Macam-Macam Majas yang Jarang Kamu Dengar

Quipper Indonesia
Distributors of wisdom | Membawa pendidikan terbaik ke seluruh penjuru Indonesia
Konten dari Pengguna
16 September 2020 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Quipper Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Quipper Blog
zoom-in-whitePerbesar
Quipper Blog
ADVERTISEMENT
Majas merupakan salah satu elemen yang pasti akan kamu temukan saat membaca suatu karya sastra. Quipperian, kamu tahu apa itu majas? Belum tahu? Kalau belum, Quipper Blog akan kasih tahu sekarang. Pengertian sederhana majas ialah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan imajinatif dan kias dalam sebuah tulisan atau ucapan.
ADVERTISEMENT
Majas terbagi menjadi empat jenis utama, yakni majas perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Majas perbandingan merupakan gaya bahasa berkias yang memunculkan perbandingan untuk memberikan kesan atau pengaruh tertentu pada pembaca atau pendengarnya.
Lalu, majas pertentangan ialah majas yang di dalamnya terdapat pertentangan dengan maksudnya untuk menciptakan efek yang lebih dahsyat. Majas sindiran adalah majas yang berisikan sindiran untuk membuat kesan tertentu. Dan, majas penegasan ialah gaya bahasa penegasan akan sesuatu hal.
Nah, berhubungan dengan majas, pada artikel kali ini, Quipper Blog akan membahas ragam majas yang ada dalam Bahasa Indonesia. Tentunya, biar kamu tidak terpatok pada majas-majas populer dan sudah sering dibahas, kali ini akan dibahas ragam majas yang jarang sekali diketahui oleh orang awam.
ADVERTISEMENT
Kamu mau tahu apa saja ragam majas tersebut? Yuk, simak pembahasannya berikut!
1. Majas Eufimisme
Quipperian, pasti jarang mendengar majas eufimisme, bukan? Ya, nama majas ini memang jarang didengungkan namun sering dilakukan oleh mayoritas orang saat berkomunikasi. Pengertian majas eufimisme adalah gaya bahasa menghaluskan ungkapan-ungkapan yang terasa kasar. Majas ini termasuk ke dalam jenis majas perbandingan.
Ciri dari majas ini ialah diksi yang digunakan halus. Ciri kedua, ada beberapa ungkapan yang cenderung mengacu kepada dari kata baku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Untuk lebih jelasnya, Quipper Blog akan memberikan beberapa contoh berikut:
Pada contoh pertama, diksi tunadaksa merupakan penanda penggunaan majas eufimisme. Sebab, tuna daksa merupakan kata baku untuk menyebut seseorang yang memiliki cacat di tubuhnya. Penggunaan diksi itu digunakan untuk menghindari ketersinggungan seseorang karena penggunaan diksi ‘cacat’ kiranya agak kasar dan bisa menyinggung seseorang.
ADVERTISEMENT
Lalu, pada contoh kedua, penanda majas eufimisme ialah pada frasa ‘izin ke belakang.’ Penggunaan frasa itu dimaksudkan untuk menghaluskan keinginan untuk buang air di toilet atau WC. Biasanya, majas eufimisme seperti di contoh kedua ini digunakan saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau orang yang disegani.
2. Majas Oksimoron/Paradoks
Majas kedua yang mungkin jarang kamu dengar ialah majas oksimoron. Pengertian dari majas oksimoron ialah majas dengan frasa di dalamnya yang memiliki makna secara paradoks. Artinya, di dalam majas tersebut ada frasa yang terdiri dari kata saling bertentangan namun membentuk sebuah makna kias.
Ciri dari majas ini ialah ada hal yang seolah bertentangan diungkapkan dalam satu frasa. Atas ciri itu, maka majas oksimoron termasuk dalam jenis majas pertentangan.
ADVERTISEMENT
Untuk memudahkan kamu memahaminya, berikut beberapa contoh majas tersebut:
Kedua contoh tersebut terdapat frasa yang di dalamnya ada kata saling bertentangan. Pada contoh pertama, oksimoron terdapat pada frasa ‘isak tangis bahagia.’ Pada frasa tersebut, terdapat kata ‘tangis’ yang bermakna ‘ungkapan perasaan sedih’ dan kata ‘bahagia’ yang bermakna ‘perasaan senang dan tenteram.’ Kedua makna kata tersebut saling bertentangan namun ketika digabungkan melahirkan makna baru yakni ‘suasana senang penuh haru.’
Lalu, pada contoh kedua, majas oksimoron ada pada frasa ‘senang dan susah.’ Tak jauh berbeda dengan contoh sebelumnya, dalam frasa itu ada dua kata yang saling bertentangan, yakni kata ‘senang’ dan ‘susah.’ Gabungan kedua kata itu memberikan makna baru dalam kalimat yakni ‘ada saat kondisi apapun/sahabat sejati.’
ADVERTISEMENT
3. Majas Innuendo
Sama seperti kedua majas sebelumnya, majas innuendo sangat jarang didengar dan diketahui oleh orang awam. Namun, majas ini sering sekali digunakan secara tak sadar. Apalagi, saat kamu tengah meledek teman kamu di saat-saat tertentu.
Pengertian majas innuendo ialah gaya bahasa sindiran yang digunakan untuk mengecilkan keadaan sebenarnya. Majas ini biasa digunakan untuk menyindir seseorang dengan mengecilkan hal yang dialaminya. Majas innuendo ini termasuk ke dalam jenis majas sindirian. Contohnya ialah sebagai berikut:
Pada contoh pertama, lumrah kamu gunakan untuk menyindir teman lelaki yang menangis lantaran sesuatu bentrokan fisik. Penggunaan kata ‘dicolek’ merupakan kata mengecilkan dari peristiwa sebenarnya, yakni bentrokan fisik atau adu fisik.
ADVERTISEMENT
Lalu, pada contoh kedua juga sering digunakan oleh orang awam. Biasanya, sindirian itu digunakan untuk seseorang yang berhasil masuk kerja dalam suatu instansi atau perusahaan yang kebetulan ia mengenal karyawan atau ada keluarga bekerja di perusahaan tersebut. Padahal, bisa jadi memang orang yang disindir itu memang berusaha keras untuk dapat diterima di perusahaan itu.
4. Majas Pleonasme
Satu lagi majas yang namanya jarang diketahui namun sering digunakan secara tak sadar ialah majas pleonasme. Definisi dari majas pleonasme ialah gaya bahasa dengan memberikan keterangan tambahan untuk hal yang sudah jelas. Majas ini termasuk ke dalam jenis majas penegasan.
Ciri dari majas ini ialah keterangan yang disematkan dalam kalimat itu biasanya tidak dibutuhkan. Berikut contoh majas pleonasme:
ADVERTISEMENT
Kedua contoh itu pada dasarnya tidak perlu ditambahkan keterangan tambahan di belakang kalimatnya. Sebab, kata ‘naik’ bermakna ‘bergerak ke atas’ dan kata ‘mundur’ bermakna ‘berjalan ke belakang.’ Jadi, keterangan di kedua contoh itu sejatinya tidak diperlukan karena maknanya sudah langsung dipahami.
Bagaimana Quipperian beberapa ragam majas tersebut? Pasti sudah paham, kan? Jangan lupa baca artikel Quipper Blog lainnya, ya!
Penulis: Muhammad Khairil