Konten dari Pengguna

Cinta menurut Friedrich Nietzsche

Rachel Jovita
Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Widya Mandala
31 Oktober 2023 8:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rachel Jovita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi: Pernikahan dua sejoli. sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi: Pernikahan dua sejoli. sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Chapter 1: Pandangan Nietzsche tentang cinta
Nietzsche adalah seorang filsuf Jerman yang terkenal,memiliki pandangan yang cukup kompleks tentang cinta.Ia menganggap cinta sebagai fenomena yang kompleks dan seringkali ambigu. Beberapa pemikirannya tentang cinta antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Perspektif Kekuatan: Nietzsche sering menggambarkan cinta sebagai ekspresi daekuatan dan dorongan dalam diri manusia. Baginya, cinta bisa menjadi sumber energi yang kuat untuk mencapai tujuan dan pengembangan diri.
2. Aspek Keinginan: Nietzsche juga menyoroti sisi keinginan dalam cinta. Ia berpendapat bahwa cinta seringkali dipicu oleh keinginan untuk memiliki atau menguasai objek cinta.
3. Idealisasi: Nietzsche mengkritik kecenderungan manusia untuk mengidealisasikan pasangan mereka dalam cinta, yang seringkali mengarah pada penghancuran ketika ideal tersebut tidak tercapai.
4. Cinta dalam Karya Seni: Dalam karyanya, Nietzsche sering menyajikan cinta sebagai tema dalam seni dan sastra, dan ia menganggap seni sebagai cara untuk mengungkapkan kompleksitas emosi cinta.
5. Penghancuran dan Pembebasan: Nietzsche berpendapat bahwa cinta juga bisa membawa penghancuran, terutama ketika cinta menghalangi individu untuk mencapai potensi sejati mereka. Namun, dalam beberapa kasus, cinta juga bisa menjadi pembebasan dari keterbatasan-keterbatasan diri.
ADVERTISEMENT
Pandangan Nietzsche tentang cinta sangat dipengaruhi oleh pemikiran filosofisnya yang lebih luas, seperti konsep "kekuatan kehendak" dan "superman." Dalam pandangannya, cinta adalah bagian dari perjalanan individu dalam mencapai potensi tertinggi mereka.
Chapter 2: Cerita Nietzsche yang tidak menganggap cinta sebagai sesuatu yang penting
Ilustrasi: Kebahagiaan dalam sebuah cinta. sumber: Pixabay.com
Friedrich Nietzsche memiliki banyak karya dan tulisan yang tidak menitikberatkan cinta sebagai sesuatu yang penting dalam hidup manusia. Salah satu contohnya adalah dalam karyanya yang terkenal berjudul "Thus Spoke Zarathustra" (Also sprach Zarathustra). Dalam karya ini, Nietzsche mengembangkan pandangan tentang kehidupan manusia yang lebih berfokus pada pencapaian individu, pengembangan diri, dan kebebasan spiritual daripada cinta sebagai aspek utama.
Dalam "Thus Spoke Zarathustra," karakter utama, Zarathustra, mengajukan gagasan-gagasan tentang "superman" atau "ubermensch," yang merupakan individu yang mampu mencapai kebebasan spiritual dan potensi tertinggi mereka melalui kekuatan diri sendiri, tanpa terlalu bergantung pada faktor-faktor luar seperti cinta romantis.
ADVERTISEMENT
Nietzsche juga mengkritik idealisme dan pengidealisan dalam cinta dalam beberapa tulisannya. Ia melihat bahwa terlalu banyak idealisasi dalam cinta dapat menjadi sumber penderitaan dan kegagalan, dan bahkan dapat menghalangi individu untuk mencapai kemandirian dan pencapaian pribadi yang lebih tinggi. Jadi, ada banyak konteks di mana Nietzsche tidak menganggap cinta sebagai hal yang sangat penting dalam pemikirannya, dan lebih menekankan aspek-aspek lain dalam eksistensi manusia seperti kebebasan, pencapaian diri, dan kekuatan kehendak individu.
