Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
KDRT: Kekerasan yang Berdampak pada Kesehatan Mental Seorang Istri
18 Desember 2022 21:21 WIB
Tulisan dari Qurotul Aini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
KDRT atau Kekerasan dalam rumah tangga merupakan fenomena yang marak terjadi di Indonesia. Maraknya kasus KDRT dibuktikan dengan data dari KemenPPPA yang mencatat telah terjadi sebanyak 18.261 kasus hingga Oktober 2022. Angka tersebut merupakan angka yang cukup fantastis. Lalu, apa itu sebenarnya KDRT? Jika kita melihat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT), kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) diartikan sebagai setiap perbuatan terhadap seseorang yang menimbulkan penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan penelantaran rumah tangga seperti ancaman untuk melakukan pemaksaan atau perampasan kemerdekaan yang melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus KDRT, perempuanlah yang sering menjadi korbannya. Hal itu dibuktikan dengan Catatan Tahunan Komnas Perempuan tahun 2020 yang menyatakan bahwa KDRT merupakan jenis kekerasan terhadap perempuan dengan angka tertinggi hingga mencapai angka 79 persen. Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa istri merupakan sosok yang paling rentan menjadi korban KDRT.
Menurut opini penulis, KDRT terjadi karena adanya relasi kuasa antara suami dan istri. Suami memiliki kedudukan yang lebih tinggi, sedangkan istri memiliki kedudukan yang lebih rendah. Kedudukan yang lebih tinggi tersebut menyebabkan suami memiliki kekuasaan yang lebih tinggi pula dibandingkan dengan istrinya. Akibatnya, ia merasa berhak untuk berbuat sewenang-wenang kepada istrinya, termasuk memukulnya.
Lantas, apa saja bentuk-bentuk KDRT? KDRT terbagi menjadi empat bentuk, yaitu kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, dan kekerasan ekonomi. Apa itu kekerasan fisik? Kekerasan fisik merupakan perbuatan yang menyebabkan luka pada fisik atau tubuh seseorang. Kekerasan fisik memang mengakibatkan luka pada tubuh, tetapi bukan suatu hal yang tidak mungkin bahwa kekerasan fisik juga bisa berdampak pada kesehatan mental korban.
ADVERTISEMENT
Selain kekerasan fisik, terdapat kekerasan psikis. Kekerasan psikis merupakan perbuatan yang berdampak pada psikologis seseorang. Kekerasan psikis dapat mengakibatkan rasa takut, rasa tidak berdaya, hingga hilangnya rasa percaya diri. Luka kekerasan psikis memang tidak terlihat seperti luka pada fisik, tetapi dampak yang ditimbulkan pun tidak main-main. Salah satunya ialah kekerasan psikis dapat menyebabkan rasa trauma berkepanjangan.
Selain kekerasan fisik dan psikis, terdapat kekerasan seksual. Kekerasan seksual merupakan hubungan seksual yang dilakukan tanpa persetujuan dari salah satu pihak. Walaupun sudah menikah, belum tentu kekerasan seksual tidak dapat terjadi. Kekerasan seksual justru sering menimpa seorang istri. Fakta itu dibuktikan dengan Catahu Komnas Perempuan pada tahun 2021 yang menunjukkan terdapat 100 kasus pemerkosaan dalam perkawinan yang dilaporkan. Kekerasan seksual marak terjadi di dalam pernikahan karena istri dianggap sebagai sosok yang harus menuruti apapun keinginan suaminya. Istri dianggap harus melayani suaminya, termasuk melayani nafsu seksualnya. Akibatnya, istri sering dipaksa untuk melakukan hubungan seksual meskipun ia tidak menginginkannya.
ADVERTISEMENT
Lalu, yang terakhir adalah kekerasan ekonomi. Kekerasan ekonomi merupakan perbuatan yang membatasi ruang gerak perempuan untuk bekerja di dalam atau di luar rumah guna menghasilkan uang maupun barang. Kekerasan ekonomi seringkali terjadi pada perempuan. Hal itu karena perempuan dianggap hanya berperan menjadi ibu rumah tangga, sedangkan suami berperan mencari nafkah. Istri dituntut untuk menjadi ibu rumah tangga yang sempurna, hal itu pun menghalanginya untuk bekerja di luar rumah. Ia diharuskan untuk fokus mengurus rumah, anak-anak, dan suami. Akibatnya, istri seringkali dilarang untuk bekerja di luar rumah.
Dampak KDRT terhadap Kesehatan Mental
Keempat bentuk KDRT yang telah disebutkan di atas dapat berdampak pada kesehatan mental. Contohnya, kekerasan fisik. Meskipun kekerasan fisik menyerang tubuh seseorang, tetapi korban yang mengalaminya sangat mungkin merasakan dampak pada kesehatan mentalnya. Luka fisik yang dialaminya tidak hanya mengakibatkan rasa sakit di tubuhnya, namun mentalnya pun bisa ikut terluka. Bayangkan saja, tubuhnya habis luka-luka karena dipukul oleh kekasih hidupnya, suaminya sendiri. Tentu saja pukulan tersebut tidak hanya meninggalkan bekas luka pada tubuhnya, tetapi juga pada mentalnya.
