Ecofarming untuk Warga Cianjur

24 Oktober 2017 20:39 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ecofarming AQUA (Foto: Ridho Robby/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ecofarming AQUA (Foto: Ridho Robby/kumparan)
ADVERTISEMENT
Peningkatan kesejahteraan masyarakat bukan lagi menjadi tanggung jawab penuh pemerintah. Banyak perusahaan dan pihak swasta yang berbondong-bondong turut membantu meningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya atau Corportare Social Responsibility (CSR).

ADVERTISEMENT
Untuk menjalankan bentuk kepedulian bagi masyarakat dan lingkungan sekitar melalui CSR, PT Investama Plant Cianjur atau pabrik AQUA Cianjur melakukan berbagai cara yang terwujud dalam satu program utama bernama Ecofarming. 

Ecofarming AQUA (Foto: Ridho Robby/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ecofarming AQUA (Foto: Ridho Robby/kumparan)
kumparan (kumparan.com) beberapa waktu lalu berkesempatan untuk melihat implementasi Ecofarming yang dijalankan di Kampung Tabrik, Desa Gekbrong, Cianjur, Jawa Barat.
Koordinator CSR Pabrik AQUA Cianjur, Jarot partoyo, mengatakan konsep Ecoframing adalah konsep pertanian yang ramah lingkungan atau dengan kata lain merupakan pertanian organik. Artinya dalam bertani, petani di Kampung Tabrik tak seratus persen menggunakan pupuk maupun pestisida berbahan kimia.

”Jadi salah satu program CSR AQUA Cianjur adalah kita launching Ecoframing di akhir bulan November 2016. Mulai running penanaman di januri 2017. Konsep Ecofarming di sini adalah pertanian ramah lingkungan. Otomatis pemakaian dari pupuk ataupun pestisida tidak menggunakan bahan kimia,” ujar Jaror, di Kampung Tabrik, Desa Gekbrong, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (17/10).

ADVERTISEMENT
Dalam menjalankan program Ecofarming, pihak Pabrik AQUA Cianjur membangun sekitar 6 buah green house berukuran 10 x 20 m untuk tanaman potensial di Kampung Tabrik, yakni tanaman paprika. Sehingga paprika yang dihasilkan merupakan paprika organik.

“Ekspektasi kita adalah membikin area yang di sini menjadi area yang bersih dari bahan kimia,” imbuh Jarot.

Program Ecoframing yang tak lagi memakai bahan kimia, setidaknya telah membantu tiga elemen yang saling terkait. Tiga elemen tersebut, ialah petani menjadi terbebas dari bahaya efek bahan kimia pada tubuh, konsumen yang mendapatkan produk sehat, dan lingkungan yang semakin terjaga karena tak ada lagi bahan kimia yang larut ke dalam tanah.

Dari sisi ekonomi, program Ecofarming telah mampu menjembatani kepentingan petani dalam mengakses pasar melalui penyediaan pihak pembeli paprika dan sayur mayur produksi petani Kampung Tabrik.
ADVERTISEMENT
“Tentu ada nilai margin keuntungan yang bisa menjadi tambahan perekonomian petani di sini,” imbuh Jarot.
Ecofarming AQUA (Foto: Ridho Robby/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ecofarming AQUA (Foto: Ridho Robby/kumparan)
Selain itu, program Ecofarming juga mengajarkan petani di Kampung Tabrik untuk memanfaatkan air hujan yang mengalir ke green house dan turun ke embung. Nantinya air dalam embung tersebut dapat digunakan untuk menyiram tanaman, sedangkan sisanya dapat terserap ke dalam tanah melalui sumur resapan.
Untuk mejaga konservasi air Gunung Gede Pangrango, Jarot dan pihaknya telah mengajak masyarakat sekitar untuk menanam 1.000 pohon setiap tahunnya dan membuat lubang biopori. Tak hanya di hutan, mulai dari persawahan dan pekarangan rumah masyarakat juga diwajibkan untuk ditanami pohon-pohon ekonomis, seperti tanaman buah pala, alpukat, dan pohon keras yang bisa diambil kayunya.
ADVERTISEMENT

“Dengan demikian semakin banyak pohon yang kita tanam, pohon tersebut dapat membantu meresapkan air ke dalam tanah. Kemudian, masalah atmosfer dan kesejukan area juga ikut terjaga, karena daanya pohon yang menyerap karbon dan mengeluarkan oksigen,” ungkap Jarot.
Ecofarming AQUA (Foto: Ridho Robby/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ecofarming AQUA (Foto: Ridho Robby/kumparan)
Di lokasi yang sama, Ketua Kelompok Tani Kampung Tabrik, Uden Suherin mengatakan dengan adanya program Ecofarming, petani Kampung Tabrik kini semakin sejahtera dalam bertani dan menjalin kerjasama dengan pasar. Bahkan atas bantuan pihak AQUA produk sayur mayur petani Kampung Tabrik sudah mampu dipasarkan hingga supermarket-supermarket di Jakarta.
“Alhamdulilah meskipun ini baru satu musim ini dampaknya udah terasa nih, khususnya di kesejahteraan, yang dulu kita kalau bertani di luar green house dan pemasaran yang enggak jelas, jadi bertani itu ya hanya mengandalkan nasih aja. Kalau sekarang paprika dan sayur mayur sudah ada harga jelas. Sayur-mayur di sini dijual ke supermarket di Jakarta,” terang Uden.

ADVERTISEMENT
Tak lupa, Uden merasa bersyukur dengan adanya bantuan CSR dari pihak Pabrik AQUA Cianjur. Dirinya mewakili petani Kampung Tabrik merasa beruntung diberi kesempatan untuk mendapatkan bantuan program Ecofarming tersebut.