Konten dari Pengguna

ASIAN GAMES 2018 : ADA ASA INDONESIA

8 April 2018 6:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rachmat Hidayat Majalengka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah lebih setengah abad, Asian Games kembali akan dilagakan di Indonesia. Waktu selama itu relatif telah cukup untuk evolusi membangun sebuah prestasi. Tetapi setelah kita lalui, belumlah cukup waktu tersebut untuk membangun prestasi olah raga kita dijalan menanjak ke puncak pencapaian.
ADVERTISEMENT
Prestasi di Asian Games 1962 tak pernah lagi bisa diulang atau disamai, setengah abad hanya menjadi catatan dalam kenangan. Bahkan pasca itu kita cenderung terjun bebas, ditinggalkan kompetitor yang lepas landas lebih keatas. Tetapi pada rentang waktu tersebut, tetap memunculkan satu dua prestasi yang bahkan menyentuh level langit Asia.
Cabang tenis pernah memperoleh emas berantai era 1970an hingga 1990an. Atet Wiyono, Yustedjo Tarik, Suzana Wibowo hingga ratu tenis Asia Yayuk Basuki berestafet dalam mentradisikan medali emas. Bulutangkis tentu lebih melangit dilevel Asian Games, walau kemudian menyisakan rasa penasaran seorang ratu bulutangkis dunia, Susi 'super' Susanti, yang tak pernah bisa berdiri pada posisi paling atas di podium juara.
ADVERTISEMENT
Olahraga terpopuler, sepak bola, pernah tiga kali menikmati prestasi semi final, satu diantara itu berkalung medali perunggu. Sementara itu ibu segala olah raga, atletik, pernah memiliki manusia tercepat Asia, Muhammad Sarengat, yang membuat Indonesia berlari lebih cepat pada Asian Games 1962.
Dan kini empat bulan ke depan, DKI Jaya, Jawa Barat dan Sumatera Selatan, akan menjadi kandang bagi ribuan atlet yang diundang untuk berjuang menjadi sang pemenang. Menjadi lebih kuat, lebih jauh, lebih tinggi dan lebih cepat. Kita berharap, saatnya kita bukan pecundang, tetapi sang pemenang di kandang yang akan dikenang.