ADVERTISEMENT
Terdapat beragam dampak pada kesehatan mental yang dapat dirasakan oleh korban. Berdasarkan Jurnal of Public Health yang dilansir dari laman Tirto, setidaknya terdapat tiga macam dampak pada kesehatan mental, yaitu post-traumatic stress disorder (PTSD), anxiety disorder, depresi. Post-traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma merupakan gangguan mental yang disebabkan oleh peristiwa traumatis dan tidak menyenangkan yang dialami oleh seseorang (Pittara, 2022). Seseorang yang mengalami KDRT dapat mengidap gangguan PTSD karena kekerasan yang dialaminya. Sementara itu, dilansir dari laman Mitra Keluarga, anxiety disorder merupakan gangguan mental yang diderita seseorang dengan ditandai perasaan cemas atau takut yang berlebih. Kekerasan yang dialami korban KDRT dapat mengakibatkan rasa cemas maupun takut yang berlebih. Lalu yang terakhir adalah depresi. Depresi adalah gangguan mental yang ditandai oleh rasa sedih berkepanjangan, lesu, tidak berdaya, tidak berguna, hingga perasaan putus asa. Depresi merupakan gangguan mental yang cukup serius. Hal itu karena banyak penderita depresi yang akhirnya berujung dengan bunuh diri. Dilansir dari kemkes.go.id, WHO mencatat sebanyak 55 persen orang yang menderita depresi memiliki keinginan untuk bunuh diri. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa depresi merupakan gangguan mental yang berbahaya.
ADVERTISEMENT
Penutup dan Saran
Kita sudah mengetahui bahwa KDRT berdampak buruk pada kesehatan mental. Lantas, apa yang harus dilakukan oleh korban jika mengalami gangguan mental akibat KDRT? Korban yang mengalami gangguan mental disarankan untuk pergi ke tenaga profesional, yaitu psikolog untuk mendapatkan penanganan yang serius. Korban dapat melakukan layanan konseling bersama psikolog untuk memulihkan mentalnya. Seorang psikolog dapat membantu korban keluar dari keadaan terpuruk, kesedihan berlarut-larut, dan kembali menjalani aktivitas dengan normal.
Itulah yang harus dilakukan oleh korban jika mengalami gangguan mental akibat KDRT. Namun, bagaimana halnya jika korban adalah orang yang dekat dengan kita? Apa yang harus kita lakukan apabila teman atau kerabat kita mengalami gangguan mental akibat KDRT? Adakah pertolongan pertama yang dapat kita berikan? Pertolongan pertama yang dapat kita berikan adalah mendengarkan cerita mereka dengan penuh rasa empati. Kita perlu mendengarkan dan memvalidasi perasaan mereka. Kita tidak boleh menghakimi atau menyalahkan mereka atas kejadian apa pun yang mereka alami. Lalu setelah mereka bercerita, kita dapat menanyakan apa yang mereka butuhkan. Jika mereka membutuhkan bantuan untuk memulihkan mentalnya, maka kita dapat menyarankan mereka untuk datang ke psikolog. Dengan memberikan respon seperti demikian, artinya kita telah memberikan pertolongan pertama terhadap korban.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
File:Kekerasan Dalam Rumah Tangga (MUH.FATIHAMARFAUZAN).png. (2021, May 17). Wikimedia Commons, the free media repository. Retrieved 01:17, November 2, 2022 from https://commons.wikimedia.org/w/index.php?title=File:Kekerasan_Dalam_Rumah_Tangga_(MUH.FATIHAMARFAUZAN).png&oldid=560963423.
Azizah, N. (2022). Dampak KDRT Terhadap Kesehatan Mental Perempuan. Tirto.Id. https://tirto.id/dampak-kdrt-terhadap-kesehatan-mental-perempuan-goAW
Dirgayunita, A. (2016). Depresi: Ciri, Penyebab dan Penangannya. Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi, 1(1), 1–14. https://doi.org/10.33367/psi.v1i1.235
Sutrisminah, E. (2022). Dampak Kekerasan Pada Istri Dalam Rumah Tangga Terhadap Kesehatan Reproduksi. Majalah Ilmiah Sultan Agung, 50(127), 23–34.
Pittara. (2022). PTSD. Alodokter.Com. https://www.alodokter.com/ptsd
Keluarga, M. (2022). Apa Itu Anxiety Disorder? Kenali Gejala dan Pengobatannya. Mitrakeluarga.Com. https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/apa-itu-anxiety-disorder
Admin. (2022). KemenPPPA Rilis Data Jumlah Kasus KDRT di Indonesia hingga Oktober 2022. Metrotvnews.com. https://www.metrotvnews.com/play/b2lCrdXL-kemenpppa-rilis-data-jumlah-kasus-kdrt-di-indonesia-hingga-oktober-2022#:~:text=Menurut%20data%20dari%20KemenPPPA%2C%20hingga,laki%20sebanyak%202.948%20menjadi%20korban.
Komnas Perempuan. (2021). Perempuan Dalam Himpitan Pandemi : Lonjakan Kekerasan Seksual,Kekerasan Siber,Perkawinan Anak,Dan Keterbatasan Penanganan Ditengah Covid-19. Journal of Chemical Informatfile, 138(9), 1689–1699.
ADVERTISEMENT