diakses pada 12 November, 2022, dari https://www.webmd.com/brain/pseudobulbar-affect
Queenones Fredlina Rudiantono, mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Brawijaya angkatan tahun 2022.