Konten dari Pengguna

Perbandingan Upacara Adat Penyambutan Kelahiran di Jepang dan Indonesia

R Aj Angelica Nusa Putri Sukma D
Mahasiswa Prodi Studi Kejepangan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga
3 April 2023 17:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari R Aj Angelica Nusa Putri Sukma D tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Canva
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Canva
ADVERTISEMENT
Manusia hidup dan bertumbuh besar dengan melalui berbagai tahapan dimulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, masa tua dan berakhir pada kematian (Nursari et al., 2022). Dari banyaknya upacara kebudayaan di negara tertentu telah ditemukan beraneka ragam bentuk upacara yang kental dengan unsur kearifan lokal yang dapat menunjukkan keadaan alam dan pola kehidupan masyarakat setempat (Nursari et al., 2022). Dalam menapaki berbagai fase kehidupan tersebut, banyak negara yang masih mengadakan beraneka ragam upacara atau ritual, tidak terkecuali Jepang (Rahmah, 2022). Jepang adalah negara yang memiliki berbagai macam kebudayaan yang khas. Beberapa budaya Jepang pun diwujudkan dalam bentuk sebuah upacara adat. Khususnya pada saat menyambut kelahiran sang anak, masyarakat Jepang mengadakan serangkaian upacara adat yang telah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Jepang. Pada artikel ini juga akan dijelaskan perbandingan dengan beberapa budaya Indonesia dalam merayakan kelahiran bayi.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa upacara adat istiadat orang Jepang saat seorang bayi telah lahir di dunia. Upacara-upacara tersebut sudah banyak dilakukan oleh masyarakat Jepang untuk merayakan dan secara tidak langsung menaruh harapan yang baik terhadap anak yang telah lahir tersebut.
Gambar 1.1. Oshichiya ( Rakhma Nur Azzahrani/Japanese Station )
Upacara yang pertama yaitu oshichiya. Oshichiya adalah perayaan yang dirayakan setelah tujuh hari sang bayi tersebut lahir. Perayaan ini dirayakan saat sang bayi sudah berumur tujuh hari. Upacara ini adalah acara yang penting untuk memberikan ucapan selamat atas pertumbuhan sang bayi yang sehat selama tujuh hari pertama setelah kelahiran (Studio Alice, n.d.). Kegiatan yang dilakukan dalam oshichiya ini adalah mengambil cap telapak tangan dan telapak kaki sang bayi. Orang-orang yang dapat menghadiri acara ini adalah keluarga dan kerabat dekat.
ADVERTISEMENT
Gambar 1.2. Sepasaran ( Anisa Rima Fadhilah/IDN Times )
Di Indonesia ada tradisi yang bernama sepasaran. Sepasaran adalah tradisi yang dilakukan saat bayi berumur lima hari. Kata sepasaran berasal dari kata sepasar yang memiliki arti lima hari (Alizanovic, 2020). Keluarga akan mengundang tetangga sekitar untuk ikut mendoakan atas bayi yang telah dilahirkan. Kemudian, keluarga membagikan makanan kepada para tamu. Dalam tradisi ini keluarga akan mengumumkan nama bayi.
Gambar 1.3. Omiyamairi ( Smith/Smith's School and English )
Setelah oshichiya, ada omiyamairi. Kegiatan ini dilaksanakan di kuil shinto. Kegiatan yang dilakukan saat di kuil shinto adalah keluarga mengajak sang bayi ke kuil dengan menggunakan baju kimono. Berdoa di kuil. Kemudian, pertengahan waktu, pendeta shinto akan membacakan sebuah mantra / doa. Setelah proses kegiatannya selesai, pihak keluarga diwajibkan untuk membayar biaya yang disebut dengan hatsuhoryo kira-kira sebesar 5.000-10.000 Yen dan mendapatkan hadiah. Lalu, masyarakat Jepang tidak diwajibkan untuk memberikan imbalan apapun saat diberikan hadiah di kuil, tetapi mereka dapat memberi beras merah dan manisan sebagai hadiah keluarga (All About 編集部, 2022).
