Konten dari Pengguna

Wisata Alam Kalibiru Kulonprogo: Dulu Viral, Sekarang Ditinggal

Rachelia Methasary
Seorang pustakawan di Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas RI). Memiliki hobby travelling dan menulis tentang perjalanannya. Saat ini masih fokus jelajah Indonesia, mungkin kalau ada kesempatan akan explore kancah internasional.
21 November 2024 16:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rachelia Methasary tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wahana high rope di Wisata Alam Kalibiru. Sumber: Dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Wahana high rope di Wisata Alam Kalibiru. Sumber: Dok. pribadi
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak mengenal Wisata Alam Kalibiru ? Dahulu sekitar tahun 2008, objek yang cukup terkenal di Yogyakarta ini sempat viral pada masanya. Kalibiru berlokasi di Kabupaten Kulonprogo dan berjarak sekitar 1 jam dari pusat kota. Berlatar Waduk Sermo dan Perbukitan Menoreh yang menawan, membuat Kalibiru menjadi primadona turis lokal maupun mancanegara saat itu.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya pemandangannya saja, berbagai aktivitas menarik ditawarkan di sini, seperti trekking, outbond, flying fox, high rope serta berbagai spot foto estetik, serta warung makan. Setelah pandemi Covid-19 melanda 4 tahun silam, kini Kalibiru tidak seramai dulu. Di tengah gempuran destinasi hits Yogyakarta, saat ini Kalibiru seperti ditinggal peminatnya. Sepi dan sedikit tidak terurus.
Fasilitas Wisata yang Kurang Berkembang
Kawasan Kalibiru kurang meng-upgrade fasilitas wisatanya dibandingkan dengan tempat viral lain yang serupa. Area foto masih terbilang kurang instagramable yang dapat menarik minat pengunjung untuk berselfie ria. Padahal, salah satu tujuan utama wisatawan adalah memajang foto liburan di media sosialnya.
Selain itu, wahana permainan flying fox dan high rope masih menjadi minat pengunjung. Tidak ada tambahan biaya untuk menikmatinya karena sudah termasuk ke dalam tiket masuk yang dibanderol Rp 5000 per orang. Untuk file foto, dikenakan 5ooo per foto. Sangat affordable namun hal tersebut masih belum meningkatkan jumlah kunjungan.
ADVERTISEMENT
Warung makan pun tersedia di beberapa sudut kawasan ini, namun kondisinya kurang terawat. Hanya satu atau dua saja yang melayani pengunjung, untungnya masih bagus. Hampir semua wisata di Yogyakarta dilengkapi dengan coffeeshop. Hal ini merupakan salah satu daya tarik wisatawan, domestik maupun internasional. Kalibiru belum memiliki sarana tersebut, padahal hadirnya kedai kopi kekinian dapat meningkatkan jumlah visitor.
Akses Jalan Cukup Ekstrim
Rute menuju Kalibiru terbilang tidak mudah. Jalanan aspal yang terjal dan agak bergelombang membuat banyak wisatawan terpaksa naik ojek lokal untuk naik. Ada dua akses menuju Kalibiru, Jalur Clereng dan Jalur Waduk Sermo. Keduanya menantang karena letaknya 450 meter di atas permukaan laut.
Kekurangan ini menjadi kendala pengunjung. Apalagi yang bawa mobil dan belum expert, seperti nyawa taruhannya. Terdapat warlok yang siap menjadi ojek dengan ongkos Rp 15.ooo - Rp 20.000. Walaupun sudah banyak yang memanfaatkan layanan tersebut, jumlah pengunjung Wisata Kalibiru tidak terlalu naik signifikan.
ADVERTISEMENT
Objek wisata di Yogyakarta memang terkenal dengan aksesnya yang sulit. Semakin berbahaya, semakin hidden gem dan menarik. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku bagi Kalibiru. Jika ditempuh dengan motor, rute yang curam tidak terlalu membahayakan, meskipun mesin motor agak sedikit dipaksakan. Oleh sebab itu, sebagian besar wisatawan memilih mencari destinasi lain yang lebih gampang dijangkau.
Kurangnya Promosi di Media Sosial
Platform media sosial kini menjadi alat untuk mengenalkan wisata kepada masyarakat. TikTok dan Instagram menjadi aplikasi paling banyak dimanfaatkan untuk kegiatan pemasaran tersebut. Hampir semua masyarakat tidak akan pernah lepas dari gadgetnya untuk mengakses informasi di media sosial, termasuk mengenai destinasi hits sebuah kota. Tidak sedikit pula content creator dibayar oleh pihak pengelola untuk memviralkan usaha wisatanya.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, pengguna tidak banyak yang memposting mengenai wisata alam Kalibiru. Sangat sedikit jumlah kontennya dibanding destinasi lain yang terbilang baru, khususnya di Yogyakarta. Hal tersebut dipengaruhi berbagai faktor tertentu, diantaranya kurang berinovasi dalam penambahan fasilitas dan spot yang lebih menarik, kesulitan akses untuk mencapai tujuan karena kontur jalan yang terjal, serta persepsi masyarakat yang menganggap Kalibiru sudah tidak se-hits dulu.
Pepohonan yang Gersang dan Tidak Terawat
Keindahan wisata Kalibiru sangat bergantung pada kondisi alamnya. Kini banyak pepohonan yang gersang dan kurang estetik secara visual untuk diambil gambarnya. Kesan hijau nan asri pun perlahan menghilang dari destinasi yang cocok untuk menikmati sunrise dan sunset ini.
Pengunjung yang menyukai aktivitas outdoor akan merasa kecewa jika melihat Kalibiru yang sudah tidak seasri dulu. Hal ini pun akan berdampak pada citra dari wisata itu sendiri dan menurunkan minat masyarakat untuk berkunjung. Selain itu, akibat lain dari matinya beberapa tumbuhan Kalibiru adalah enggannya kawanan fauna seperti burung untuk bertandang. Suasana yang alami dan sejuk seolah hilang dalam sekejap mata.
ADVERTISEMENT
Kita semua berharap, khususnya warga lokal Kulonprogo dan sekitarnya, pemerintah dapat segera merevitalisasi wisata alam Kalibiru. Selain mengenalkan kembali panorama hijau yang memanjakan mata, hidupnya destinasi ini akan menciptakan ekonomi berkembang untuk masyarakat lokal. Di samping itu, pengelolaan wisata yang lebih baik akan menciptakan keseimbangan alam dan lingkungan.