Mengenal Self Harm, Masalah Kejiwaan yang Patut Diwaspadai

Quipper Indonesia
Distributors of wisdom | Membawa pendidikan terbaik ke seluruh penjuru Indonesia
Konten dari Pengguna
27 Agustus 2020 10:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Quipper Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Unsplash.com/@anthonytran
zoom-in-whitePerbesar
Unsplash.com/@anthonytran
ADVERTISEMENT
Beberapa dari kalian pasti udah nonton Joker, kan? Film Joker yang diperankan oleh Joaquin Phoenix mungkin adalah Joker terpopuler sepanjang sejarah film Joker. Joker merupakan salah satu musuh Batman, yang memiliki masalah kejiwaan. Hal tersebut terjadi bukan tanpa sebab, lho. Masalah kejiwaan pada diri seseorang bisa terjadi karena ada trauma masa kecil seperti contohnya perlakuan yang keras atau tidak pantas yang terjadi di masa kecil atau remaja pada diri seseorang. Selain itu bisa juga karena seseorang tidak sanggup menanggung permasalahan hidupnya seorang diri.
ADVERTISEMENT

Apa Sih Maksud dari Self Harm?

Unsplash.com/@letanloc1941995
Masalah kejiwaan sendiri merupakan hal yang amat serius. Banyak orang yang akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya atau menyakiti diri mereka dengan cara apapun untuk menyalurkan emosi mereka. Hal-hal semacam itu biasa disebut self harm.
Self harm adalah ketika seseorang menyakiti diri sendiri sebagai cara untuk mengatasi, mengungkapkan, atau bertahan dari keadaan yang sangat sulit. Maksud dari menyakiti diri tersebut dapat diartikan secara fisik, seperti menyayat, mencakar, memukul, menggigit, membenturkan kepala ke dinding, menarik rambut, dll.
Selain itu, menyakiti diri juga dapat dilakukan secara halus, seperti tidak memerhatikan kondisi fisik, tidak memedulikan kebutuhan emosional, atau menempatkan diri pada situasi yang berbahaya.

Contoh Self Harm yang Patut Diwaspadai

Quipper Blog
Berikut adalah beberapa contoh dari kegiatan self harm secara halus yang mungkin pernah kamu lakukan dan patut diwaspadai.
ADVERTISEMENT
1. Boros
Quipperian, yang kerap terjadi adalah terkadang kita menganggap bila boros bukanlah suatu masalah dan banyak orang menganggap ini suatu hal remeh. Padahal boros juga termasuk self harm lho, Quipperian. Hal tersebut karena buat kamu yang sudah bekerja, ujung-ujungnya kamu akan merasa tersiksa dan sengsara menunggu waktu gajian yang lama.
Selain itu, yang lebih bahayanya lagi, boros bisa membuatmu menyusahkan orang lain. Contohnya aja nih akibat keborosan kamu sendiri, akhirnya kamu meminta uang kepada orang tua padahal kamu sudah bekerja. Jadi, jangan sampai nanti kamu melakukan hal tersebut ya, karena itu sudah masuk pada kategori self harm.
2. Malas bergaul dan memisahkan diri dari kehidupan sosial
Quipperian, pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, manusia enggak bisa hidup tanpa orang lain. Namun, ketika kamu mulai memutuskan untuk memisahkan diri dari kehidupan sosial, secara enggak sadar kamu sudah melakukan self harm, karena sebenarnya enggak ada seorang pun yang sanggup hidup sendiri tanpa orang lain dan mengisolasi dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
3. Kerap mendahulukan orang lain
Memang enggak salah kok Quipperian jika kamu sesekali mementingkan kepentingan dirimu. Nah, justru malah ada sesuatu yang salah bila kamu selalu mementingkan urusan orang lain di kala kamu membutuhkannya untuk dirimu sendiri. Walaupun sikap ini biasa dianggap sebagai hal yang biasa, namun pada kenyataannya tetap saja masuk kategori self harm karena kadang selalu mendahulukan orang lain itu akan merugikan diri-sendiri.
4. Membiarkan orang-orang toxic berada di sekitarmu
Nah, kebiasaan lain yang masuk kategori self harm adalah di mana kamu selalu membiarkan orang-orang toxic berada di kehidupanmu. Padahal kamu tahu kalau orang-orang toxic selalu merugikanmu karena mereka kerap memberikan pandangan negatif terhadap hidupmu.
5. Selalu mendahulukan emosi
ADVERTISEMENT
Kebiasaan lain yang masuk dalam kategori self harm adalah ketika kamu kerap tenggelam dalam emosi. Emosi sesekali itu boleh aja karena memang emosi merupakan sifat dasar manusia. Tetapi, bila hal tersebut berlangsung terus-menerus, lalu mendrama dan tenggelam dalam emosi, itu hanya akan menyakiti dirimu sendiri.
Quipperian, pada dasarnya, manusia selalu akan membutuhkan orang lain entah itu untuk sekadar teman curhat, berbagi kegelisahan dan menolong di saat kita merasa terpuruk. Keluarga dan teman dekat merupakan sosok-sosok yang selalu hadir di saat kita merasa hidup kita sedang tidak baik-baik saja. Mereka adalah orang-orang yang siap mendengarkan keluh kesah kamu. Jangan ragu untuk terus bercerita ya, Quipperian.
Penulis: Habsi
ADVERTISEMENT