ADVERTISEMENT
Jika melihat pada sakramen pada umat kristen di Indonesia, ada sakramen yang disebut penyerahan anak. Penyerahan anak dilakukan di atas mimbar Gereja. Kemudian, para orang tua beserta anaknya naik ke atas mimbar untuk didoakan oleh pendeta yang bertujuan untuk menyerahkan anak tersebut ke dalam tangan Tuhan agar anak tersebut menjadi sepenuhnya milik Tuhan dan akan disertai Tuhan sepanjang hidupnya.
Gambar 1.4. Okurizome ( Yuca's Japanese Cooking )
Lalu, perayaan yang ketiga adalah okurizome. Perayaan ini hanya bisa dilakukan ketika sang bayi genap berumur 100 Hari. perayaan / ritual ini dilakukan dengan cara orang tua pura-pura menyuapi sang bayi dengan berbagai makanan yang telah ditentukan pada ritual tersebut secara turun-temurun. Orang tua berpura-pura menyuapi, karena makanan yang disuguhkan seperti ikan, beras kacang merah dan lain-lain itu belum dapat dimakan oleh sang bayi. Makanya setelah orang tua berpura-pura menyuapi sang anak, makanan tersebut dimakan oleh orang tua atau saudaranya yang lebih tua. Namun, sebelum upacara adat tersebut dimulai, masyarakat Jepang akan melakukan sebuah tradisi yang disebut “Masakan Honzen”. Tradisi tersebut adalah tata cara penyusunan piring masakan tradisional Jepang. Cara-caranya yaitu bagian depan kiri dari adalah arah tempat untuk meletakkan mangkuk nasi, bagian kanan adalah tempat untuk menaruh mangkuk sup, bagian kiri belakang adalah tempat untuk menaruh makanan rebus / ikan bakar juga dapat ditaruh dibagian tersebut dan bagian belakang kanan adalah tempat untuk menaruh hidangan dingin seperti rumput laut, sashimi, saus wijen dan hidangan cuka (Agney, 2019).
ADVERTISEMENT
Tujuan dari ritual ini adalah harapan agar sang anak selalu terpenuhi kebutuhan atau asupan makanannya. Dengan kata lain, sang orang tua berharap agar anaknya tidak kelaparan dan kurang gizi. Diyakini bahwa 100 hari pertama setelah kelahiran / sekitar tiga bulan setelah kelahiran adalah masa-masa yang paling rentan bagi bayi dan ibunya. Pasca tiga bulan juga bayi baru boleh dibesuk.
Gambar 1.5. Selapanan ( Anisa Rima Fadhilah/IDN Times )
Jika melihat ke upacara ada yang ada di Indonesia, ada perayaan adat yang bernama selapanan. Selapanan adalah rangkaian selamatan yang dilakukan saat bayi genap berumur “selapan” atau 35 Hari. Perayaan ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan keselamatan yang telah diberikan kepada ibu dan bayi. Kegiatan yang dilakukan adalah sebelum acara selapanan dilaksanakan, para warga berkumpul dan membuat tumpeng yang berisikan makanan atau bancakan yang nantinya akan dibagi-bagi kepada kerabat dan anak-anak kecil di sekitar rumah. Menu makanan wajib yang disajikan adalah nasi putih dan urap yang berisi berbagai sayuran yang dicampur bumbu parutan kelapa (Tugu Jogja, 2019).
