Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Lewat tulisan ini, saya ingin mendoakan keluarga Mas Wahyu Ichwandardi (@pinot) dan istrinya, Mbak Dita W. Ichwandardi (@ditut), semoga masuk surga. Mereka telah menginspirasi saya dan mungkin keluarga lainnya dalam berkarya. Bukan lewat nasihat berat atau kata-kata motivasi pada umumnya, tapi lewat tindakan sederhana.
ADVERTISEMENT
Tidak perlu banyak saya ulas siapa Pinot. Dia adalah seorang animator yang sangat populer di media sosial. Anda bisa googling soal sederet prestasi Pinot, konten-konten isengnya yang viral, dan bisa juga cek salah satu tulisannya di kumparan .
Karya Pinot sudah diakui oleh industri kreatif dunia. Dia kini tinggal di New York, Amerika Serikat, dan bekerja di VaynerMedia, perusahaan agensi iklan yang memiliki klien kelas atas. CEO perusahaan tersebut, Gary Vaynerchuk, adalah seorang motivator panutan anak-anak muda kreatif dunia.
Yang saya ingin bahas dalam tulisan ini bukan soal Pinot dan karyanya. Tapi lebih kepada caranya membangun kultur dalam keluarga. Pinot dan Ditut punya tiga anak, yakni Arwen, Leia, dan Neo. Mereka sudah melanglang buana bersama, mulai dari Kuwait sampai di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Walau saya tidak mengenal mereka secara pribadi, tapi rasanya kehidupan mereka begitu dekat. Saya seorang ayah yang bekerja di media yang sedikit banyak berhubungan dengan produksi konten kreatif. Saya punya satu istri dan dua orang anak. Dalam satu dua hal, apa yang dilakukan Pinot dan keluarga, beririsan dengan kehidupan saya.
Apa hubungannya industri kreatif dan keluarga? Banyak. Pinot dan Ditut sudah menunjukkan itu. Betapa besar pengaruh kebiasaan di keluarga, terhadap pekerjaan. Lebih luas lagi, terhadap kehidupan.
Dari sekian banyak hal positif dari Pinot dan Ditut, ada dua hal yang ingin saya ulas di sini. Pertama, soal sikap Pinot dan Ditut dalam memotivasi keluarga hingga memotivasi followers-nya dalam berkarya. Kedua, sikap positif Pinot dan Ditut dalam melibatkan anak-anaknya dalam berkarya.
ADVERTISEMENT
Sejak saya follow Pinot dan Ditut di Twitter sekitar dua tahun lalu, saya melihat banyak sekali orang yang menyetorkan gambar atau karya ke akun Twitter mereka. Pinot dan Ditut kemudian memberikan likes atau me-retweet setoran gambar itu.
Rupanya hal itu terjadi karena ajakan Pinot dan Ditut. Mereka selalu mengampanyekan agar kita terus berkarya, tanpa harus merasa minder, takut gagal, takut salah, takut dibilang jelek. Demi menambah kepercayaan diri para followers-nya, Pinot dan Ditut kemudian meluangkan perhatian khusus dengan memberi likes dan retweet. Para followers-nya jadi semangat, percaya diri, karena tahu didukung oleh animator kelas dunia.
Dalam perspektif parenting, Ditut dan Pinot menyadarkan seluruh orang tua untuk melakukan hal yang sama. Kegagalan anak, kekurangan anak, dalam hal kreatif, bisa membuat berkurangnya kepercayaan diri. Yang penting adalah mengapresiasi usaha dan meyakinkan anak-anak kita untuk selalu mencoba.
ADVERTISEMENT
Hal kedua, dan menurut saya ini yang paling seru, adalah tentang melibatkan anak-anak dalam berkarya. Pinot dan Ditut sudah menunjukkan ini dan terbukti bisa menembus batas-batas dalam kepala kita.
Mereka menggabungkan dua hal. Pikiran anak-anak yang tidak terbatas dengan pikiran orang dewasa yang penuh pengalaman. Anak-anak yang penuh dengan impian dan harapan, dikombinasikan dengan orang tua yang sudah punya pengetahuan dan pengalaman. Kombinasi dua hal ini jadi sebuah karya yang menarik.
Future + Past = Beyond
We share the concrete result on our Instagram IG pinot & ditut. Every single post was done with thought & idea collaboration with our children. They help us to take the risk, go beyond time & space, multi dimensional possibility.
ADVERTISEMENT
They push us to do what we couldn’t do in the past. They give us direction how we do our art, especially for their mother @ditut (IG ditut) who just started drawing 6 years ago.
Hal ini yang mengubah pandangan saya di rumah maupun di pekerjaan. Ide tidak boleh hanya milik orang dewasa dan yang berpengalaman, tapi juga milik mereka yang punya harapan dan impian.
***
Notes: Saat ini bersama anak-anak dan istri saya sedang menggarap sebuah buku cerita yang isinya adalah buah pemikiran dari kepala kami berempat. Kami akan saling meneruskan cerita satu sama lain dengan kombinasi gambar dan tulisan. Mungkin agak random, tapi sepertinya bakal jadi petualangan yang seru. Semoga dilancarkan...
ADVERTISEMENT