Pendidikan Moral: Binatang Tidak Beretika?

M Rizky
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
30 Agustus 2021 21:58 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Rizky tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tindakan adalah hal yang membedakan manusia dengan binatang. Foto: Dok. pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Tindakan adalah hal yang membedakan manusia dengan binatang. Foto: Dok. pixabay.com
ADVERTISEMENT
Mendengar kata etika dan moral, apa yang pertama kali terlintas di benak kalian?
ADVERTISEMENT
Etika adalah perilaku manusia yang meliputi perilaku baik dan buruk, sedangkan moral merupakan perilaku manusia berupa kebiasaan atau adat. Apa yang membedakan antara etika dan moral? Bukankah keduanya merupakan perilaku manusia? Jawabannya adalah ruang lingkup kajian ilmunya. Jika etika membahas perilaku manusia secara luas, maka moral membahas perilaku manusia secara terbatas yakni terbatas pada lingkungan tempat perilaku itu terbentuk.
Etika memiliki pengertian yang sangat luas tentang tindakan manusia termasuk tindakan moral, sedangkan moral merupakan tindakan yang terbentuk di suatu lingkungan masyarakat atau adat tertentu. Etika mengajarkan manusia untuk bertindak yang baik dan benar. Dapat disimpulkan bahwa, etika merupakan tindakan manusia yang benar, sedangkan moral adalah etika pada suatu lingkungan masyarakat. Moral yang dimiliki tiap-tiap bangsa atau negara berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Mengutip pendapat wapres Ma’ruf Amin, "Dunia tidak akan menjadi lebih baik hanya karena banyaknya orang cerdas. Tetapi dunia akan lebih baik karena moralitas dan kohesi sosial yang baik”. Orang yang mempunyai moral, lebih baik daripada orang cerdas yang tidak mempunyai moral karena orang yang mempunyai moral lebih tahu cara menghargai orang lain dibanding orang yang cerdas dan orang cerdas yang tidak mempunyai moral cenderung merugikan orang lain dalam bertindak.
Sastrapratedja dalam K. Kaswardi berpendapat bahwa, ”Suatu bangsa yang berpredikat lokal dan global, tidak hanya memerlukan pengembangan ilmu, keterampilan, dan teknologi, namun juga perlu pengembangan dalam aspek lain seperti etika moral”. Singkatnya bahwa moral merupakan aspek penting yang harus dikembangkan selain ilmu, keterampilan, dan teknologi.
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan suatu bangsa yang berpredikat global dan juga lokal. Hal ini dibuktikan dengan keragaman budaya lokalnya, mulai dari sabang sampai merauke. Namun demikian, Indonesia tidak tertinggal dalam aspek globalisasinya.
Artikel kali ini akan membahas mengenai bagaimana moral yang disosialisasikan melalui sebuah pendidikan di berbagai negara terutama di Tanah Air Tercinta Indonesia dan memahami mengapa etika itu ada.
Moral merupakan tindakan umum diyakini masyarakat tertentu sebagai sesuatu yang benar ataupun salah. Artinya, moral bersifat relatif dan tidak universal.
Lalu bagaimana pendidikan moral dari sudut pandang global?
Di Indonesia, bahan ajar mengenai pendidikan nilai sebagai pendidikan moral, masih terfokuskan pada pengayaan pengetahuan atau kognitifnya saja, namun pembentukan sikap atau afektif dan pembiasaannya masih minim. Pendidikan nilai yang dimaksud adalah pendidikan kewarganegaraan, sedangkan kognitif di sini berarti pada pendidikannya masih bersifat hafalan tekstual pada buku.
ADVERTISEMENT
Di negara India, pendidikan nilainya mengacu pada nilai agama secara universal. Walaupun begitu, bukan berarti negara India tidak mempelajari nilai agama sama sekali. Metodologi dan pendekatan pendidikannya, difokuskan mulai dari tingkat dasar dan menengah. Selain itu, juga terdapat konseling dengan pendekatan agama sebagai pendudukan dari pendidikan nilai di India.