Chapter 3: Pengalaman Nietzsche soal cinta
Ilustrasi: Pengalaman Nietzsche soal cinta. sumber: Pixabay
Friedrich Nietzsche memiliki beberapa pengalaman pribadi yang berkaitan dengan cinta, meskipun hidupnya terkenal karena lebih banyak berfokus pada pemikiran filosofisnya daripada kisah cinta pribadi yang mencolok. Namun, ada beberapa catatan tentang pengalaman cinta Nietzsche yang patut dicatat:
ADVERTISEMENT
1. Pengalaman Cinta Awal: Pada masa mudanya, Nietzsche diketahui pernah jatuh cinta pada seorang wanita bernama Lou Andreas-Salomé, seorang penulis dan pemikir. Namun, hubungan mereka tidak berjalan mulus, dan Lou Andreas-Salomé menolak proposal pernikahan Nietzsche. Pengalaman ini dikatakan memengaruhi pemikiran Nietzsche tentang cinta dan perempuan.
2. Pengasingan: Sebagian besar hidup Nietzsche dihabiskan dalam pengasingan, dan ia sering merasa terasing dari masyarakat pada umumnya. Pengalaman ini mungkin memengaruhi pandangan Nietzsche tentang cinta, di mana ia sering menekankan individualitas dan kekuatan individu dalam mencapai kebebasan spiritual.
3. Kesehatan yang Buruk: Nietzsche menghadapi masalah kesehatan yang serius sepanjang hidupnya, dan pada usia yang relatif muda, ia mengalami penurunan kesehatan mental yang menyebabkan gangguan jiwa. Hal ini juga dapat memengaruhi pengalaman pribadinya, termasuk pandangan tentang cinta.
ADVERTISEMENT
Meskipun Nietzsche mungkin memiliki pengalaman pribadi dalam hal cinta, ia lebih dikenal karena pemikirannya yang mendalam tentang berbagai aspek kehidupan manusia, moralitas, dan filosofi, daripada kisah cinta pribadinya. Pemikirannya tentang cinta sering kali tercermin dalam karya-karyanya, di mana ia menggambarkan cinta sebagai bagian dari pengalaman manusia yang kompleks dan ambivalen.
ilustrasi: Cinta. sumber: Kompas Lifestyle
Chapter 4: Pengalaman Nietzsche soal cinta
Friedrich Nietzsche, seorang filsuf Jerman terkenal, memiliki pemikiran yang cukup menarik tentang cinta dalam karyanya. Dia menganggap cinta sebagai fenomena yang kompleks dan berpengaruh dalam kehidupan manusia. Nietzsche berbicara tentang berbagai aspek cinta, seperti cinta kasih, cinta romantis, dan cinta kepada manusia.
Salah satu konsep utama Nietzsche tentang cinta adalah "cinta kasih" atau "kasih sayang" (Liebe). Baginya, cinta kasih adalah ekspresi dari dorongan kehendak untuk memberi dan melayani orang lain tanpa mengharapkan balasan. Namun, Nietzsche juga mengingatkan bahwa cinta kasih yang berlebihan atau tidak seimbang bisa merusak individu.
ADVERTISEMENT
Nietzsche juga berbicara tentang cinta romantis, dan ia cenderung skeptis terhadapnya. Baginya, cinta romantis seringkali terkait dengan hasrat dan dorongan biologis, dan dapat menyebabkan penderitaan jika tidak diarahkan dengan bijak. Dia bahkan menyatakan, "Cinta adalah penghancur, cinta adalah perusak."