Gambar 1.6. Isshoumochi ( Mahoroba )
Perayaan selanjutnya adalah hatsu tanjyou. Perayaan ini adalah perayaan ulang tahun pertama yang dirayakan dengan mendoakan dan meramal masa depan bayi. Di dalam perayaan itu ada kegiatan yang dinamakan isshoumochi. Ada dua pilihan di dalam kegiatan ini yaitu bayi akan diberi furoshiki ( tas ) yang berisikan mochi seberat dua kilo gram bertulis nama bayi. Nantinya tas tersebut akan dipakaikan bayi di punggungnya. Lalu, pilihan keduanya adalah mengabadikan jejak kaki bayi yang beralaskan sandal jerami. Setelah itu, kegiatan yang bernama erabitori dimulai. Erabitori adalah meramal keahlian atau karir masa depan bayi berdasarkan benda di depannya yang ia pilih. Benda yang digunakan pada umumnya saat hatsu tanjyou adalah uang yang mempunyai arti menjadi kaya dan tidak perlu khawatir tentang uang, sempoa yang artinya pandai dalam angka, bisnis yang sukses dan menjadi pedagang, kuas yang artinya penulis dan artis, sumpit yang artinya makanan terpenuhi, suka masak, buku yang artinya memiliki pengetahuan yang luas dan nilai bagus dalam sekolah, gunting yang artinya menjadi pemilik kostum, bola yang artinya menjadi atlet, instrumen yang artinya musisi dan idola (Mamadays.tv, 2022) Dewasa ini, banyak benda-benda tersebut terkadang digantikan dengan kartu-kartu yang berisi gambar benda-benda yang akan dipilih sang bayi.
Gambar 1.7. Sang bayi menginjak bubur beras ketan tujuh warna ( Widhia Arum Wibawana/Detik.com )
Di Indonesia ada tradisi yang bernama tedak siten. Tedak siten adalah tradisi yang dilakukan saat bayi berusia tujuh atau delapan bulan. Tedak siten mempunyai arti yang berasal dari kata tedak yang berarti melangkah dan siten yang berarti tanah atau bumi. Dengan kata lain, makna dari tedak siten adalah melangkah di bumi (Daniswari, 2022). Tujuan dari tedak siten adalah membuat anak tumbuh kuat, mampu menghadapi sebuah godaan dan rintangan dan menjadi anak yang mandiri. Lalu, sebelum upacara dilakukan, ada perlengkapan yang harus disiapkan antara lain jadah ( tetel ) tujuh warna, jenang bluwok, nasi tumpeng ayam kampung utuh, jajanan pasar, kurungan ayam, tangga atau odho dan kembang setaman. Kegiatan yang akan dilakukan pada tradisi tedak siten adalah tahap pertama ada kegiatan sang anak menginjak bubur beras ketan tujuh warna, tahap kedua ada kegiatan anak dituntun menaiki tangga, tahap ketiganya adalah setelah turun tangga, anak dituntun ke onggokan pasir dan dibiarkan mengais pasir dengan kakinya. Lalu, tahap keempat adalah anak dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang sudah berisikan sebuah benda-benda berupa buku, ponsel, bola, raket dan lain-lain. Kemudian, anak akan disuruh memilih satu benda dari antara benda-benda tersebut. Lalu, tahap kelima ada tebar undhik-undhik atau uang logam berupa yang bercampur dengan berbagai macam bunga. Tahap keenam anak dibasuh oleh kembang setaman. Lalu, tahap terakhir yaitu anak diberi baju yang bagus dan bersih lalu didandani.
ADVERTISEMENT
Berbagai macam upacara adat setiap negara untuk merayakan kelahiran sang bayi mempunyai ciri khas dan keunikannya masing-masing. Dimulai dari Jepang seperti oshichiya yaitu perayaan bayi yang telah berusia tujuh hari, omiyamairi yaitu kegiatan berdoa di kuil untuk bayi dengan menggunakan baju kimono, okurizome yaitu perayaan bagi bayi yang berusia 100 Hari dan hatsu tanjyou yaitu perayaan ulang tahun sang bayi yang pertama. Lalu, Indonesia yang juga mempunyai kemiripan pada upacara adat untuk menyambut kelahiran bayi di Jepang yaitu sepasaran yang dilaksanakan saat bayi berusia lima hari dan tedak siten yang dilaksanakan saat bayi berusia tujuh atau delapan bulan. Semua perayaan adat tersebut tidak terlepas dari adanya rasa syukur atas bayi dan orang tuanya yang sehat.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
