Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Pendopo Duplikat Si Panji Banyumas, Mengenal Lebih Jauh Budaya Banyumasan
18 Mei 2022 18:53 WIB
Tulisan dari Raihan Naufal Mushoddaq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyumas merupakan suatu kabupaten dengan ibukotanya yang terletak di Purwokerto. Kabupaten Banyumas ini terdiri dari 27 kecamatan, yang dibagi lagi sejumlah 301 desa dan 30 kelurahan. Banyumas juga merupakan kabupaten dengan penduduk yang terkenal ramah dan bahasa jawanya yang khas.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan kali ini, saya dan para mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto mengunjungi cagar budaya banyumas pada hari Senin pagi (16/05/2022) yang bertempat di Pendopo Duplikat Si Panji Banyumas. Tempat ini berada di pusat pemerintahan lama yaitu Kabupaten Banyumas di Kota Banyumas, jaraknya dari Kota Purwokerto sekitar 16 km atau 30 menit perjalanan. Pendopo Duplikat Si Panji ini merupakan tiruan Pendopo Si Panji yang dipindahkan ke Purwokerto dan diresmikan pemakaiannya pada 7 Januari 1937.
Kegiatan ini dilakukan bertujuan agar para mahasiswa dapat memiliki pemahaman lebih dari budaya banyumas yang kini hampir dilupakan. Selain itu agar Banyumas tetap memiliki ciri khasnya berupa kebudayaan yang dimilikinya. Di sana saya dan para mahasiswa lainnya mengelilingi dan mengamati apa saja yang ada di tempat tersebut disana seperti Sumur Mas, Museum Wayang, dan Rumah Lengger.
ADVERTISEMENT
Kesenian lengger menjadi salah satu kesenian yang menjadi gambaran dari Kabupaten Banyumas. Lengger sering kali disebut juga sebagai ronggeng yang mengandung nilai kesuburan dan religi. Tarian lengger yang kami lihat kali ini yaitu tarian lengger lanang dengan penari laki – laki yang berdandan layaknya seorang perempuan. Dan di dalam pertunjukannya dibawakan juga lagu tradisional banyumasan dengan iringan musik gamelan atau lebih spesifiknya lagi dengan seperangkat alat musik calung.
Ada juga sebuah Sumur Mas yang berada tepat di halaman belakang dalem kadipaten. Sumur Mas juga memiliki kepercayaan bahwa mereka yang mencuci muka kemudian meminum air dan berdoa dapat meraih keinginannya. Tak heran sebagian orang percaya pada kekeramatan sumur ini, sehingga sering dikunjungi peziarah yang ingin naik pangkat ataupun menjadi pejabat.
ADVERTISEMENT
Terakhir, terdapat Museum Wayang dengan berbagai koleksi yang ada antara lain gamelan laras Slendro, wayang Prajuritan, wayang Golek Menak dan masih banyak lagi. Untuk wayang Golek Menak itu sendiri dibuat dari kayu yang dibuat pertama kali oleh Ki Trunadipura, dalang semasa Mangkunegara VII (1916 - 1944) berasal Baturetno, Wonogiri, Solo. Adapun koleksi lainnya seperti wayang Suket yang dibuat dari rumput, sejenis ilalang yang dipetik pada bulan Sura di Kecamatan Rembang, Purbalingga.
Di museum ini juga selain wayang terdapat koleksi yang berkaitan dengan alat musik tradisional seperti gamelan, calung, dan lain sebagainya.
Akan tetapi, bangunan cagar budaya banyumasan Pendopo Duplikat Si Panji sekarang hanya tinggal duplikat saja karena ketika Bupati Banyumas dijabat oleh Raden Sujiman Martodirdjo Gondo Subroto (1933-1950) bangunan inipun dipindahkan ke Purwokerto.
ADVERTISEMENT
Jadi itulah beberapa budaya banyumasan yang terdapat di Pendopo Duplikat Si Panji Banyumas yang kedepannya diharapkan untuk generasi muda tidak melupakan adanya budaya setempat dan dapat melestarikannya agar tidak hilang ditelan zaman.