Pengalaman Nietzsche dengan cinta sebagian besar tercermin dalam pemikiran filosofisnya daripada dalam kisah pribadi. Namun, pandangannya tentang cinta telah menjadi subjek diskusi yang luas di antara para sarjana dan pembaca karyanya. Dari penjelasan soal Nietzsche soal cinta, Berikut saya memiliki contoh dari kasus kekerasan dalam rumah tangga:
Contoh kasus:
Artis berinisial VM yang mengalami kekerasan dari suaminya yaitu FI yang dimana saat mereka sedang berada di salah satu hotel di Kediri, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Kejadian itu bermula saat mereka sedang berdebat permasalahan yang sangat kecil sekali dan FI pun melakukan kekerasan terhadap VM.
VM pun menjelaskan bahwa suaminya telah melakukan tindakan kekerasan sampai hidung dari VM ini mengeluarkan darah. Dan setelah itu VM ini pun cepat meminta pertolongan, dan tak lama pun VM ini bertemu dengan janitor dan meminta janitor tersebut untuk menelpon polisi.
Dan saat itu pun VM sempat ditarik oleh FI ini lalu dibanting hingga VM merasa bahwa dirinya akan mati saat itu, beruntungnya VM ini berhasil membuat FI ini diam dan VM pun langsung mengambil handphone dan menghubungi siapapun yang ada di kontak handphone miliknya.
Dan tak lama kemudian, Janitor pun kembali sambil membawa polisi dan disitu pun mereka berdua diinterogasi, tetapi alhasil VM tetap meminta untuk dibuatkan laporan.
ADVERTISEMENT
Dan setelah melakukan sebuah penyelidikan yang cukup lama, akhirnya FI pun ditetapkan sebagai tersangka pada hari Kamis, (12/01/23).
Penjelasan tentang bagaimana teori Friedrich Nietzsche dapat dihubungkan dengan kasus kekerasan dalam rumah tangga.
Kekuasaan dan Hierarki:
Nietzsche mempertimbangkan konsep kekuasaan dan hierarki dalam masyarakat sebagai unsur penting. Dalam konteks kekerasan dalam rumah tangga, kita seringkali melihat bahwa salah satu anggota keluarga menggunakan kekuasaan secara berlebihan terhadap yang lain. Nietzsche dapat membantu kita menganalisis dinamika kekuasaan ini, termasuk bagaimana dan mengapa kekuasaan dapat disalahgunakan. Apakah itu sebagai hasil dari ketidakseimbangan kekuasaan antara pasangan atau sebagai akibat dari pengaruh faktor-faktor eksternal dalam kehidupan pribadi.
Etika:
Nietzsche terkenal dengan kritiknya terhadap tradisi moralitas konvensional. Dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga, kita dapat mempertanyakan bagaimana nilai-nilai moral dan etika memainkan peran dalam membenarkan atau menghindari tindakan kekerasan. Apakah norma-norma moral yang diterapkan dalam masyarakat memengaruhi bagaimana kasus-kasus ini ditangani atau apakah norma-norma ini menekankan pentingnya pembebasan individu dari konformitas yang mungkin menghambat mereka untuk mengambil tindakan terhadap tindakan kekerasan.
ADVERTISEMENT
Kemandirian Individu:
Nietzsche sangat menekankan pentingnya kemandirian individu dan pembebasan dari norma sosial yang mengikat. Dalam situasi kekerasan dalam rumah tangga, individu mungkin merasa terikat oleh norma-norma sosial atau hubungan yang buruk. Nietzsche dapat membantu kita memahami bagaimana individu dalam situasi semacam ini dapat mencari pembebasan, baik secara fisik maupun psikologis, dan bagaimana hal ini dapat membantu mereka mengatasi masalah yang dihadapi.
Meskipun Nietzsche tidak secara khusus membahas kekerasan dalam rumah tangga, teori-teorinya dapat membantu kita menggali akar permasalahan dan berpotensi memberikan wawasan tentang cara mengatasi masalah ini dengan pendekatan yang lebih holistik. Penting untuk selalu menjalani analisis semacam ini dengan hati-hati dan dengan niat untuk memahami dan mengatasi masalah, bukan untuk membenarkan tindakan kekerasan.
ADVERTISEMENT