Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Mengupas Etnik "Wong Kito"
4 Oktober 2018 19:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Rachel Caroline Toruan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak mengenal istilah "wong kito"? Ya, kalimat tersebut adalah sebutan bagi mereka warga Palembang. Jika ditanya tentang Palembang, apa yang terbayang di benak kalian? Jembatan Ampera? Masjid Agung? Sungai Musi? Tariannya? Atau kulinernya yang biasa dikenal dengan pempek,tekwan, dll. Memang semua itu sudah menjadi iconnya kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan.
ADVERTISEMENT
Bumi Sriwijaya, atau bisa dijuluki Venice of the East (Venesia dari Timur) biasanya dihuni dengan penduduk beretnis Melayu, yang biasanya telah disesuaikan dengan daerah setempat yang sekarang biasa disebut dengan bahasa palembang. Lantas, apa saja budaya yang dimiliki kota pempek ini? Berikut ulasannya.
1. Sungai Musi
Sungai yang membelah kota Palembang menjadi dua bagian, Seberang Ulu dan Seberang Ilir ini memiliki panjang sekitar 750 km. Sudah sejak lama sungai ini menjadi urat nadi bagi mata pencaharian warga sekitar. Jika kalian berkunjung ke sungai ini, jangan lewatkan objek wisata di sepanjang tepian sungai seperti Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau Kemaro, dan 'si merahnya' Palembang, Jembatan Ampera.
ADVERTISEMENT
2. Jembatan Ampera
Sumber foto: google
Jembatan yang dibangun pada tahun 1962 ini memiliki panjang sekitar 1.177 meter, yang terbentang di atas Sungai Musi serta menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir.
3. Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II
Masjid terbesar di Sumatera Selatan, berpusat di Palembang dengan kapasitas 15.000 jemaah yang kerap menampilkan pesona air mancur disertai kelap-kelip lampu yang menawan di malam hari.
4. Kambang Iwak Family Park
Sebuah danau yang terletak di tengah kota, dengan sepanjang tepian bangau banyak arena rekreasi keluarga yang ramai dikunjungi pada hari libur. Di tengah danau juga terdapat air mancur yang nampak cantik dimalam hari. Gak kalah dengan pesona Masjid Agung nih, geng.
ADVERTISEMENT
5. Taman Wisata Alam Punti Kayu
Sejak tahun 1998, Punti Kayu ditetapkan sebagai hutan lindung. Di dalamnya, terdapat beberapa arena rekreasi keluarga dan menjadi tempat hunian monyet-monyet lokal.
6. Benteng Kuto Besak.
Benteng yang terletak di bagian tepi sungai musi ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam. Benteng ini merupakan satu-satunya benteng di Indonesia yang berdinding batu dan memenuhi syarat pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa.
7. Monumen Perjuangan Rakyat
Monpera. Begitulah sebutan untuk singkatan dari "Monumen Perjuangan Rakyat". Sesuai dengan namanya di dalam bangunan ini terdapat benda-benda peninggalan sejarah pada masa penjajahan.
Baru tempatnya, berikut keseniannya :
1. Kesenian Dul Muluk
Teater dul muluk adalah teater drama Sumatera Selatan yang lahir dan diciptakan di Palembang. Terbentuknya teater ini melalui tahapan yang panjang dimulai dari proses yang paling awal sejak pembacaan syair dan tutur, hingga menjadi teater yang utuh yang masih dibudayakan hingga sekarang ini. Untuk sejarah dan selengkapnya, bisa dibaca di https://www.laskarwongkito.com/inilah-kisah-awal-munculnya-teater-dul-muluk/
ADVERTISEMENT
2. Syarofal Anam
Sumber foto: blogger-shof.blogspot.com
Sayangnya, kesenian ini sudah mulai meluntur karena kemajuan teknologi yang membuat generasi muda malas untuk mempelajari kesenian ini. Syarofal ‘Anam atau biasa disebut dengan “Terbangan” merupakan seni adat Sumatera Selatan yang telah lama di pakai sejak dahulu. Pada kesenian ini penari-nya bukan perempuan saja melainkan ada juga laki-laki. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, tergantung pada grup Syarofal Anamnya.
3. Tari Gending Sriwijaya
Sumber foto: mediaraja.com
Tari ini menggambarkan tentang keluhuran budaya, kejayaan, dan keagungan kemaharajaan Sriwijaya yang pernah berjaya mempersatukan wilayah Barat Nusantara. Pada lirik lagu yang mengiringi tarian ini, menggambarkan kerinduan seseorang akan zaman di mana pada saat itu Sriwijaya pernah menjadi pusat studi agama Buddha di dunia.