一歳の誕生日の祝い方「一升餅」「選び取り」のやり方とは?. (n.d.). MAHOROBA. Retrieved March 30, 2023, from https://www.mahoroba-inter.com/article/c/arti7969402656463202c690284c/
Agney. (2019, October 21). 「お食い初め」の意味を詳しく知りたい!「石」はなぜ必要?. agney. Retrieved March 29, 2023, from https://www.agney.jp/blog/scene/what-is-the-okuizome/
Alizanovic, V. (2020). Tradisi Selamatan Kelahiran Bayi dalam Adat Jawa: Brokohan, Sepasaran, dan Selapanan. Imaos. Retrieved March 29, 2023, from https://www.imaos.id/laku-hidup/selamatan-kelahiran-bayi-adat-jawa/
All About 編集部. (2022, September 2). お宮参りはいつ行く?祖父母は何をする?服装マナーから写真撮影まで失敗しないやり方を解説. オールアバウト. Retrieved March 29, 2023, from https://allabout.co.jp/gm/gc/71827/
Azzahrani, R. N. (2020, December 7). Oshichiya, Perayaan 7 Hari Kelahiran Bayi di Jepang | Berita Jepang Japanesestation.com. Japanese Station. Retrieved March 30, 2023, from https://japanesestation.com/culture/tradition/oshichiya-perayaan-7-hari-kelahiran-bayi-di-jepang
Daniswari, D. (2022, September 13). Tedak Siten, Upacara Adat Jawa Tengah, Tujuan, Latar Belakang, dan Prosesi Halaman all - Kompas.com. Kompas Regional. Retrieved March 29, 2023, from https://regional.kompas.com/read/2022/09/13/185048978/tedak-siten-upacara-adat-jawa-tengah-tujuan-latar-belakang-dan-prosesi?page=all
ADVERTISEMENT
Fadhilah, A. R. (2021, January 31). 5 Tradisi Lokal Jawa Sambut Kelahiran Bayi, Sarat Makna Simbolik. IDN Times. Retrieved March 29, 2023, from https://www.idntimes.com/life/inspiration/anisa-rima-fadhilah/tradisi-lokal-jawa-sambut-kelahiran-bayi-c1c2?page=all
Mamadays.tv. (2022, December 16). 【伝統・今ドキ】初誕生祝いの方法まとめ!一升餅やプレゼント、食事も解説. MAMADAYS(ママデイズ). Retrieved March 29, 2023, from https://mamadays.tv/articles/6270
Nursari, B., Andriani, A., Sunarti, H., & Fitri, Z. (2022, 4 28). PERBANDINGAN UPACARA SEIJIN SHIKI DI JEPANG DAN UPACARA METATAH DI BALI. eprints, Vol.17. http://repository.unsada.ac.id/id/eprint/2561
Rahmah, R. N. (2022, 9 26). PERBANDINGAN PROSESI UPACARA PASCA KELAHIRAN PADA MASYARAKAT JEPANG DAN BALI. eprints.
Smith, M. (2010, October 10). Tina's Omiyamairi (お宮参り) in Japan. Smith's School of English. Retrieved March 30, 2023, from https://sse-franchise.com/tinas-omiyamairi-%E3%81%8A%E5%AE%AE%E5%8F%82%E3%82%8A-in-japan/
StudioAlice. (n.d.). お七夜とはどんな行事でいつやるの?お祝いの方法やマナーを解説|こども写真館スタジオアリス|写真スタジオ・フォトスタジオ. スタジオアリス. Retrieved March 29, 2023, from https://www.studio-alice.co.jp/shortcut/omiyamairi/column/detail50.html
Tugu Jogja. (2019, December 9). Selapanan: Tradisi Selamatan Bayi Berusia 35 Hari | kumparan.com. Kumparan. Retrieved March 29, 2023, from https://kumparan.com/tugujogja/selapanan-tradisi-selamatan-bayi-berusia-35-hari-1sPQv1uEvrg/full
ADVERTISEMENT
Wibawana, W. A. (2022, September 27). Tedak Siten Adalah Apa? Serba-serbi Tradisi dan Maknanya. detikNews. Retrieved March 29, 2023, from https://news.detik.com/berita/d-6315149/tedak-siten-adalah-apa-serba-serbi-tradisi-dan-maknanya
Yuca. (2020, January 28). Okuizome (First meal) Day! | YUCa's Japanese Cooking. YUCa's Japanese Cooking in Tokyo. Retrieved March 30, 2023, from https://yjc.tokyo/blog-japaneseculture-okuizome/