Polwan Era Digital

9 Maret 2017 7:58 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dhini Hidayati memberikan paparan kepada Polwan (Foto: Kevin Portra/kumparan)
Para polisi wanita kini tak hanya punya peran sebagai penegak hukum. Mereka juga punya fungsi sosial di masyarakat. Terutama dalam urusan informasi di media sosial.
ADVERTISEMENT
kumparan menemui para siswi di Sekolah Polisi Wanita Ciputat, Tangerang Selatan, pada pekan lalu untuk mengetahui proses pendidikan polwan di sana. Selain pelatihan fisik dan teknik penegakan hukum pada umumnya, mereka juga tertarik membahas soal media sosial, media online dan media digital.
Ada sekitar 598 calon polisi wanita yang berkumpul di aula saat itu. Mereka antusias mengikuti diskusi tentang ‘Literasi Media Digital’ yang disampaikan Chief of Collaboration kumparan Yusuf Arifin dan Manajer Komunitas kumparan Dhini Hidayati.
Yusuf Arifin memberikan paparan kepada Polwan (Foto: Kevin Portra/kumparan)
Yusuf Arifin yang biasa disapa Dalipin kemudian menjelaskan awal lahirnya media massa. Menurutnya, teknologi menjadi faktor penting dalam perubahan format media.  Awalnya koran muncul setelah adanya mesin cetak kertas. Setelah suara bisa dikirim, radio muncul. Ketika gambar bisa dikirim, muncullah televisi. Setelah itu, media online bermunculan.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam perkembangan zaman ada kekhawatiran masyarakat mulai meninggalkan media, terlebih pada media cetak. "Tahun lalu ada yang bilang media cetak sedang senjakala, tapi menurut saya media online juga menghadapi tantangan yang sama karena orang-orang lebih melihat media sosial untuk mencari informasi," ujar Dalipin. 
Para siswa sekolah Polwan (Foto: Kevin Portra/kumparan)
Perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan media, dinilai terjadi karena di media sosial ada keterlibatan publik. Sedang pada media konvensional, arus informasi hanya berasal dari redaksi. 
Guna menjawab keinginan masyarakat untuk terlibat dalam penyampaian informasi, perlu sebuah media yang melakukan redefinisi terhadap pola media online. kumparan hadir agar bisa memudahkan pembaca dalam berkontribusi dengan membuat cerita yang ingin disebarluaskan, bersandingan dengan cerita dari tim redaksi kumparan. 
ADVERTISEMENT
Dhini Hidayati memberikan paparan kepada Polwan (Foto: Kevin Portra/kumparan)
Ratusan calon Polisi Wanita yang hadir dalam kesempatan tersebut tertarik dengan konsep tersebut. Beberapa dari mereka yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia berencana ikut berkontribusi menyampaikan kabar di tempatnya bertugas nanti. 
Para siswa sekolah Polwan (Foto: Kevin Portra/kumparan)
Ruth misalnya. Siswa utusan Polda Bengkulu ini berencana menyampaikan informasi masih maraknya eksploitasi satwa yang dilindungi.
"Ada baiknya jika selain ada fitur crowdfunding, ada petisi. Karena saya ingin mengajak orang untuk melarang digunakannya lumba-lumba sebagai hiburan. Padahal, hewan itu dilindungi pemerintah karena terancam punah," sebut Ruth. 
Kepala Sekolah Polwan Kombes Pol Dede Rahayu juga antusias dengan kegiatan ini. Dia menegaskan, para siswa Polwan itu dididik selama tujuh bulan dengan beragam materi. Mulai dari materi dasar sampai pada teknik fungsi kepolisian. Namun menurutnya, pengetahuan soal digital juga penting.
ADVERTISEMENT
Media Sosial Kepolisian
Institusi Polri kini sudah sadar akan pentingnya penyampaian informasi di dunia digital. Mereka aktif dari mulai level Mabes Polri sampai ke Polsek untuk mensosialiasikan program kepolisian dan informasi penting untuk masyarakat.
Kepala Sekolah Polwan (Foto: Kevin Portra/kumparan)
Satu yang paling fenomenal adalah keberadaan TMC Polda Metro Jaya di twitter. Akun milik Polda Metro Jaya itu menjadi salah satu tempat rujukan bagi media, pengguna jalan dan masyarakat umum untuk mengetahui informasi terbaru soal kondisi lalu lintas sampai kejahatan. Akun tersebut diikuti oleh 6 juta orang dan menjadi salah satu yang paling populer di Indonesia.
Selain itu, ada juga akun Divhumas Mabes Polri, sementara di level provinsi ada juga TMCPoldaJabar, sampai di level kota seperti Polresta Bogor, terakhir di level Polsek contohnya Polsek Metro Tanah Abang. Semua menyampaikan informasi penting dan bermanfaat bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Tak hanya akun-akun resmi institusi, para individu polisi pun aktif di media sosial. Terutama para polwan. Nama-nama yang sudah terkenal seperti Briptu Eka Frestya dan Bripda Avi Alvionisa kerap menghiasi layar kaca untuk menyampaikan informasi lalu lintas terkini. Mereka bak selebritis, sampai kehidupan pribadinya pun ikut jadi perbincangan.
Yang paling segar dalam ingatan adalah kemunculan Bripda Ismi Aisyah. Namanya mencuat ketika peristiwa bom panci di Bandung, Jawa Barat, lalu. Sespri Kapolda Jabar itu aktif dalam urusan kehumasan Polda Jabar dan fotografi.
Fenomena ini akan terus berkembang. Polisi butuh media sosialiasi dan masyarakat butuh informasi. Untuk menjembatani itu akan ada polwan-polwan tangkas nan cantik seperti di atas.
ADVERTISEMENT