ADVERTISEMENT
4. Kain Songket.
Sumber: www.morgesiwe.com
Kain songket Palembang merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan di antara keluarga kain, tenun tangan kain ini sering disebut sebagai Ratunya Kain. Karena selain penampilannya yang gemerlap dengan benang emas, pengerjaannya juga butuh keahlian dengan nilai seni tinggi. Itulah mengapa kain songket asli tenun tangan memiliki harga yang cukup mahal. Pada zaman modern ini, kain songket sudah muali divariasikan dicetak dengan mesin berteknologi, dengan harga yang lebih murah.
Rumah adat
1. Rumah Limas
Sumber foto: adat-tradisional.blogspot.com
Dari namanya, jelaslah bahwa rumah ini berbentuk limas. Bangunannya bertingkat-tingkat dengan filosofi budaya tersendiri untuk setiap tingkatnya. Tingkat-tingkat ini disebut masyarakat sebagai bengkilas. Apabila Anda bertamu ke salah satu Rumah Limas di wilayah Sriwijaya ini, Anda akan diterima di teras atau lantai dua saja. Rumah Limas sangat luas dan seringkali digunakan sebagai tempat berlangsungnya hajatan atau acara adat. Luasnya mulai dari 400 hingga 1000 meter persegi.
ADVERTISEMENT
2. Rumah rakit
Sumber foto: sumsel.tribunnews.com
Rumah rakit ini disebut demikian karena memiliki bentuk yang unik seperti rakit. Rumah ini juga dibangun di atas air di sekitar atau di daerah tepi Sungai Musi, Sungai Ogan, dan Sungai Komering, yang merupakan sungai di Provinsi Sumatera Selatan.Rumah rakit memiliki bentuk persegi panjang yang berukuran kurang lebih sekitar 36 sampai 64 meter persegi, serta mempunyai bentuk atap mirip pelana.
Mari beralih ke kulinernya wong kito!
1. Pempek
Sumber foto: palembang.tribunnews
Hai para pecinta kuliner Indonesia! Makanan yang berbahan baku utama ikan, (biasanya ikan tenggiri) mungkin sudah tidak asing lagi untuk didengar. Ragam jenis makanan ini memiliki jenis antara lain pempek kapal selam, pempek keriting, pempek telur, pempek kulit (menggunakan tambahan bahan, kulit ikan), pempek tahu, pempek pistel, pempek lenggang, pempek otak-otak, pempek lenjer, dan pempek ada'an.
ADVERTISEMENT
2. Tekwan
Sumber foto: www.opensnap.com.cn
Hidangan dengan tampilan mirip sup ikan berbahan dasar daging ikan dan sagu yang dibentuk kecil – kecil mirip bakso ikan yang kemudian ditambahkan kaldu udang sebagai kuah, serta soun, bawang goreng, dan jamur kuping sebagai pelengkap.
3. Celimpungan
Sumber foto: travelingyuk.com
Dari bentuk mirip seperti tekwan, dengan ukuran yang sedikit lebih besar. Hanya saja, celimpungan ini disiram dengan kuah santan.
4. Pindang Patin
Sumber foto: travelingyuk.com
Makanan khas Palembang dengan bahan dasar ikan patin yang direbus dengan kuah bumbu pedas, dengan irisan buah nanas untuk memberi rasa yang segar. Lebih nikmat disantap dengan nasi putih hangat.
5. Pindang Tulang
Sumber foto: travelingyuk.com
ADVERTISEMENT
Hampir mirip dengan pindang patin, dengan bahan dasar tulang sapi bersamaan dengan daging dan sum-sum yang masih lekat didalamnya.
6. Mie Celor
Sumber foto: travelingyuk.com
Berbahan dasar mie kuning dan telur ayam rebus, dengan siraman kuah kental kaldu udang dan daging udang.
7. Kue Maksuba
Sumber foto: pinterest.com
Berbahan dasar telur bebek dan susu kental manis. Dalam pembuatannya, rata-rata dibutuhkan 28 butir telur. Adonan kemudian diolah menjdi mirip adonan kue lapis. Kue ini dipercaya sebagai salah satu sajian istana Kesultanan Palembang yang seringkali disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan. Namun saat ini kue maksubah dapat ditemukan di seluruh Palembang dan sering disajikan dihari raya. Enak, manis, dan legit.
ADVERTISEMENT
8. Kue Delapan Jam
Sumber foto: www.palembang-tourism.com
Sesuai dengan namanya, kue ini membutuhkan waktu delapan jam untuk mengolahnya sampai matang. Manis, legit, sama seperti maksubah.
Jadi, budaya atau kuliner Palembang yang mana, nih yang belum kalian coba? Atau masih ada yang ingin menambahkan? Tambahkan di komentar, yaaa..