Di negara Malaysia, pendidikan nilai dibagi menjadi pendidikan secara langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung diajarkan melalui pendidikan moral dan agama, sedangkan secara tidak langsung melalui pendidikan kewarganegaraan dan kegiatan kurikuler. Namun, pandangan guru, orang tua, dan masyarakat di negara Malaysia lebih menempatkan kognisi sebagai aspek yang paling penting, dibandingkan dengan pendidikan nilai moral.
Bagaimana pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan moral di Indonesia?
ADVERTISEMENT
Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai, sama maknanya dengan pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan moral karena esensi nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai moral. Pendidikan moral terintegrasi ke dalam pendidikan kewarganegaraan sesuai dengan penataannya yang mengacu pada integred curriculum.
Menurut Muchsan AR dan Samsuri, visi pendidikan kewarganegaraan terdapat nuansa moral yang khas, yakni “Terbentuknya warga negara yang baik dalam rangka membangun karakter yang nasionalis”. Nuansa moral yang dimaksud adalah moral yang membentuk warga negaranya menjadi warga negara yang baik.
Selanjutnya representatif pendidikan moral mulai bertambah kuat ketika orde baru, yakni saat mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berganti nama menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) pada tahun 1978.
Pada tahun 1989, pendidikan moral kembali di integrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dengan kata lain pada tahun ini, terjadi pergantian nama dari Pendidikan Moral Pancasila kembali ke nama serta sistem Pendidikan Kewarganegaraan.
ADVERTISEMENT
Pada perubahan kurikulum 1994, Pendidikan Kewarganegaraan diganti menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dengan fungsi di antaranya, yaitu pelestarian dan pengembangan nilai moral pancasila secara dinamis dan terbuka, yakni yang dapat menjawab tantangan perkembangan yang terjadi di masyarakat.
Mengapa manusia harus beretika?
Etika sendiri muncul karena adanya tindakan. Tindakan yang dimaksud adalah tindakan manusia bukan tindakan hewan, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk dunia lainnya. Binatang tidak dapat dikatakan bertindak, karena setiap perilakunya sendiri didominasi oleh insting atau gerakan. Tingkah laku binatang cukup dipicu oleh sebuah rangsangan yang ada. Berbeda dengan manusia yang tindakannya tidak semata pada sebuah rangsangan belaka. Tindakan manusia melalui berbagai proses yang lebih rumit. Tindakan merupakan perwujudan perkembangan kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Tindakan ada pada manusia karena eksistensinya sebagai manusia. Tindakan adalah sebuah kenormalan pada hidup manusia dan sudah ada dengan sendirinya pada diri manusia mulai dari sejak ia dilahirkan hingga menjelang kematiannya. Manusia secara konkret ada karena tindakannya. Sejalan dengan pendapat Blondel, yakni “Tindakan merupakan realitas paling meyakinkan dalam diri saya“. Artinya, tindakan sendiri merupakan suatu realitas dalam diri manusia.
Kesimpulan
Tidak ada sistem pendidikan moral yang benar-benar sempurna pada dunia pendidikan dan sistem pendidikan moral itu sendiri di tiap-tiap negara berbeda-beda. Namun, akan lebih baik jika sistem pendidikan moral ini menjadi salah satu fokus utama sebagai upaya membangun bangsa dengan cara terus mengembangkannya.
Moral adalah tindakan tertentu yang dianggap baik di suatu lingkungan masyarakat. Sedangkan etika mencakup moral, yaitu tindakan-tindakan rasional sebagai penggambaran dari manusia itu sendiri. Etika mengajarkan kepada kebaikan, dan kebaikan sendiri sifatnya relatif.
ADVERTISEMENT
Berusahalah bertindak baik dan jadilah manusia yang baik, pikirkan setiap tindakan yang dilakukan beserta risikonya, dan hindari tindakan yang merugikan orang lain.
SUMBER
Dewantara, A. W. (2017). Filsafat Moral Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia . Yogyakarta: PT Kanisius.
Primantoro, A. D. (2016). PENDIDIKAN NILAI MORAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GLOBAL. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 1.